Friday, 12 June 2015

Sudut Kota : Mereka yang Berjasa

Karena pada setiap sudut kota, banyak hal yang harus diceritakan.
~HM Zwan~

Masih ada yang bertanya kota Siak itu dimana??dengan senang hati saya akan terus menjawab, Siak Sri Indrapura itu ada di Riau. Tepatnya kota kecil di tengah-tengah hutan sawit area Riau, sempat geleng-geleng kepala pas saya naik pesawat mau landing di bandara Syarif Kasim II Pekanbaru. Tampak nyata hutan sawitnya, bener-bener kaya ya Riau ini hehehe. Itu baru sawitnya, belum yang dibawah tanah hehehe. Dari kota Pekanbaru ke Siak membutuhkan waktu 2-3 jam perjalanan darat/sungai. 

Sebenarnya banyak hal yang membuat saya terkesima dengan kota Siak, salah satunya adalah pemandangan setiap pagi sampai siang. Kalau kita keluar rumah pagi-pagi, misalnya mau ke pasar, pasti di tengah perjalanan bertemu dengan ibu-ibu petugas kebersihan. Dengan topi beraneka ragam model dan bentuk, para ibu-ibu (dari yang muda sampai mbah-mbah) asik menyapu jalanan kota. Biasanya ada yang menggunakan sepeda motor, ada juga yang masih menggunakan sepeda ontel. Sebagian besar yang menyapu adalah ibu-ibu, sedangkan bapak-bapak biasanya tugasnya mempercantik rumput, menyiram bunga pakai mobil dan memotong rumput di pinggir jalan. 

 Jalan selebar ini pun disapu lo hehe,kata saya,ini jalan pesawat...lebar banget pokoknya. Samping kiri adalah hutan lindung, banyak monyet pastinya hehe.
 Ini jalan menuju ke pasar

Bersih kan???terus, kamu kapan ke Siak???hehehe...

Silahkan baca juga..
****

Monday, 8 June 2015

Berburu Udang Galah di Siak Riau


Ini masih cerita tentang kegiatan saya selama 2 jam bersama Isti Thoriqi di Siak minggu lalu, nggak kemana-mana sih, 2 jam dihabiskan di warung makan Yessy dan jalan-jalan di area taman tengku mahratu dan Pecinan. Nggak tega rasanya, ketika saya menulis travel guide yang salah satunya adalah tempat kuliner, tapi ketika ada teman yang ke Siak dan pingin banget ngincipin salah satu atau dua kuliner yang saya rekomendasikan. Ternyata dua-duanya sedang kosong, hickz. Yang terjadi kemarin adalah, mbk Isti penasaran sama yang namanya sup tunjang, pas sampai di tempatnya ternyata sedang kosong alias nggak buat. Selanjutnya mbk Isti penasaran sama udang galah Siak yang mak Lusi pernah makan disitu juga, di RM Yessy belakang Istana Siak. Setelah sampai tujuan ternyata udang galahnya tidak ada alias sedang kosong, akhirnya makan seadanya. Disitulah kadang saya merasa sedih, syedih syekali.... >_<



Setelah menikmati makan siang di RM Yessy, saya mengajak mbk Isti ke taman tengku mahratu. Selain tempatnya adem, nggak jauh juga sama daerah Pecinan. Pas kami jalan santai menyusuri daerah Pecinan, sontak mata kita langsung menuju ke RM Wan Syafari'ah (di travel guide juga ini saya rekomendasikan). Ciyyyyaaaa, ada udang galah disitu hahahaha. Yaudahlah gimana lagi ya, perut udah kenyang, nggak mungkin juga makan lagi. Setelah jalan-jalan keliling daerah Pecinan, sebelum pulang, mbak Isti kok kayaknya pingin banget ngincip udang galahnya. Akhirnya mampir dan beli juga hahahaha, mumpung masih di Siak, kapan lagi coba ke Siak. Nggak pakai nasi, cuma beli udang galah yang segede gaban itu hehehe, karena saya sedang tidak boleh makan seafood, akhirnya mbk Isti aja yang makan udangnya. Finally, mbk Isti keturutan makan udah galahnya, alhamdulillah. Disitu kadang saya merasa sangat bahagia syekali...^^




Note : Kebetulan di depan RM Wan Syafari'ah juga ada RM Yessy (cabang) juga, jadi kalau mau incip udang galah Siak, langsung kesini aja. Setidaknya kalau di salah satu rumah makan tidak ada, bisa celingak-celinguk di rumah makan yang lain hehehe. 

Ada yang penasaran sama udang galah Siak???hayuk ke Siak^^


*****
RM Wan Syafari'ah
Lokasi : Samping taman tengku mahratu/samping kuburan. RM pas di pojok.
Udang galah kurleb setengah kilo 65K

Wednesday, 3 June 2015

2 Jam Bersama Isti Thoriqi di Siak



Ada yang nggak asing sama nama diatas??Isti Thoriqi??pemilik blog rainbow journey , yang hobi banget jalan-jalan. Kalau yang belum kenal, cus aja ke blognya, bakal diajak keliling Indonesia dengan cuma-cuma lewat tulisannya hehehe. Nah, ceritanya minggu lalu tepatnya hari jum'at, mbk Isti jalan-jalan ke Siak Sri Indrapura - Riau lho. Sebelum ke Siak, sempat tanya di komen blog, kira-kira kalau sehari ke Siak, cukup nggak??nah, jawabannya saya tulis disini (Sehari diSiak Kemana Saja?). Kebetulan banget mbk Isti ini bener-bener baca detail travel guide dari saya, mulai dari naik speed boat, nyari bentor sampai cari udang galah hahaha. Artinya, do'i ini niat banget ya travelingnya hahahaha, sallutttt. Kebetulan badan saya kurang begitu fit, jadi nggak bisa nemenin seharian keliling Siak, jadinya saya ajak makan siang bareng. Pukul 11.00 saya nunggu mbk Isti pas di depan Istana Siak, pas saya tanya mau makan apa?dia bilang mau sup tunjang, e... pas sudah sampai warungnya ternyata gggak bikin sup. Alternatif kedua, mbk Isti mau incip udang galah di RM Yessy, e.....ya nasib,nggak ada, akhirnya makan seadanya. 

Pas banget mbk Isti keliling Siak dijemput driver, jadi sementara drivernya shalat jum'at, saya ajak dia jalan ke taman tengku mahratu dan daerah Pecinan. Sambil ngobrol ngalor ngidul dan foto-foto narsis hehehe. Sampai pada akhirnya mbk Isti pingin ngincip kopi khas Siak, karena di daerah Pecinan ini banyak warung kopi. Cuma pesan satu cangkir kopi, ndilalah mbk Isti ini pingin banget minum kopi yang cangkirnya kayak di foto temannya (cangkir jadul yang masih banyak digunakan di warung kopi di daerah Riau dan Batam). Yang keluar bukan cangkir yang dia mau, tapi masih rada-rada jadul gitu, yasudah nggakpapa katanya hehehe.

Setelah mencicipi kopi dan foto-foto lagi, kami balik ke taman tengku mahratu. Dipertengahan jalan tepatnya di depan RM Wan Safariah (RM ini keterangannya juga ada di travel guide,pas dipojok), kami nyeletuk, Duh tau gitu tadi makan disini ya, ada udang galahnyaaaaa....hahahaha. Atas nama nggak tega dan takut nyesel, saya nyeletuk Apa nggak mampir nyoba udang galahnya,mumpung lo...Boleh nggak ya beli udangnya aja??....ya bolehlah... Akhirnya masuk dan finally mbk Isti makan udang galah Siak, yeay....!!!Ohya, selama kami ngobrol di daerah Pecinan, tepatnya di warung kopi dan rumah makan. Sempat ngobrolin makpuh Indah Juli, mak Lusi dan mbak Lia "Liandamarta" xaxaxaxaxa, kalau makpuh itu gara-gara besoknya mbk Isti mau ada acara bareng di Jakarta dan saya nitip salam dong yaaa. Kalau mak Lusi, apalagi kalau bukan tentang udang galahnya hahahaha. Kalau mbak Lia, seminggu sebelumnya sempat ke Siak juga.

Selesai menikmati udang galah khas Siak, kami kembali ke taman tengku mahratu. Pas banget drivernya mbk Isti datang, begitu juga dengan suami saya. Sebelum pulang, nggak afdhol rasanya kalau belum mengabadikan momen indah si cantik Isti Thoriqi foto di taman tengku mahratu. 2 jam berlalu, saya pamit pulang karena langsung ke dokter, dan mbk Isti lanjut explore Siak. Hari yang menyenangkan, alhamdulillah..

Terus, kamu kapan ke Siak??hehehe...


***

Wednesday, 27 May 2015

Jembatan Siak III : Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamyah


Pertama kali tahu nama jembatan bagus sewaktu di Siak Riau, di Jawa banyak jembatan tidak bernama hehe. Etapi, yang terkenal dan nggak jauh-jauh sama Jombang ada jembatan Suramadu, tapi sayang belum kesana, semoga pas pulang kampung bisa jalan-jalan. Beberapa tahun tinggal di Batam, ikon kotanya jembatan Barelang, geser pindah sedikit ke Riau tepatnya di Siak ada satu jembatan yang menjadi salah satu penghubung antara kota dan daerah di Riau ke kota Siak. Nama jembatannya Tengku Agung Sultanah Latifah, keren banget kan??saya aja sampe heran nggak karuan, keren banget namanya *norak nggak karuan*.  Ketika suami libur, jadwal utamanya kalau nggak malas adalah jalan ke Pekanbaru, itupun kalau lagi pingin lihat kota hehehe. Untuk menuju kota Pekanbaru, ada dua jalur, lewat Perawang dan lintas timur. Kebetulan kali ini lewat Perawang, ternyata jalannya banyak yang rusak, jadi butuh waktu kurang lebih 4 jam sampai Pekanbaru. Kalau lewat perawang tembusnya lewat jembatan Siak III Sultan Muhammad ali Abdul Jalil Muazzamyah, diresmikan pada tanggal 3 Desember 2013. Dari jauh sudah terlihat cantik jembatannya, tapi ada yang ngganjal menurut saya, jembatannya kok melengkung ya. Karena pada umumnya bentuk jembatan lurus, dan ini melegkung, coba deh perhatikan baik-baik gambar yang saya abadikan, unik ya. Tahun pertama tinggal di Siak sempat dengar ada jembatan yang goyang dan bengkok, katanya jembatan Siak III. Jadi untuk sementara diperbaiki, tapi dua bulan lalu sudah bisa dilalui dan saya lewat jembatan ini. 






Sudah pernah lewat jembatan Siak III??kalau belum, hayuk ke Pekanbaru hehe^^


****

Friday, 22 May 2015

[Travel Guide] Sehari di Siak, Kemana Saja??

[Travel Guide] Sehari di Siak, Kemana Saja??

Sejak pindah ke Siak Sri Indrapura - Riau, saya banyak mengulas tentang seluk beluk kota kecil yang indah ini. Apapun bentuknya, mulai dari sungai *iya sungai*, jalan lebar, tempat nongkrong sampai istana Siak, semuanya saya abadikan di blog ini. Jujur, saya dulu nggak tau kalau di Indonesia ini ada kota yang bernama Siak Sri Indrapura lo hehe, dan sampai pada akhirnya saya sejenak berlabuh disini. Sejak itulah, beberapa teman/orang yang tanya saya seputar Siak. Mulai dari, Siak itu dimana ya??kalau mau ke Siak naik apa??di Siak itu ada apa aja??yang paling terakhir *baru kemarin*, ada yang bertanya, kalau sehari di Siak kira-kira cukup nggak keliling kota??. 

FYI, for your information....Kota Siak itu kecikkkk, eh kecil maksudnya *maklum latah bahasa* hehehe. Kotanya aja bisa diputerin nggak nyampe 60 menit *nggak nyampe segitulah*, pakek sepeda motor hehe. Itu jalannya nyantai nggak ngebut, jadi sudah kebayang kan kota Siak itu kecil. Ibaratnya cuma muter aja, dari jembatan Siak, terus lewat depan perum Bupati, lanjut ke jalan dr sutomo, belok kiri ke daerah pecinan, lurus lewat depan istana Siak, masjid Syahabuddin, museum Balairung Sri, dan kembali ke jalan pulang menuju jembatan. Tuh kan??kecil hehehe...Udah kebayang kan gimana bosannya saya setiap sore harus keliling di tempat yang sama, karena nggak ada tempat lain hehe. Mau ke mall, mana ada mall disini. Paling mentok alfamart, sujud syukur banget pas toko ini baru buka, setidaknya bisa muterin toko lima kali hanya untuk ngadem, lihat-lihat nggak jelas, beli es krim  dan langsung ke kasir hahaha. Karena bahagia itu sederhana...*ngelesss ngeless*

Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah

Em, kalau aku sehari di Siak, kira-kira bisa kemana aja ya??cukup nggak sehari keliling kota Siak??Ohya, aku dari Pekanbaru nih..

-  Transportasi
Pekanbaru - Siak / Siak - Pekanbaru
Kalau dari Pekanbaru ke Siak (dan juga sebaliknya, Siak - Pekanbaru) ada dua transportasi. Darat dan  sungai, darat ada travel (semacam xenia,avanza dll), sungai ada speedboat. Kalau travel saya belum pernah naik, kata teman dan tetangga kos lumayan lama kalau pakai travel. Nah, kalau pakai speedboat itu ada perjam sekali, tapi *tolong dicatat baik-baik* kadang tergantung penumpang, kalau ada penumbang banyak baru berangkat, tapi kalau hanya beberapa waktunya diundur, jadi pastikan tanya ke penjual tiketnya ya *catat baik-baik pokoknya poin ini*. Ohya, naik speedboot Siak-Pekanbaru (juga sebaliknya) kurang lebih 3 jam. Ongkos sekali naik @ 90.000, ini harga awal tahun, terakhir saya naik speed.
PS : buat yang cuma punya waktu satu hari di Siak, berangkat dari Pekanbaru pakai speedboot paling awal jam 07.00, dan balik lagi ke Pekanbaru pakai speed terakhir dari Siak. Kalau pingin tau jadwal fix speed terakhir ke Pekanbaru jam berapa, minta nomor telpon penjual tiket di pelabuhan Siak ya. 

Transportasi di Kota Siak
Di Siak nggak ada taxi, angkutan umum apalagi bis kota, nggak ada. Terus adanya apa dong??adanya cuma bentor alias becak montor. Itulah minusnya kota indah ini hehehe. Jadi, kalau mau keliling kota Siak, bisa menggunakan jasa bapak bentor hehe. Nyari dimana bentor??nggak usah nyari, karena bentor banyak yang standby di pelabuhan Siak.

Pas samping pelabuhan Museum Balairung Sri, itu museum bukan masjid hehe

- Tujuan
Kalau dari Pekanbaru jam 07.00, maka sampai Siak kurang lebih pukul 09.30 (kadang lebih cepat kok speedbootnya). 
1. Sarapan (yay or nay,ini sekedar pilihan)
Artinya, harus naik bentor, bisa sarapan pecel atau lontong di jalan dr sutomo, atau di daerah pecinan. Biasanya ada lontong sayur, pecel, gado-gado, kwetiau, nasi goreng dan banyak pilihan. 
2. Museum dan Sejarah Balairung Sri
Kalau mau meminimalisir ongkos, sampai di pelabuhan, rute utama jalan-jalan langsung aja ke museum Balairung Sri. Tinggal menclok aja, karena museumnya ada disamping pelabuhan Siak. Tiket masuknya seikhlasnya, bayarnyapun pas kita keluar dari museum.

Istana Siak
3. Istana Siak
Nggak jauh dari museum Balairung Sri, bisa jalan kaki, di depan museum ada dua pertigaan, pertigaan yang pertama pas didepan museum, pertigaan kedua, dari gerbang museum maju nggak sampai 10 meter, belok kanan. Kurang lebih 700 meter Istana Siak ada di depan mata hehehe. Tiket masuknya @ 3000, penitipan sandal per @ 2000. 
Selesai keliling Istana Siak, bisa ngadem di taman depan istana sambil minum es tebu hehe.
5. Makan siang
Kalau mau meminimalisir pengeluaran, disekitar area Istana Siak ada beberapa pilihan warung makan Padang. Kalau pingin incip udang sungai Siak yang ukuran besar yang pernah disinggahi sama Mak Lusi, tinggal jalan ke belekang Istana Siak. Pas sebelah kanan sungai kecil ada warung Padang, namanya rumah makan Yessy. Nggak usah bingung, karena udangnya terpampang nyata dietalase hehe. Nah, kalau misalnya nggak mau jauh-jauh dari taman Tengku Mahratu, jalan aja ke daerah pecinan (tinggal lihat rumah pojok warna merah menyala). Nggak usah bingung, warung makannya pas banget di samping/belakang kuburan samping taman, pas dipojokan. Ramai kok warungnya, kalau nggak salah ada 2 warung Padang. Nah, di sebrangnya juga kalau nggak salah ada warung Yessy juga.

Atau kalau mau menikmati sup tunjang  ,up khas orang Riau yang recommended *menurut saya di Siak* ada di warung depan Hotel Yasmin, tepatnya di jalan utama menuju hotel. Artinya harus naik dan cari bentor hehe. Kalau mau menikmati masakan ampera yang bikin senyum-senyum dompet, harga murah, rasa enak , silahkan cari bentor. Warungnya ada di jalan dr sutomo, namanya Ampera Sederhana, pas depan Bank BRI. Siap-siap antri, soalnya kalau siang ramai, artinya harga cocok buat backpacker hehehe.

sup tunjang,maknyuss

6. Shalat dan istirahat (leyeh-leyeh cantik)
Di daerah pecinan, tepatnya 100 meter dari warung Padang belakang kuburan ada masjid baru. Sekalian bisa wisata, jalan-jalan, ngopi, atau sekedar foto-foto di daerah ini hehehe. Daerahnya keren buat foto, masih jaman dahulu banget, rumahnya terbuat dari kayu dan semua berwarna merah menyala.
Di dekat pasar lama (sebutan untuk daerah pecinan), agak jalan ke arah kelenteng (tanya saja sama warga setempat klenteng Siak) ada   tempat nongkrong asik dan baru, sepertinya belum diresmikan. Bisa juga menikmati kerupuk kuah camilan khas orang Riau.
Sebenarnya kalau ke Siak wajib ke daerah Turap, duduk manis di sore hari sambil ngejus, sambil menunggu detik-detik sunset yang indah dari pinggir sungai Siak.

Emang itu sehari cukup???sepertinya nggak cukup kalau perjalanannya pakai speedboot hehehe, setidaknya sudah masuk Istana Siak, lihat jembatan, sungai Siak dan keliling kota Siak menurut saya suah cukup. Yaaaa meskipun harus merelakan sunset indah di pinggir sungai Siak hehehe. Karena biasanya speedboot terakhir berangkat pukul 15.00, kalau mau nyiasati, bisa naik travel, tapi saya tidak tahu jam berapa terakhir ke kota Pekanbaru. Atau opsi lain, nginap satu malam di kota Siak, balik ke Pekanbaru ikut speedboot paling awal jam 07.00. Gimana???masih kurang lengkap???Sila bertanya...^^

Hotel Yasmin
Salah satu hotel yang berada di daerah Turap atau depan sungai Siak, jadi kalau mau lihat sunset tinggal nyebrang aja jalan ke kiri dikit,pas depan kuburan ada taman baru. 

Pemandangan ini pas di sebrang hotel Yasmin/depan kuburan

Itu sunsetnyaaa.....
Ada yang mau ke Siak???

****

Monday, 18 May 2015

Berburu Makan Siang di RM Melayu Tanpa Nama

Berburu Makan Siang di RM Melayu Tanpa Nama

Kok namanya gitu banget??gitu gimana??RM Melayu Tanpa Nama, yang jelas dong Em??ya memang gitu. Ceritanya ada salah satu teman kantor suami yang bilang kalau ada Rumah Makan  Melayu enak di daerah dekat Mempura (sebrang kota Siak), sempat pas pulang kerja dilewatin di depan RM nya. Katanya (lagi), RM itu lumayan ramai dan enak. Akhirnya, beberapa hari yang lalu,  kebetulan suami libur, dan bertepatan dengan cuaca Siak yang hujan terus menerus, suami bilang ke saya bahwa hari itu libur memasak (aarrkkkkk koprol). Dengan rasa penasaran, saya mengiyakan ajakan makan siang ke RM Melayu yang cukup jauh. Bagi saya, nyebrang jembatan Siak itu perjalanan jauh, apalagi ke daerah mempura. Maklum rada sepi daerah perumahan hehehe. 

Sempat lewat jalan alternatif, jalan dalam, tapi kok nyasar nggak karuan. Akhirnya ketemu jalan besar dan lewat jalan biasanya, arah ke Tanjung Buton. Sampai ada jalan karet di sebelah kiri, belok, lurus saja sampai ketemu RM Melayu. Pas suami parkir mobil di depan ruko belum jadi, saya sempat heran da mbatin, mana rumah makannya??. Ternyata ada disebelah kiri, dan jauh dari rumah makan pada umumnya, tidak ada plang nama atau banner. Pokoknya Tanpa Nama,titik hehehe.

 Setelah menyebrang jembatan Siak
 Jalan karet, sepi, banyk monyet berkeliaran lo hehe
 Sepi juga,nggak ada rumah penduduk,banyak monyet..
 Ini dia RM Melayu Tanpa Nama hehehe

Seingat saya, rumah makan ini adalah rumah pertama di jalan karet, karena sebelumnya kanan kiri hanya hutan karet dan pohon lain-lain.  Tuh kan, nggak ada plangnya, bener-bener rumah makan sederhana tapi ramai. Kebetulan saya sampai rumah makan pukul 11.45, artinya waktu makan siang sudah masuk. Ada 5 meja makan besar beserta beberapa kursi, pas banget lauknya sudah banyak yang matang. Setelah pesan makan, akhirnya makanan dihidangkan, suami pesan Hidang. Artinya semua lauk yang ada di RM Melayu dihidangkan di meja makan tempat kami duduk, jadi kita bisa pilih lauk dan sayur sesuka kita. Satu lagi pesanan suami, yaitu ikan patin asam pedas, heummmm. 

 5 meja makan besar
 Hidang a la warung Padang
 Dipilih dipilih...
Ikan patin asam pedas,yumm....

Setelah makanan dihidangkan, langsung deh dieksekusi. Lumayan enak, ikan patinnya ukuran besar, kelihatan dari kepalanya hehehe. Satu porsi isinya separo kepala dan 3 badan, mantap pokoknya, tapi asin, tapi emang katanya masakan Melayu cenderung asin. Beda banget sama lidah Jawa kami hehehe, tapi tetep, ludes hahaha. Disela-sela kami menikmati hidangan, banyak juga yang datang, sebagian besar beli lauk dan dibungkus. Hanya dua meja besar yang makan di tempat, satu jam lamanya akhirnya perhitungan dimulai. Kalau model pesan makan Hidang, kita nggak usah repot-repot ke kasih, nanti mbaknya datang ke meja dan menghitung total keseluruhan yang kita makan. Perut kenyang, hati senang, akhirnya lanjut pulang ke Siak. Alhamdulillah, nikmat luar biasa.
Tetep jalan-jalan, tetep makan-makan....^^

Ikan patin asam pedas 1 porsi
Sayur 2 piring (2 macam)
Ayam kampung rendang 1 porsi (isi 2 ukuran sedang)
Jeruk hangat 2 gelas
Total = 140.000

Harga : standar untuk daerah Riau 
Lokasi : Jalan karet (jalan utama setelah pertigaan arah mempura), arah Tanjung Buton


*****


Monday, 11 May 2015

Rutinitas Setelah Blogpost



Rutinitas setelah blogpost
Dua rutinitas yang saya lakukan setelah blogpost atau memposting sebuah tulisan di blog adalah :

1. Blogwalking ke rumah para komentator
Dulu, saya nggak tahu dan buta sama sekali peran para komentator di blog. Setelah posting tulisan, ya sudah nulis lagi, kalau nggak buka medsos. Tapi semenjak eksis ngeblog di tahun 2013, semakin banyak teman, banyak membaca, gabung di beberapa komunitas blog, akhirnya saya tahu pentingnya peran komentator.  Jadi, hal pertama yang saya lakukan setelah posting tulisan adalah bewe ke rumah para komentator. Pokoknya semua saya sambangi satu persatu, kalau sudah kenal dan sudah komentar lanjut silaturahmi ke yang lain sampai habis. Kalau baru kenal berarti bonusnya dapat kenalan baru dan follow blognya, banyak teman banyak berkah tentunya. Setuju nggak..??

2. Membalas komentar
Kok balas komentar nomor 2??iya, biasanya saya pilih blogwalking/bewe dulu ke rumah para komentator di postingan sebelumnya. Karena postingan baru kan belum ada yang komen, jadi biasanya rutinitas yang saya lakukan seperti itu. Rajin ya??pas lagi rajin hahaha, kalau nggak rajin alias blog ditinggal jalan-jalan, alamat lupa balas komentar. Tapi tetep diusahakan bewe ke blognya para komentator meskipun tidak sempat balas komen, tapi kalau ada komen pertanyaan sebisa mungkin saya jawab. Cieee,emang ada yang tanya??tanya kabar xixixi.

Berarti yang nggak pernah komen nggak di bewein dong??ya nggaklah, tetep dibewein dong, setelah jalan-jalan ke rumah para komentator biasanya saya langsung buka dasbor atau list dan silaturahmi ke update postingan terbaru teman-teman. Lumayan kan nambah bacaan, nambah pengetahuan. Daripada bengong nggak ngapa-ngapain, mending baca dan silaturahmi. Betul nggak??

Kalau teman-teman gimana nih, ada rutinitas nggak setelah posting tulisan??ayo dong cerita..

****

Friday, 8 May 2015

Tembilahan : Jembatan Rumbai

Tembilahan : Jembatan Rumbai

Masih cerita tentang jalan-jalan saya bulan februari lalu, tepatnya ke Kota Tembilahan Riau. Butuh waktu kurang lebih 9 jam perjalanan dari Siak Riau ke Kota Tembilahan, jauh ya, lumayan tapi have fun banget. Sebelum akhirnya sampai ke Kota Tembilahan, kita melewati Kota Rengat. Kurang lebih satu jam, kita sampai di Jembatan Rumbai. Tepatnya berada di desa Rumbai, kalau kita mau ke Kota Tembilahan dan melewati Jembatan Rumbai, artinya Tembilahan sudah di depan mata. Lumayanlah, kurang lebih 1,5 jam menggunakan mobil, karena jalannya lumayan rusak dan banyak lobang jadi harus hati-hati.  Ohya, dibawah jembatan rumbai ini semacam sungai Siak, sungainya lebar, jadi jembatannya panjang dan cantik. Bentuk jembatan Siak hampir mirip sama jembatan Barelang, Suramadu dll. Panjang ada tiang yang berbentuk segitiga, tapi jembatan rumbai ini unik dan berbeda. Awalnya lurus tapi ditengah-tengan berbentuk setengah lingkaran, catnyapun cerah, warna biru dan kuning. Sayang sekali saya tidak bisa mengabadikan dari jauh, maklum terlalu asik nyanyi sama suami hehehe. 

 Awalnya kayak jembatan-jembatan di Jawa...
 Ini diaaa....
 Ini di tengah-tengah...
Keren ya...

Katanya, kalau malam bagus lo jembatannya. Mungkin karena ada lampunya kali ya hehe, semoga suatu saat bisa jalan-jalan lagi ke Tembilahan.

Teman-teman ada yang sudah pernah lihat jembatan rumbai??

****

Tuesday, 5 May 2015

RM Ulak'an : Ini Baru Makan!!

Beberap hari yang lalu, saya dan suami jalan ke Pekanbaru, ada sedikit urusan. Kami berangkat setelah shalat subuh, sampai Pekanbaru pukul 08.00. Setelah urusan selesai, ngadem dulu sebentar ke puswil sambil nunggu dhuhur. Pukul 12.00 kami langsung balik ke Siak, sekalin jalan pulang, sekalian makan siang dan shalat dhuhur. Beberapa kali ke Pekanbaru tapi belum pernah sekalipun makan sesuai selera atau lidah, pokoknya makanan yang maknyus gitu. Beberapa kali akhirnya makan di ayam kakek-kakek *baca KFC hehe*, lumayan sesuai lidah, harganya pas dan puas. Tapi beberapa kali lihat rumah makan yang ramai dan kamipun berhenti, tapi ternyata kurang maknyus. Kebetulan sekali, setiap lewat jalan lintas timur (arah ke Siak) yang masih daerah kota, saya melihat satu rumah makan besar yang ramai. Sempat beberapa bilang ke suami, kapan-kapan makan disitu yuk, rame banget, kayaknya eanak tuh. Dan akhirnya mampir juga di RM Ulak'an, pas banget tidak begitu ramai, padahal waktunya makan siang.

Setelah memilih tempat duduk,  dengan sigap mas-mas pembawa menu datang, saya memesan ikan bakar, suami pesan ayam bakar. Baru naruh tas cangklong ke meja, tiba-tiba mas-mas datang bawa pesanan kami, wakz, cepet amattt. Ternyata, semua sudah dipersiapkan, jadi ketika ada yang pesan, tinggal antar saja, enak ya, nggak nunggu lama dan masih panas kok. Sayurnya ada nangka masak merah, kuah gulai, daun pucuk ubi dan sambel ijo. Ayam bakarnya, endes bangettt, enak pedes, bumbunya pedes manis, jadi, cucok banget buat lidah wong njowo hehehe. Ayam bakarnya juga enak, tapi kayaknya lebih enak kalau ayamnya digeprak gitu hehehe. Sempat ngerumpi juga pas makan, kira-kira habis berapa ya??yaaa....paling-paling 100an. Harga perkiraan karena rumah maknnya luas, ramai, dan enak. Tapi, ketika saya bayar, luntur sudah perkiraan tersebut. Ikan bakar, ayam bakar, jeruk hangat, es teh, total keseluruhan Rp 43.000. Duh Gustiiii, kaget nggak karuan hahahahaha. Pas di mobil, suami nyeletuk, Ini Baru Makan!!hahaha. Akhirnyaaa, makan enak di Pekanbaru.

Point plus buat RM Ulak'an Pekanbaru
- Ayam dan ikannya, maknyusss (nilai 8)
- Tempatnya bersih 
- Ada mushola terbuka
- Ada kamar mandi
- Parkir mobil laus
- Pelayanan cepat








Tau nggak, Ulak'an itu apa???salah satu nama kampung di Padang Pariaman hehehe. Tetep jalan-jalan, tetep makan-makan, yang penting maknyussss hehehe.


***
RM Ulak'an
Jalan harapan jaya/Imam Munandar Pekanbaru

Monday, 4 May 2015

Win n Learn



Sometimes you win, sometimes you learn..


****
Sungai dan jembatan Siak | Samsung N7000

Friday, 1 May 2015

Rahasia dibalik Foto-foto hmzwan.com

"Bagus-bagus banget foto-fotonya, Mak. Pake kamera apa, ya? Atau, 
ada tutorial motret tak, Mak? :D"

Diatas adalah salah satu komentar dari Mak Haya (salah satu blogger favorit saya) di postingan ini, sebenarnya komentar serupa tidak hanya dari satu orang saja, melainkan dari beberapa yang pernah komen di postingan blog atau langsung tanya secara privat atau melalui inbox fb. Mayoritas mereka mempertanyakan hal-hal seperti berikut :
"Mbak, pakai kamera apa?"
"Mbak, ajarin motret dong biar bagus.."
"Foto-foto mbak HM pakai kamera DSLR ya, pantesan bagus-bagus"
dan lain sebagainya. Intinya, banyak yang mempertanyakan hal serupa. Motretnya pakai kamera apa?

Berkenalan dengan dunia motret memotret
Saya suka dunia fotografi sejak SMA, kebetulan salah satu teman makan saya menjadi ketua Bagrafi atau Bagian Fotografi. Setidaknya, setiap ada acara di lingkup sekolah, dia yang membawa kamera moncong, eh kamera dslr maksudnya. Selain itu, setiap selesai acara pasti ada aja sisa roll film yang wajib dihabiskan, dan saya menjadi salah satu yang menghabiskan roll film tersebut. Bukan yang megang kameranya, tapi jadi modelnya hehehehe.

Sampai pada akhirnya, tahun 2011, saya diperkenalkan dengan smartphone kece, yaitu samsung N7000. Kamera 8 MP, harganya yang nggak kalah kece membuat saya sedikit shock, tapi, yaaa saya manut suami sajalah. Lha wong suami yang beli hehe. Sampai pada akhirnya, smartphone tersebut jatuh ke tangan saya *koprolkemudiankayang*. Dari situlah, hobi iseng saya bermula. Semua objek yang menarik mata, saya abadikan menggunakan kamera smartphone tersebut. Boro-boro punya buku tentang fotografi, baca artikel tentang fotografi aja bisa dihitung jari. Saya lebih suka menikmati foto-foto yang indah daripada membaca teorinya hehehe, toh saya bukan fotografer, itu sih batin saya, wajar kan??. Dalam hati saya, yang penting abadikan momen,titik!!!. (ini dulu lo ya hehe)

my soulmate^^ 

Terus, kok fotonya bagus-bagus?? Gimana sih caranya motret bagus pakai smartphone??
Percaya nggak percaya, saya tahu tentang megapixel itu tahun lalu xixixi *katrokyoben*. Pokoknya niat saya cuma ABADIKAN MOMEN, titik!! Dengan berbekal kamera samsung N7000 8 MP, foto-foto yang kata teman-teman bagus itulah terlahir dari situ. Kalau ada tempat bagus, cekrekkkk!! Kalau ada spot menarik, cekrekkkk!!! Namanya juga kamera smartphone, jadi hasilnya ya sesuai dengan kualitas 8 MP. Saya motretnya pakai kamera asli atau bawaan samsung N7000, dibilang bagus, ya lumayan bagus menurut saya. Nggak tau ya, saya jatuh cinta berkali-kali sama samsung ini, kameranya jelas bangetttt. Kalau kurang nendang, biasanya saya edit pakai photo editor (saya pakai pixlr), naikin kontras saja sudah cukup. Atau kalau mau iseng, silahkan otak atik fasilitas photo editor sesuka hati hehe. Saya bingung kalau ada yang tanya hal serupa, karena saya kalau motret pakai feeling saja hehehe. Kalau objeknya menarik, bagus, seru dan asik, saya langsung nyalain kamera dan siap membidik. Biasanya kalau motret, satu objek minimal 5 jepretan, setidaknya kalau mau diposting saya bisa memilih mana yang hasilnya bagus dan blur. Nggak ada trik yang spesial dari saya, seperti memotret pada umumnya. 

Dibawah ini, beberapa hasil bidikan saya menggunakan kamera asli atau bawaan samsung N7000. Yang ASLI, artinya sebelum diedit ya, pokoknya hasil asli dari kamera bawaan. Yang EDIT, artinya sudah saya edit pakai photo editor (saya pakai pixlr), saya naikin kontrasnya biar kelihatan nendang gitu hehehe.



 mode : macro
diambil pukul 15.00

 mode: macro 
diambil pukul 09.00

 mode: macro
diambil pukul 07.00

 mode: macro
diambil pukul 16.30

Gimana???udah tahu kan caranya???
Smartphone sekarang juga sudah canggih-canggih, kameranyapun juga sudah ciamik-ciamik, jadi nggak usah bingung kalau mau motret dan pingin hasil yang bagus hehehe. Satu lagi, kalau punya instagram,silahkan belajar dari para suhu fotografi. Kebetulan saya follow teman-teman yang jago di bidang motret memotret,jadi banyak teori yang perlahan-lahan saya pelajari dan praktekkan. Semoga bermanfaat.
Terus berkarya, terus belajar, terus abadikan hal yang menarik, dan happy blogging^^

Mohon krisannya *kritik dan saran* yaaa....terima kasih^^


*****