Bismillahirrahmaanirrahim...
Kalau tahun lalu tepatnya akhir tahun 2013-2014 di blog ini ada program 5 blogging days in a week yang total postingannya ada 161 blogpost, dan itu berakhir di awal tahun 2015, maka tahun ini ada satu program ngeblog baru namanya jelajah rasa nusantara ala HM. Gaya kali ada program nulis di blog??bukan gaya sebenarnya, tapi mengabadikan dan menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya dengan menulis di blog *uhhuk*. Atas nama pengangguran, jadi harus pintar-pintar memanfaatkan waktu nganggurnya. Atas nama loncat-loncat dari satu tempat ke tempat yang lain, mau tidak mau banyak hal yang menurut saya harus diabadikan di blog, salah satunya melalui makanan yang pernah saya cicipi di daerah yang pernah saya singgahi *eaaaa*. Maka dari itu, hari ini untuk pertama kalinya jelajah rasa nusantara dibuka, genjreng genjreng....hahaha. Yuk, mari perkenalkan sup tunjang, sup yang terkenal di daerah Pekanbaru dan sekitarnya, termasuk Siak.
Judulnya cetar banget ya hehe, sup tunjang enak di Siak. Enak di lidah suami, artinya enak banget di lidah saya hehe, beberapa kali beli di tempat lain rasanya biasa, ini baru enak di angka 8. Ada yang belum tahu sup tunjang??jadi, sup tunjang itu sup yang terbuat dari bagian kaki sapi, jadi minim sayur seperti sop pada umumnya, isinya hanya daging dan tulang sapi. Sejak tinggal di Siak, saya sempat penasaran, karena dimana-mana jika bertemu dengan warung pasti ada tulisan sup tunjang. Sampai pada akhirnya untuk pertama kali saya menikmatinya di daerah jalan raja kecik, rasanya biasa, jadi lumayan kecewa padahal penasaran banget. Satu siang suami mendadak mengajak saya makan siang di luar. Tepatnya di warung masakan padang, di sebelah kiri jalan masuk ke hotel yasmin. Satu mangkok harganya Rp 23.000, sempat kaget pas saya bayar, kok murah. Karena pas pertama kali mencicipi sup tunjang harganya perporsi Rp 25.000, itupun mangkok dawet dan rasanya kurang. Tapi yang ini perporsinya satu mangkok cap ayam jago, mangkok zaman dahulu yang masih eksis sampai sekarang, tulang dan dagingnya banyak, rasanya, aduhai, rempah-rempahnya juara. Endiang brambang banget, recomended pokoknya kalau jalan-jalan ke Siak-Riau. Ohya, bukanya jam 9an sampai sore, jadi silahkan makan siang disana, perkedel jagungnya juga enak, kayak perkedel jagung orang jawa hehe, mantap.
Note
Jangan heran, karena warungnya tidak ada tulisan sup tunjang tapi ada tulisan print "ada sup" yang sudah luntur. Warungnya sederhana tapi ramai, depan jalan raya dan sungai Siak. Tidak ada tempat parkir tapi bisa parkir di tanah lapang tepat di belakang pos satpam atau sebelah kiri (dari arah SMA 1) jalan masuk ke hotel yasmin.
Semoga bermanfaat.
Kalau tahun lalu tepatnya akhir tahun 2013-2014 di blog ini ada program 5 blogging days in a week yang total postingannya ada 161 blogpost, dan itu berakhir di awal tahun 2015, maka tahun ini ada satu program ngeblog baru namanya jelajah rasa nusantara ala HM. Gaya kali ada program nulis di blog??bukan gaya sebenarnya, tapi mengabadikan dan menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya dengan menulis di blog *uhhuk*. Atas nama pengangguran, jadi harus pintar-pintar memanfaatkan waktu nganggurnya. Atas nama loncat-loncat dari satu tempat ke tempat yang lain, mau tidak mau banyak hal yang menurut saya harus diabadikan di blog, salah satunya melalui makanan yang pernah saya cicipi di daerah yang pernah saya singgahi *eaaaa*. Maka dari itu, hari ini untuk pertama kalinya jelajah rasa nusantara dibuka, genjreng genjreng....hahaha. Yuk, mari perkenalkan sup tunjang, sup yang terkenal di daerah Pekanbaru dan sekitarnya, termasuk Siak.
Judulnya cetar banget ya hehe, sup tunjang enak di Siak. Enak di lidah suami, artinya enak banget di lidah saya hehe, beberapa kali beli di tempat lain rasanya biasa, ini baru enak di angka 8. Ada yang belum tahu sup tunjang??jadi, sup tunjang itu sup yang terbuat dari bagian kaki sapi, jadi minim sayur seperti sop pada umumnya, isinya hanya daging dan tulang sapi. Sejak tinggal di Siak, saya sempat penasaran, karena dimana-mana jika bertemu dengan warung pasti ada tulisan sup tunjang. Sampai pada akhirnya untuk pertama kali saya menikmatinya di daerah jalan raja kecik, rasanya biasa, jadi lumayan kecewa padahal penasaran banget. Satu siang suami mendadak mengajak saya makan siang di luar. Tepatnya di warung masakan padang, di sebelah kiri jalan masuk ke hotel yasmin. Satu mangkok harganya Rp 23.000, sempat kaget pas saya bayar, kok murah. Karena pas pertama kali mencicipi sup tunjang harganya perporsi Rp 25.000, itupun mangkok dawet dan rasanya kurang. Tapi yang ini perporsinya satu mangkok cap ayam jago, mangkok zaman dahulu yang masih eksis sampai sekarang, tulang dan dagingnya banyak, rasanya, aduhai, rempah-rempahnya juara. Endiang brambang banget, recomended pokoknya kalau jalan-jalan ke Siak-Riau. Ohya, bukanya jam 9an sampai sore, jadi silahkan makan siang disana, perkedel jagungnya juga enak, kayak perkedel jagung orang jawa hehe, mantap.
Note
Jangan heran, karena warungnya tidak ada tulisan sup tunjang tapi ada tulisan print "ada sup" yang sudah luntur. Warungnya sederhana tapi ramai, depan jalan raya dan sungai Siak. Tidak ada tempat parkir tapi bisa parkir di tanah lapang tepat di belakang pos satpam atau sebelah kiri (dari arah SMA 1) jalan masuk ke hotel yasmin.
Semoga bermanfaat.
Tempat :
Warung nasi padang tepat sebelah jalan masuk ke hotel yasmin, daerah turab atau warung depan sungai Siak.
Buka pagi sampai sore.
Harga sup tunjang perporsi Rp 23.000
****