CERIA : Menikmati Tradisi Lebaran di Kampung Suami. Lebaran, bagi umat islam di seluruh pelosok negeri
tentunya menjadi momen istimewa yang selalu ditunggu. Tak terkecuali dengan
saya dan keluarga, bahkan lebaran belum usai pun rencana lebaran yang akan datang
sudah dipersiapkan, meskipun hanya sekedar omongan saat berkumpul dengan
keluarga besar. Tahun ini saya, suami dan baby K yang saat itu baru berusia 6
bulan mudik ke Jawa dan berkesempatan menikmati indahnya momen istimewa,
lebaran bersama keluarga besar di Jombang dan Ponorogo. Alhamdulillah…
Menikmati Tradisi Lebaran di Kampung Suami
Ada apa gerangan di kampung
suami, KOREA, Kota Reog Asli alias Ponorogo hehehe. Berikut tradisi lebaran
yang masih sangat kental di kampung suami, khususnya di daerah Sawo.
1. Bersih-bersih rumah di
H-1 lebaran
Mungkin nggak hanya di Korea
saja ya yang bersih-bersih rumah, eh…Ponorogo maksudnya hehehe (intermezzo
kakak). Di Jombang dan daerah lain mungkin juga bersih-bersih rumah, tapi yang
membedakan dan membuat saya terkesan adalah bersih-bersih rumahnya serentak
gitu. Jadi, deretan rumah A-Z mayoritas mengeluarkan kursi tamu, mulai dari
dikebas-kebas sampai dibersihkan menggunakan air, biar kinclong gitu. Sebagian
ada yang mengecat rumah, nyuci tikar di wangan,
sungai kecil di pinggir jalan. Bener-bener kerasa banget menyambut lebarannya.
2. Membuat aneka makanan
untuk lebaran
Kalau didaerah saya, paling
mentok yang bikin sendiri itu rengginang dan pertulo. Tapi di daerah kampung
suami H-3 sudah mulai ramai bikin tape, ada yang nggoreng kacang tanah pakai
pasir, wajik dan lain-lain. Paling kerasa pas bikin tape, bareng-bareng gitu.
3. Bodo bareng
Bodo itu bahasa jawanya
lebaran atau hari raya idul fitri. Setelah shalat idul fitri, saya dan keluarga
besar ibu mertua sungkem dengan nenek, setelah makan bersama selanjutnya saya
dan keluarga inti suami turun gunung, hehehe. Kebetulan rumah nenek ada di
daerah atas, naik ke gunung gitu hehehe. Pas mau turun saya dikagetkan dengan
suara takmir masjid (masjid berada di depan rumah nenek), saya kira ada yang
meninggal ternyata pengumuman untuk muda mudi dan anak-anak untuk segera
berkumpul di masjid karena acara bodo
bareng atau silaturahmi bareng dari pintu ke pintu akan dimulai. Waaaa….seru
bangettt, ternyata acara beginian masih ada disini. Dan bukan hanya muda mudi
dan anak-anak saja lo, tapi bapak-bapak dan ibu-ibu juga begitu, keliling
desanya berjama’ah. Bapak-bapak keliling dari pintu ke pintu bersama
bapak-bapak lain, begitu juga dengan ibu-ibu. Kalau di daerah saya sudah nggak
ada lagi tradisi seperti itu, jadi lebaran bareng keluarga masing-masing gitu. Seru….^^
4. Bawa sembako dan kue
Kebetulan tahun ini, saya,
suami dan baby K lebaran di Ponorogo lumayan lama, sampai hari raya ke 4. Jadi saya
benar-benar melihat dan menyaksikan hal-hal yang menurut saya sudah hilang tapi
di daerah ini masih kental tradisi lebarannya. Kalau di daerah Jombang, Batam dan Siak Sri
Indrapura – Riau (kebetulan saya sudah pernah lebaran di daerah-daerah
tersebut) saat bertamu ke rumah saudara, hanya bawa badan saja. Tapi di
Ponorogo, khusunya di daerah kampung suami, kita yang bertamu membawa sekantong
(kantong kresek ukuran sedang) yang berisi sembako dan kue. Kalau kita mau
bertamu ke 7 rumah, dari rumah bawa 7 kantong kresek, hehehe…lumayan ya. Mayoritas
isinya gula satu kilo, roti biskuit, wafer dan kue lainnya, misalnya stik
balado atau kacang tanah open. Jadi,
kira-kira sudah membayangkan, berapa karung gula dan biskuit di rumah mertua??hehehe.
5. Salam tempel
Nah ini nih yang bikin saya
malu, yaaa….semacam malu-malu mau gitu, hahaha. Nah, kebetulan tahun-tahun
sebelumnya saya dan adik ipar belum punya momongan, Alhamdulillah tahun ini
masing-masing bawa satu anak. Ternyata
di daerah kampung suami, setiap rumah selalu ngasih amplop berisi uang untuk
anak-anak dan balita. Seriusss setiap rumah??yaelah, serius pake banget kakak.
Makannya, wow banget kan, hahaha. Uwww….pantesan anak-anak perempuan banyak
yang bawa tas, ternyataaa, hahahaha. Jadi, sudah dipastikan kalau lebaran tahun ini
salam tempel baby K nempel ke tangan emaknya, hehehe. Alhamdulillah, berkah
lebaran…
Mudik dan lebaran tahun ini
di kampung suami lumayan terobati setelah tahun lalu gagal mudik karena
mendadak hamil. Meskipun kali ini bukan untuk pertama kali merasakan lebaran di
kampung suami, tapi tahun ini saya baru melihat banyak tradisi yang masih
kental dengan lebarannya. Mungkin karena cukup lama liburan di Ponorogo, jadi
cukup berkesan dan bahagia tentunya. INTINYA, lebaran tahun ini sungguh indah,
Alhamdulillah…
Ohya, sebelum berakhir cerita
tentang lebaran asyik di Ponorogo, saya mau kasih info keren tentang event Diaryhijabercom yang akan dilaksanakan
di Hari Hijaber Nasional. Untuk detailnya, silahkan catat baik-baik ya..jangan
sampai ketinggalan^^
Nama Acara : Hari Hijaber Nasional
Waktu : 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta
Pusat
Teman-teman, gimana
lebarannya tahun ini??punya Cerita Lebaran Asyik??ayo dong cerita….^^
*****