Wednesday, 14 October 2015

Gara-gara Kabut Asap Pekat, Pesawat Tak Jadi Berangkat


Gara-gara kabut asap pekat, pesawat tak jadi berangkat. Minggu lalu, drama mencari tiket pesawat adalah hal yang paling menegangkan buat kami. Kok bisa??kebetulan kami tinggal di Siak Riau, artinya daerah yang kami tinggali terkena bencana kabut asap. Dua bulan lamanya asap pekat juga belum hilang, semakin kesini semakin pekat dan gelap. Tiga hari sebelum hari H kami merencanakan pulang ke Batam, Siak diguyur hujan, begitu juga dengan di kota Pekanbaru, Alhamdulillah. Biasanya setelah turun hujan, cuaca menjadi lumayan terang, nggak gelap. Besoknya kami booking tiket pesawat menuju Batam. Dan, di hari H, ternyata pas kami buka pintu lepas subuh, kabut asapnya tebal sekali, duh Gusti....gimana ini??*sambil pandang-pandangan mata hahaha*. Karena tiket sudah ditangan, dan dengan mengucapkan Bismillah, kami berangkat menuju kota Pekanbaru pagi-pagi sekali, jam 06.30. 

Dari daerah tempat tinggal kami sampai kota Pekanbaru cuacanya benar-benar memprihatinkan, kabut asap sangat tebal dan jarak pandang 50 meter. Bahkan pas masih di daerah sebrang (sebrang jembatan Siak), jarak pandang hanya 10 meter, jadi bener-bener harus waspada dan fokus jadi asisten pak sopir alias suami hehehe. Sampai kota Pekanbaru pukul 10.00, kok lama banget??macet di daerah Maredan karena ada perbaikan jalan. Rencana pesawat berangkat pukul 11.50, artinya kami harus sampai di bandara SSQ II satu jam sebelumnya. Antar mobil dulu ke rumah teman buat dititipin, tapi sampai bandara ternyata tidak sesuai dengan rencana, setelah check in dan menunggu satu jam sambil lesehan di lantai sambil nyemil pastel ahahaha. Akhirnya ada pengumuman kalau penerbangan PKU-BTH di batalkan, kecewa??nggak juga, karena perjalanan kali ini bener-bener tidak bisa di prediksi karena kabut asap. Jadi, bener-bener sudah disipakan, kalau nggak bisa naik pesawat, opsi selanjutnya adalah naik kalap ferry.


Terus, gimana tiket pesawatnya??uang balik atau malah nggak balik alias rugi??
Setelah pengumuman, akhirnya kami menuju ke lantai bawah ke kantor maskapai Citilink untuk klaim tiket pesawat. Lumayan antri panjang, sebagian besar ada yang kecewa, sebagian lagi ada yang lempeng-lempeng aja seperti kami hehehe *baca pasrah*. Tiket bisa ditukar dengan uang cash (di tempat atau di kantor maskapai di bandara) apabila beli tiketnya langsung melalui website citilink, nggak perlu nunggu berhari-hari atau berbulan-bulan, tapi langsung dibayar cash. Kalau beli tiketnya melalui agen travel, nanti kita dikasih surat rekomendasi dari pihak maskapai, dan langsung bisa di klaim di agen travel. 

Hati-hati. Ohya, pas kami ketemu bapak-bapak di kapal, ternyata beliau beli tiket di agen travel online ternama. Klaim tiket peswatnya (yang batal terbang) sampai berbulan-bulan lo nggak cair, sempat kaget juga. Untung kami belinya di agen travel milik teman, jadi Alhamdulillah aman. Intinya, harus teliti sebelum beli tiket ya temans...

Teman-teman punya cerita yang sama nggak??gagal terbang naik pesawat gara-gara sesuatu??


***

Thursday, 8 October 2015

Pertama Kali Nyobain Mi Sagu

Pertama kali nyobain mi sagu. Pernah makan mi sagu??gimana rasanya??enak kan??kalau saya, baru aja tahun yang lalu ngincip enaknya mi sagu di tanah melayu, Siak Sri Indrapura - Riau *komplit yes*. Dulu, sebelum jadi anak rantau, saya bener-bener nggak tau dan nggak kenal sama yang namanya mi sagu dan kwetiau. Maklumlah, waktu kuliah jadi anak kos tulen, taunya mi goreng, nasi goreng, tahu tek, tahu telor, bakso dan siomay. Jadi, petualangan yang sebenarnya bermula saat pindah dari tanah Jawa ke Kepulauan Riau, tepatnya di Batam.

Untuk pertama kalinya melihat dan menikmati mi kwetiaw saat di Batam, tapi kalau mi sagu, pastinya di Siak Riau. Dulu, pas pertama kali ke pasar di Siak, sempat melihat-lihat banyak mi warna putih, tepatnya bening di deretan kios-kios pasar. Sudah dibungkus setengah kilo dan satu kilo perplastik. Usut punya usut, pas ngobrol dengan almarhumah nenek kos, ternyata itu namanya mi sagu. Di Siak banyak yang jual, diambil dari daerah Selat Panjang Riau. Cerita dari nenek, katanya di daerah Selat Panjang banyak masyarakatnya yang buat mi sagu, karena disana banyak tumbuh pohon sagu. Wah, seru ya, kapan-kapan ah mampir dan jalan-jalan ke Selat Panjang, biasanya kalau saya balik ke Batam naik kapal ferry, cuma bisa mampir aja di pelabuhan *kapal ambil penumpang maksudnya hehe*.

Rasa dan tekstur mi sagu
Kalau masalah rasa, sebelum di masak saya belum pernah nyoba hehe. Tapi kalau sudah dimasak jadi mi goreng, rasanya enak, tekstur minya kenyal lembut, tapi nggak kenyal seperti mi kwetiau, ini lebih lembut. Kebetulan pas pindahan dari kos-kosan ke rumah petak, sering dapat kiriman makanan dari tetangga yang buka jasa catering. Salah satunya mi sagu goreng, bumbunya sama seperti bumbu pembuatan mi goreng, dikasih kecap, sawi, sambal goreng kering tempe, timun dan kerupuk. Perpaduan yang cocok ternyata, mi sagu dinikmati sama sambel goreng tempe kering. Bolehlah kapan-kapan kalau balik ke Siak, mau bikin mi sagu goreng sendiri hehe.

Teman-teman pernah makan mi sagu??gimana rasanya??


***

Monday, 5 October 2015

Sarapan Bareng Monyet

Kebayang nggak??nggak usah mbayangin yang aneh-aneh ya hehehe, saya mah udah biasa. Gimana nggak biasa, sejak pindah dan tinggal di Siak Riau, mau nggak mau sering ketemu sama banyak hewan, salah satunya monyet. Kebetulan di kota Siak kan masih banyak hutan (hutan pepohonan, bukan sawit, ingat, ini di kotanya), jadi masih banyak ditemui hewan-hewan liar.  Di belakang rumah yang saya tempati sekarang, masih banyak pepohonan, jadi sudah dipastikan ada monyet gelantungan, ada biawak segede buaya (ngeri kan??banget) dan burung-burung cantik yang belum pernah saya lihat sebelumnya. 

Kapan hari, saya dan suami mau ke pelabuhan. Jadi sepertinya harus sarapan dulu, maklum perjalanan lumayan jauh, 1 jam dan jarang ada warung. Karena sudah mendapatkan menu enak untuk sarapan di Siak, jadi kami langsung ke tekape. Sampai tempat, seperti biasa, banyak monyet di depan warung. Nggak takut??ya takutlah, tapi kan ada nenek (pemilik warung) yang stand by disana, jadi aman. Mereka nggak nakal kok, karena si nenek ini selalu ngasih mereka makan dari sisa nasi para pembeli. Kadang, ada bapak-bapak yang setiap hari ngasih pisang. Baik ya bapaknya....^^



Seperti biasa, saya dan suami memesan nasi gurih. Nasi gurih itu kayak nasi uduk, isinya lumayan komplit. Ohya, yang jualan nasi gurih ini orang Medan, jadi bener-bener klop banget orangnya, sumringah, baik dan asik diajak ngobrol (persis sama almh nenek kos dulu :( ). Masakannya enak, pokoknya cocok banget sama lidah orang Jawalah, makannya itu, saya dan suami udah bener-bener jatuh cinta sama nasi gurihnya hehehe. Satu porsi nasi gurih lauknya ada telor sambal, mi bihun goreng, sambel goreng tempe pedas cabe ijo, kering kentang teri, timun dan kerupuk. Rasanya, duh.....ini baru nasi gurih!!!emang nasi gurih di Siak gimana??hehehe....jangan tanya. Yaaa, begitulah, bertahun-tahun (ceilah baru 3 tahun) tinggal dipelosok dan mencari sarapan atau menu makanan yang pas di lidah, baru ini dapet yang pas di lidah orang Jawa. Seneng bangetlah pokoknya....^^

a la-a la hands in frame, ihhier

Sarapan ditemani sama monyet itu lumayan seru, makan sambil lihat tingkah laku mereka itu sesuatu banget. Ada yang iseng satu sama lain (hahahahaha..ada lo ternyata,ya ampunnn), ada yang manjat-manjat pohon, kalau ada bapak-bapak yang ngasih pisang, langsung lari berebutan, seru ya...^^

Teman-teman pernah nggak sarapan bareng monyet???hehehe..


****
Nasi gurih warung ijo
Lokasi depan hutan kota jalan balai kayang (pas depan gerbang hutan kota)
Satu porsi 10.000
Rasa : 9+ poin

Friday, 2 October 2015

Enaknya Sarapan Buah

I Love SBY...Sarapan Buah Yuk..!!


Sarapan buah, emang kenyang?. Awalnya sih rada ragu, masak sarapan buah??pagi-pagi pula, kan nanti kena mag, maunya sehat malah sakit. Dulu, saya sempat berpikir seperti itu, tapi pas baca banyak artikel di group FC kurang lebih 3 tahun yang lalu, akhirnya saya coba sarapan buah. Bukan untuk diet, tapi lebih ke mengatur pola makan. Maklumlah pola makan saya amburadul nggak karuan hehehe. Disini saya nggak bahas tentang FC, saya mau sharing aja tentang nikmatnya sarapan buah di pagi hari. 

Buah lokal is the best
Mulai sarapan buah sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, bangun tidur minum jeruk nipis hangat, setelah itu sarapan buah. Lebih seringnya buah yang saya konsumsi untuk sarapan adalah buah lokal, kebetulan di Siak banyak banget pepaya, semangka dan pisang. Jadi seringnya beli pepaya dan pisang, kadang kalau lagi musim mangga, berhari-hari sarapan mangga terus hahahaha *mumpung murah oey*. Kebetulan di Siak banyak banget pohon buah tapi herannya itu kenapa selalu mahal harganya ya??yang murah paling-paling rambutan,soalnya banyak banget pohonnya. Pohon buah matoa juga banyak, tapi mahalnya nggak keturutan. Jadi saya lebih pilih yang aman, buah lokal dan harga terjangkau, yang penting sehat yes hehe.

Sarapan buah, emang kenyang?
Kalau saya sih kenyang-kenyang aja, jam 07.00 sarapan dua buah mangga *untuk saya dan suami*, kadang kalau belum kenyang nambah buah pisang. Kalau teman-teman tau FC pasti sudah faham ya, baru makan berat jam 12 siang. Kalau jam 09.00 lapar lagi gimana??ya makan buah lagi hehe. Itu yang ikut FC lo ya, catatbaikbaikya. Nah, kebetulan lagi hamil, jadi Alhamdulillah saya masih konsisten sarapan utamanya masih buah. Sarapan kedua baru deh nasi, eaaaa hehehe. Yang paling penting konsumsi banyak serat dipagi hari biar nggak seret BABnya. Tul nggak??

Enaknya sarapan buah itu..
Nggak kerasa sudah kurang lebih 3 tahunan lamanya sarapan buah, efeknya enak di badan. Apalagi kalau hari dibuka dengan sarapan buah, enak diperut dan nggak begah rasanya. Kalau dulu rutin dari pagi sampai jam 11 sarapan full buah, sekarang udah setengah jalan. Artinya sarapan keduanya pakai nasi hehehe. Plusnya BAB lancar setiap hari, Alhamdulillah sesuatu. 

Teman-teman sarapan pertamanya apa nih??


****