"Siak itu di tengah hutan, nggak ada apa-apanya, sepi, kalau mau jalan-jalan ya ke Pekanbaru, jauh tiga jam....."
~Nenek (ibu kos)~
Sunrise di sungai Siak yang langsung terhubung ke laut, @sungai rawa.
Siak.
Bismillahirrahmaanirrahim...Bulan lalu saya pulang ke Batam, kangen hiruk pikuk kota besar, kangen jalan-jalan, kangen berkebun di taman, kangen tivi, kangen dapur, kangen rumah saya *hickz*, pokoknya kangen yang ramai-ramailah hehe. Kebetulan ada acara aqiqah tetangga samping rumah, otomatis tamu ibu-ibu perumahan atang semua, pada pangling lihat saya. "Loh, kemana aja kok jarang lihat sekarang?", "Kemana aja??", "Kok tambah kurus" *asseeekk*, "Gimana,betah nggak di hutan??" dll. Jiah, pertanyaan terakhir itu sesuatu ya hehe.
Gimana, betah nggak tinggal di hutan??Enak nggak??
Hehehe....yaaa begitulah, dulu, pas mas kakang prabu tiba-tiba bilang ke saya kalau dipindahtugaskan di Siak rasanya eeemmmm.....sebenarnya girang banget sih, nggak ada sedih-sedihnya ninggalin rumah Batam hehe *maklum suka petualang dari waktu bocah*. Cuma ya, adalah saat suka dan sedihnya, suka karena saya bisa jalan-jalan dan melihat Indonesia lebih luas lagi *assiiiikkk*, sedihnya harus ninggalin rumah Batam aja *hickz*.
Jujur, saya buta banget yang namanya peta, tahunya ya pulau Sumatera nggak lebih. Ketika saya tanya mas kakang prabu, Siak itu dimana sih???ya di Siak di Riau, gitu jawabnya tapi saya masih nggak mudeng juga. Pas dikasih tahu kota Pekanbaru, baru deh mudeng hehe. Pertama kali sampai kota Siak rasanya penasaran, kanan kiri hutan bo' hehe, nggak ada rumah gitu atau mini market. Pas mau nyampe kotanya lumayan ternganga soalnya disuguhi jembatan yang gagah dan menjulang tinggi, ya, jembatan Siak. Bawahnya sungai Siak yang lebar dan katanya terdalam di Indonesia iu loh, wikz. Kotanya kecil banget, apalagi pusat kotanya, muter-muter kota paling nggak sampai 20 menit.
Jujur, saya buta banget yang namanya peta, tahunya ya pulau Sumatera nggak lebih. Ketika saya tanya mas kakang prabu, Siak itu dimana sih???ya di Siak di Riau, gitu jawabnya tapi saya masih nggak mudeng juga. Pas dikasih tahu kota Pekanbaru, baru deh mudeng hehe. Pertama kali sampai kota Siak rasanya penasaran, kanan kiri hutan bo' hehe, nggak ada rumah gitu atau mini market. Pas mau nyampe kotanya lumayan ternganga soalnya disuguhi jembatan yang gagah dan menjulang tinggi, ya, jembatan Siak. Bawahnya sungai Siak yang lebar dan katanya terdalam di Indonesia iu loh, wikz. Kotanya kecil banget, apalagi pusat kotanya, muter-muter kota paling nggak sampai 20 menit.
Kalau sore jam 5,monyet2 keluar kandang....
Lingkungan daerahnya masih asri, desa, kampung bangetlah. Ada hutan di tengah
kota, sepi penduduknya, nggak ada angkot, apalagi taksi, adanya bentor
sama travel *mobil avanza dll*. Jalan rayanya dua arah, lebar dan sepi
banget, beneran kayak jalan pribadilah, bisa juga buat ngerumpi atau
gelar tikar gitu hehe. Pasar besar ada namanya pasar belantik, gede
banget. Jangan tanya ada mall nggak???nggak ada
pemirsah...supermarket deh???nggak ada...swalayan dua lantai aja
deh??nggak ada...Nggak percaya???ayo ke Siak, di kota Siak adanya cuma
toko-toko sembako, ukuran ruko, nggak ada yang lebih dari itu. Kalau mau
ngemall ya kudu ke Pekanbaru, itupun jarak tempuhnya 3 jam hehe, bisa
naik boat dari atas sungai Siak, bisa juga naik travel. Ada restoran
nggak???boro-boro...resto cepat saji???nggak kenal *ish*...warung Padang
deh???banyak, lumayanlah jadi saya nggak galau gitu hehe. Paling mentok
makan enak dan wah itu ya makan bebek di warung Lamongan, harus sabar,
nyebrang jembatan Siak dulu soalnya dan nunggu jam 5 bukanya hehehe. Saaken ya???hu'umh.
Jalan 2 jalur,ini di sebrang..itu jembatan Siaknya...
Meskipun jauh dari hiruk pikuk keramaian kota besar, jauh dari mall, selalu ada berkah disetiap momen. Enaknya tinggal di tengah hutan itu bisa nabung *uhuk*, jatah sisa uang makan lumayanlah buat sekolah anak kelak *ahahahaha ini lebay*. Kalau bosan di kos-kosan, ya jalan-jalan keliling kota Siak, meskipun ujung-ujungnya mentok disitu-situ, duduk manis di pinggir sungai Siak sambil menikmati es degan, rasanya bahagia banget loh, alhamdulillah. Suasana daerah yang saya tinggali lumayan kampung banget *padahal ini di kota*, asri, sejuk, orang-orangnya ramah, hobi senyum semua meskipun nggak kenal, dll. Sayuran lumayan murah, ngambil/metik daun singkong di pinggir jalan nggak ada yang ngelarang, silahkan, banyak ikan laut dan sungai yang berlimpah, sering dikasih makanan sama nenek, durian, kudu, kedondong, singkong, rambutan. Sering dibawain ibunya teman sebelah kos sekarung daun singkong, jagung manis, dan semangka, slurppppttt. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan!!.Sesekali pas jalan sore *nggak ding,tiap jalan* sering juga ketemu binatang di jalan raya, kalau nggak ular, monyet ya biawak, paling sering biawak dan monyet. Ngeri, iyha kalau biawak ukurannya kecil, lenggang kangkung aja, tapi ini lumayan bikin bahu dan kaki saya gemetar "uuuuu". Apalagi monyet, "hiyyyaaaaa", kadang seenaknya aja lari ke tengah jalan, kadang gelantungan cari perhatian gitu diatas kabel, ada juga yang keluar tiap pagi sama sore. Mari jepret >_<.
Senja,jembatan dan sungai Siak...
Kemarin, mendadak teman plek mas kakang prabu dipindahtugaskan ke Jakarta, hi jakarta bye Siak. Oke, kita masih stay cool di Siak gitu???ucap saya, hu'umh kata mas kakang prabu sambil tersenyum hehehe. Baiklah, kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya, mari menikmati momen indah di tengah hutan dengan bahagia dan banyak bersyukur ^^.
Ada yang pernah tinggal di daerah/desa/kampung/tengah hutan???gimana sensasinya???ini ceritaku mana ceritamu...!!!!Selamat hari rabu, semoga berkah^^.
Baca juga, tulisan teman saya kak Nisa yang tinggal di daerah juga "Apa Enaknya Tinggal di Daerah?".
Baca juga, tulisan teman saya kak Nisa yang tinggal di daerah juga "Apa Enaknya Tinggal di Daerah?".
***
Siak,19/2/2014
@hmzwan
@hmzwan