Friday, 29 January 2016

Festival Pulau Penyengat 2016


Ada yang pernah dengar pulau Penyengat??beberapa tahun yang lalu, teman pernah cerita kalau dia sedang bertugas di pulau Penyengat yang terletak di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Dia bercerita bahwa disana ada masjid unik, unik karena terbuat dari putih telur. Sampai pada akhirnya ketika saya berhijrah ke Batam - Kepualauan Riau, mulai sedikit tahu cerita tentang pulau Penyengat, termasuk masjid yang terkenal disana. Nama pulau Penyengat juga dikenal dengan pulau Penyengat Indarasakti, pulau kecil yang berjarak + 2 km dari kota Tanjungpinang dan + 35 km dari kota Batam. Selain terkenal dengan Masjid  Raya Sultan Riau, yang tebuat dari putih telur. Sejarah mencatat , pulau Penyengat juga terkenal dengan kisahnya yang melegenda yaitu bahwa Sultan Mahmud menghadiahkan pulau tersebut sebagai mas kawin kepada istrinya Engku Putri. 


Selain menjadi salah satu objek wisata sejarah di Kepulauan Riau, pulau Penyengat juga terdapat kompleks istana kantor, benteng pertahanan di Bukit Kursi, makam para raja dan juga pahlawan Nasional yang terkenal dengan Gurindam 12, Raja Ali Haji. Kalau bicara tentang Raja Ali Haji, saya jadi ingat, sewaktu mengajar di salah satu sekolah swasta di Batam, sering melihat teman (guru) yang mengajari anak-anak membaca Gurindam 12 untuk lomba. 

Ngomongin soal pulau Penyengat, saya jadi ingat kalau bulan depan tepatnya tanggal 20-24 februari 2016 ada Festival Pulau Penyengat. Di mana even ini akan banyak perlombaan, diantaranya lomba jong, sampan layar, becak hias, gasing, pompong hias, fotografi dan masih banyak lagi. Ohya untuk  para pecinta fotografi, ada lomba fotografi lo, objek fotonya tentang pulau Penyengat. Hadiah yang diperebutkan senilah Rp 75 juta dari Kemenpar RI, uwwww....hayooo, pada ngiler kan!!!



Untuk meramaikan Festival Pulau Penyengat 2016, Pemko Tanjungpinang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Tanjungpinang akan mengundang tim dari negara atetangga, seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu, dari luar TAnjungpinang akan diundnag tim dari Kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau serta dari Provinsi Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan DKI Jakarta. 

Uww....mendadak saya jadi ngebayangin, acara ini bakal ramai dan semarak. Sebagai warga Kepulauan Riau dan Blogger Kepri (eaaa.....), berharap semoga acara Festival Pulau Penyengat 2016 berjalan dengan lancar dan sukses, aamiin. So, buat teman-teman yang pingin banget lihat dan memeriahkan acara Festifval Pulau Penyengat 2016, jangan lupa simpan dan catat tanggalnya ya. 20 - 24 februari 2015, kalau nggak mau ketinggalan info tentang FPP 2016, bisa like ke facebooknya....!!!


****

Thursday, 28 January 2016

Serba Serbi Pernikahan di Desa & Kota


Kemarin ada tetangga satu blok yang ngadain pernikahan, tempatnya bukan di gedung tapi di rumah. Kebetulan samping rumah tetangga yang ngadain hajatan dekat dengan jalan utama I di komplek perumahan, jadi otomatis jalan utamanya disewa untuk tenda pernikahan. Saya dapat undangan, kebetulan nggak bisa datang pas temu mantennya, jadi datangnya sore pas resepsi pernikahan. Ini baru pertama kali saya ngehadiri undangan pernikahan (formal) di Batam, beberapa kali datang diacara serupa tapi cuma tasyakuran biasa. Karena pada umumnya pendatang di Batam menikah di kampung halaman masing-masing, kembali ke Batam hanya tasyakuran saja, ngundang teman-teman kerja dan tetangga. 

Sore hari sepulang dari acara resepsi pernikahan tetangga, saya pulang dengan wajah sumringah, maklum pulang dengan perut kenyang hehehe. Sembari menyapa baby K, saya menaruh sovenir berupa bros bunga yang dikemas di dalam kotak mika. Ibu yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu kemudian bertanya "loh, iku oleh-olehe teko manten?? (loh, itu aja oleh-oleh dari acara pernikahan??)". "Enggeh, iki sovenir buk. (iya, ini souvenir buk)", "Lah, endi berkate??(lah, mana berkatnya??), "Nggak nok buk, ndek kuto gak nok berkat-berkatan, mek mangan tok. (nggak ada buk, di kota nggak ada berkat, cuma makan saja). Hiiiyaaa, jauh-jauh ke Batam ternyata yang dicari ibu saya adalaha berkat hehehehe. 

Pernikahan di Desa
Pernikahan di desa sudah dipastikan meriah dan ramai, ada yang acaranya hanya resepsi biasa. Ada juga yang malamnya mengadakan acara ramai-ramai atau nanggap, misalnya ada acara pengajian mengundang kiyai dan lain-lain.  Beberapa hal yang berhubungan dengan kebiasaan yang dilakukan  sebelum acara resepsi pernikahan di desa, diantaranya:
1. Membuat kue 
Bagi orang jawa, membuat kue adalah hal yang harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Biasanya yang punya hajat sudah membuat kue satu minggu sebelum resepsi pernikahan. Biasanya membuat kue kering, seperti kue semprit, marning kacang, dan lain sebagainya. Empat hari sebelum hari H biasanya membuat jenang dan madu mongso. Tiga hari sebelum hari H membuat bumbu masak, seperti bumbu soto, rawon, mie, tumisan dan goreng kerupuk. Satu hari sebelum hari H membuat kue basah untuk weweh atau diantarkan ke tetangga/saudara, acara tahlilan dan resepsi pernikahan. 
2. Sego gurih
Biasanya dilakukan satu hari sebelum hari penikahan, mengundang tetangga dan sanak saudara untuk membaca do'a atau tahlilan setelah shalat isya'. 
3. Resepsi pernikahan dan berkat
Setelah acara akad nikah dilanjutkan dengan acara resepsi. Ada yang akad nikahnya satu hari sebelum resepsi, ada juga yang akad nikahnya sebelum resepsi pernikahan. Seperti acara resepsi pada umumnya, temu manten, sambutan dan acara terakhir ramah tamah. Kalau di Jawa, ketika tamu datang biasanya diberi kotak kue, ada yang kuenya dobel (di kotak dan di meja tempat duduk tamu). Setelah acara ramah tamah dilanjut dengan foto dan pulang dengan membawa berkat. Berkat itu oleh-oleh dari acara undagan (tahlilan/slametan/pernikahan dll), berupa nasi dan lauk pauk serta satu kotak berisi macam-macam kue basah.

Pernikahan di Kota
Umumnya orang kota mengadakan pernikahan dengan menyewa gedung, alasannya karena tinggal di perumahan yang lahannya terbatas sedangkan tamu undangannya banyak, ingin lebih praktis (semua diserahkan ke EO), dan lain sebagainya. Beberapa hal yang berhubungan dengan pernikahan di kota diantaranya:
1. Semua diserahkan di EO
Istilahnya terima jadi, semua diurus oleh EO, mulai dari gedung sampai makanan.
2. Di urus sendiri
Kalau pakai jasa EO, semua urusan diserahkan pada mereka, kita tinggal meeting dan memantau saja. Tapi kalau diurus sendiri biasanya lebih ribet, apalagi yang rumahnya di perumahan, lahannya tidak seluas seperti di desa. Kebetulan tetangga kemarin menyewa dua rumah, satu rumah untuk tidur tamu dan satunya lagi untuk tempat memasak. 
3. Panitia
Biasanya melibatkan tetangga satu blok, kebetulan saya tidak hadir jadi tidak jadi panitia, maklum punya baby yang usianya baru satu bulan jadi nggak bisa diajak sibuk hehehe. Kurang lebih dua puluh tetangga yang terlibat, untuk seksi konsumsi (penjaga meja prasmanan) dan seksi penerima tamu undangan.
4. Makanan
Urusan makanan saat resepsi pernikahan di kota, umumnya lebih simpel. Ada yang memakai kue untuk snack, ada yang tidak, hanya makan nasi dan lauk saja. Pulang tidak membawa berkat seperti pernikahan di desa, hanya mendapat souvenir, misalnya bros atau gantungan kunci.

Namanya juga pernikahan di desa dan di kota, selalu ada saja yang berbeda. Mulai dari soal tempat resepsi, kebiasaan yang dilakukan sebelum hari H, sampai soal berkat hehehe. Tapi, terkadang memang ada yang hilang atau ganjil gitu ketika tiba-tiba pulang dari resepsi pernikahan tidak membawa berkat hehehe. Mau nggak mau jadi mendadak rindu berkat hehehehe.



****



Monday, 25 January 2016

Tentang Selapan


Tentang Selapan. Sekarang tanggal 25 januari 2016, artinya beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 22 januari 2016 adalah selapannya baby K. Ada yang tahu arti dari selapan??selapan itu pendak bayi lahir, hari ke 36. Biasanya yang dilakukan di hari ke 36 itu dibuatkan tumpeng untuk bancaan atau slametan dengan mengundang tetangga terdekat. Mungkin yang orang jawa pasti taulah ya apa itu selapan. Bagi sebagian besar orang jawa, khususnya mereka yang masih mempercayai tradisi nenek moyang, ada kebiasaan-kebiasaan yang masih kental dan masih dilakukan dan diwariskan ke anak cucu mereka. Salah satunya ibu saya, yang mewariskan ilmu dan pengalaman tentang hal-hal yang berhubungan tentang melahirkan ke saya. Apa yang diajarkan dan diceritakan ibu saya tentang selapan dan lain sebagainya, buat saya merupakan ilmu yang sangat berharga. Intinya, yang baik bisa kita serap dan lakukan, yang nggak baik ya nggak usah dilakukan. Jadi, dibuat gampang aja nggak perlu dibuat repot apalagi diperdebatkan, betul nggak???^^

Hal-hal yang dilakukan sebelum selapan
1. Tidak boleh angkat barang berat.
Pastinyalah nggak boleh, karena kondisi ibu setelah melahirkan itu masih lemah. Lemah dalam artian  kondisi fisik masih sakit, baik ibu yang melahirkan normal maupun secar. Jadi untuk beberapa bulan tidak diperbolehkan untuk mengangkat barang-barang yang sekiranya berat. Kata nenek moyang dan ibu saya, orang melahirkan itu lukanya ada di dalam tidak terlihat, jadi jangan melakukan hal-hal yang nggak boleh dilakukan meskipun menurut kita nggak papa. Seminggu setelah lahiran, saya masih nggak boleh angkat nampan yang isinya minuman sama ibu hehehe. 
2. Tidak boleh makan dan minum pedas. Konon katanya, nanti anaknya mencret.
3. Tidak boleh makan dan minum panas. Konon katanya, nanti bibir anaknya kering.
4. Kalau keluar rumah bawa gunting, biar selamat atau selamet.
5. Kalau jalan harus pelan-pelan tidak boleh seenaknya. Karena perut masih sakit dan dalam kondisi pemulihan. Ingat baik-baik kata nenek moyang, orang melahirkan itu lukannya ada di dalam, tidak terlihat.  
6. Kalau duduk, kakinya harus dirapatkan, agar organ kewanitaannya rapat.
7. Kalau tidur tidak boleh melipat kaki, emmmm....nggak boleh nekuk-nekuk gitu, gimana ya bahasanya hehehe, pokoknya gitulah. Kalau tidur kakinya harus lurus, agar tidak terkena varieses. Kalau saya, biasanya sebelum tidur di bobok'in atau pakai lulur (param beras kencur) dulu di area tangan, pundak dan kaki sama ibu. Kemudian kaki saya di tutup pakai kain jarik, kalau udah begini biasanya tidurnya nyenyak, bangun-bangun pas debay nangis minta ASI.
8. Tidak boleh makan buah pepaya, nanti organ kewanitaannya becek.

Dan, mungkin masih banyak lagi. Ini masih sebagian kecil saja, umumnya setelah selapan berlalu, hal-hal diatas masih berlaku tapi tidak terlalu ketat.

Baca juga : Mengenal Tradisi Jawa Pasca Melahirkan

Hal-hal boleh dilakukan setelah selapan
1. Menggunting kuku bayi.
2. Mencukur rambut bayi, agar bawaan dari rahim bersih atau ganti dengan rambut baru.
3. Bengkungan atau pakai stagen (korset, gurita atau kendit), agar awet cantik. 

Kok cuma tiga??sebenanrnya masih banyak, tapi kata ibu saya, intinya setelah selapan berlalu, harus lebih hati-hati. Mulai dari tidak boleh angkat beban berat sampai makan dan minum harus lebih di hati-hati, jangan sembarangan. 

Baik buruk untuk diri sendiri
Bagi orang jawa, banyak hal yang tidak boleh dilakukan oleh ibu setelah melahirkan, apalagi bagi orang jawa tulen. Mungkin sebagian besar orang ada yang bilang "kok kamu nurut aja sih!!ini jaman sekarang bukan jaman dahulu..". Menurut saya, selagi itu baik ya saya lakukan, tapi kalau menurut saya nggak sreg, ya nggak saya lakukan. Misalnya saja tidak boleh makan pepaya, bagi saya pepaya itu banyak mengandung serat dan baik dikonsumsi untuk ibu setelah melahirkan. Manfaatnya untuk meminimalisir susah buang air besar, kalau makan banyak sayur dan buah kan pencernaan jadi lancar, artinya BAB juga bakal lancar. 

Ada kata-kata yang selalu saya ingat ketika ibu berbagi pengalaman dan bercerita seputar hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh ibu setelah melahirkan. Ingat baik-baik, catat baik-baik, "cantik jelek buat kamu sendiri". Dan, orang dulu bilang, perempuan itu seperti daun rambang, kalau baik dan cantik diraba, kalau jelek dibuang. Duh, ini mak jleb banget loh, kalau dipikir-pikir, bener juga sih hehehe. 

Kalau di daerah teman-teman, ada istilah selapan atau ada hal-hal unik seperti diatas nggak??ayo dong sharing...^^


****