Saturday, 23 August 2014

Serba-serbi Wanita Hamil di Sekitar Kita


Kapan hari saya bertukar kabar dengan salah seorang teman, mulai dari ngobrol masa-masa sekolah dulu sampai dengan surprise ulang tahun pernikahannya yang kedua tahun. Dia bercerita bahwa dua bulan yang lalu ia ketimpa rezeki diluar dugaan, yaitu positif hamil dan sudah masuk ke bulan kedua (waktu tes). Subhanallah senangnya, apalagi saya, pastinya senang sekali mendengar kabar berita yang sagat bahagia. Awal mulanya tidak ada tanda-tanda yang signifikan kalau di dalam perutnya sudah bersemayam janin, tidak ada gejala apa-apa, normal seperti biasa.
  
Tanda-tanda wanita hamil yang sering saya jumpai diantaranya :
1. Mual di pagi hari
2. Sering pusing 
3. Cepat lelah
4. Tidak suka bau yang menyengat
5. Sensitif
6. Susah buang air besar atau sembelit
7. Sering buang air kecil
8. Sering mengantuk dll

Beberapa tanda-tanda wanita hamil yang saya ugkapkan ke teman saya tersebut ternyata tidak satupun ia merasakannya, mungkin beda-beda kali ya tiap orang gejalanya, diawal tidak merasakan tanda-tanda kemahilan, justru terasanya waktu pertengahan. Wah, enak ya, apalagi teman saya ini bukan ibu rumah tangga yang bekerja di rumah saja, tapi juga mengajar di salah satu sekolah swasta di Surabaya. 

Ngomong-ngomong masalah ibu hamil, saya jadi ingat ketika masih mengajar di malang ataupun di Batam (tahun 2013). Sekali ada satu guru yang hamil, entah ini latah atau kompak, mendadak satu persatu menyusul hamil juga hehe. Seru aja lihatnya, setiap break time atau lunch satu persatu guru-guru yang hamil istirahat di klinik. Ada yang numpang tidur atau meluruskan badan, ada yang minta pijat suster, ada yang tidur di kursi jika tempat tidur penuh dengan anak-anak yang sakit, atau hanya sekedar duduk di kursi sambil ngerumpi hehehe. Seru ya, bangettt...soalnya saya biasanya nimbrung dan jadi tahu banyak hal tentang kehamilan hehe.

Selain sering ikut nimbrung bareng ibu-ibu hamil di klinik, kebetulan teman dekat juga juga sedang hamil saat itu, tapi kantornya beda lantai, saya di lantai dasar dan dia di lantai 1 (guru SD). Maklumat bagi ibu hamil sangat berlaku di sekolah, banyak dispensasi yang diberikan, yaiyalah, saya aja yang nggak hamil sangat bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Kalau sudah masuk waktu shalat dzuhur, rasanya nggak tega lihat teman-teman hamil yang piket musholla, bukan apa-apa masalahnya musholanya ada di lantai 3 hehe. Kadang sebelum balik turun ke kantor atau ke kelas, selonjoran dulu di mushola. Satu lagi, nggak ada angin nggak ada hujan, pas rapat dengan managemen mendadak tanda-tanda wanita hamil membuyarkan suasana rapat, apalagi kalau bukan mual dilanjutkan dengan suara huek. Buru-buru lari keluar ruangan dan terpaksa duduk manis diluar pintu, takut mengganggu suasana.

Terkadang salut juga dengan ibu-ibu hamil yang bekerja, tetap profesional dan bertanggungjawab. Siapapun ibu-ibu hamil, baik yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ataupun bekerja diluar rumah, semoga selalu diberi kesehatan aamiin.

sumber gambar : http://www.ibudanbalita.com/artikel/tanda-kehamilan-yang-wajib-ibu-ketahui

***
23 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan




Friday, 22 August 2014

Papuma dan Piayu Laut: Pesona Lain Wisata Pantai

"Saat berdiri di ketinggian,melihat pantai dan lautan yang berwarna biru,berhentilah sejenak,pandanglah,resapilah angin yang melambai pelan,lalu bersyukurlah.."
~HM Zwan~

Pantai Papuma Jember - Jawa Timur
"Ini foto dimana mas??"
"Papuma itu, besok tak ajak kesana"
Sepenggal dialog antara saya dan kakak yang saat ini tinggal di Jember, pertama kali dengar nama Papuma ketika melihat salah satu teman yang satu minggu sebelumnya mengupload foto di jejaring sosial. Terlihat dia duduk di bebatuan dan backgroundnya sangat indah sekali, pasir putih dan batu besar yang munjung di tengah laut. Lantas, dua minggu setelahnya saya berlibur ke Jawa dan salah satunya ke Jember. Tuhan menjawab do'a saya, iya saya diajak kakak berlibur ke pantai Papuma. Papuma merupakan pantai yang berada di pesisir selatan Jawa Timur, tepatnya di desa Lojejer - Wuluhan - Jember.
Jejeran pohon jati yang meranggas di sepanjang jalan menuju pantai papuma
Kurang lebih satu jam perjalanan dari daerah Semboro menuju ke pantai Papuma, sampai gerbang ombak kecil sudah menyapa kami di sebrang, kebetulan untuk sampai ke pantai ternyata harus melewati medan yang lumayan menanjak dan berkelok, sesekali melihat deretan pepohonan di sebelah kanan jalan dan terlihat lautan biru yang cantik di sebelah kiri, sungguh, rasa mual yang melanda tiba-tiba hilang dengan sendirinya. Setelah memarkir mobil yang tak jauh dari pantai, saya dan keponakan segera berlari mendekati bibir pantai, menikmati pemandangan pantai di pagi yang sangat indah. Jejeran warna-warni perahu, pasir putih yang bersih dan batu-batu besar di sekitar pantai juga tak kalah indah dan menjadi daya tarik tersendiri.

Pesona lain pantai Papuma, pasir putih dan batu-batu besar yang eksotis
Setelah berenang, bermain pasir di pinggir pantai dan menikmati bekal yang sudah dipersiapkan oleh mbak, ada nasi, sambal goreng kentang, mi goreng, jeruk Semboro dan minumannya ada cincau kesukaan saya produksi liang teh cap panda. Rute selanjutnya jalan-jalan dan wisata kuliner, tapi sebelum pulang ternyata mas saya bukan memutar mobilnya menuju pintu keluar melainkan jalan terus mengikuti jalan aspal. Atau arah ke batu-batu besar (batu munjung/lancip), semakin lurus ternyata pemandangan semakin indah. Melihat batu munjung lebih dekat dan semakin mengikuti jalan, batu-batu dan ombak besar menjadi daya tarik selanjutnya bagi wisatawan seperti kami. Sungguh, ini merupakan pesona lain yang khas dari pantai Papuma. Dan, saya sangat menikmati wisata pantai kali ini. Indah dan sangat berbeda...
Spot terakhir sebelum menuju pintu kelaur, ombak lebih besar

Pantai Piayu Laut Batam
"Dek, jalan yuk?"
"Kemana mas?"
"Ke piayu laut"
Pagi-pagi mendadak suami mengajak jalan, mumpung sedang liburan di Batam, jadi kesempatan asal jalan kami gunakan seseru mungkin. Kebetulan sekali sebelum pulang ke Batam, teman blogger Batam posting tentang Piayu laut, dan ketika saya baca suami juga sempat lihat beberapa foto yang sangat menarik. Jujur, beberap tahun tinggal di Batam tapi belum pernah ke daerah Piayu. Rutenyapun tidak sulit, dari arah Batam center menuju ke arah panbil, dipertigaan panbil belok kiri, lurus terus mentok, sampai ada gerbang bertuliskan Kampung Tua Piayu Laut. Disini kita bebas parkir, dan bebas untuk menikmati pantai yang padat oleh rumah-rumah warga setempat. Tapi jangan resah, karena disini kita lebih bebas berkelana sembari berbincang dengan warga setempat.
Mendekati Piayu Laut ada yang biru, pasir putih dan jejeran pulau-pulau kecil sekitar Batam
Pesona lain Piayu Laut adalah jejeran restoran seafood dan pulau-pulau kecil yang indah
Baru pertama kali menginjakkan kaki di Piayu Laut, duduk santai di bibir pantai. Suami melihat ada dua orang mbak-mbak yang jalan ke atas bukit, karena penasaran kamipun mengikuti mereka. Jalanan bebatuan lumayan nanjak, sampai diatas subhanallah sungguh semakin mempesona. Lautan biru, jejeran pulau-pulau kecil, restoran dan rumah apung para nelayan di bibir pantai yang tak kalah indah.
Pemandangan sebelah kanan dari atas bukit

Lebih dekat dengan rumah apung yang terlihat dari atas bukit
Setelah jalan-jalan ke atas bukit, selanjutnya kami menikmati pemandangan yang berbeda, beberapa anak kecil asik bermain di atas perahu, para nelayan yang sedang mempersiapkan jaringnya dan ibu-ibu yang asik duduk santai melihat laut. Setelah jalan-jalan ke jembatan yang menuju tengah laut, selanjutnya momen yang paling kami tunggu-tunggu adalah masuk ke salah satu restoran yang berjejer di bibir pantai. Bentuknya bukan seperti restoran di kota-kota melainkan restoran rumah apung yang menghadap ke laut dan pulau-pulau kecil yang tepat berada di depannya.

Selain terkenal dengan keindahannya, sisi lain yang tak kalah terkenal dari Piayu laut adalah restoran seafoodnya. Pukul 10.00 kami menuju ke restoran Jawa Melayu, ini rekomendasi teman, katanya enak dan harganya lumayan miring. Sebelum duduk kami diminta untuk memilih langsung menunya, di bawah rumah apung ternyata sudah berjejer kolam-kolam ukuran sedang yang masing-masing berisi kepiting, ikan kerapu, lobster, dan masih banyak lagi. Benar-benar fresh from the sea, kami memilih ikan kerapu kukus dan kepiting berukuran besar, kurang lebih 1,5 kilo hehe.
Sarapan kali ini sangat berbeda, semuanya serba spesial. Menikmati lezatnya kepiting dan ikan kerapu diatas rumah apung yang menghadap langsung ke laut dan pulau kecil tepat di depan kami. Sesekali melihat aktifitas para nelayan dengan speed dan perahunya, sepertinya asik juga menyewa perahu untuk sekedar mengitari pulau-pulau kecil, semoga suatu saat ide ini terlaksana. Selesai makan, kamipun bergegas pulang, satu lagi rekomendasi wisata pantai yang sangat menarik, Piayu Laut Batam.  

Bagi saya, ini adalah wisata pantai yang sangat berkesan, karena saya bukan hanya menikmati pantai Indonesia yang seperti biasa, air laut berwarna biru, kelapa muda, dan pasir putih. Melainkan masing-masing pantai memiliki pesona yang lain dan berbeda, pantai Papuma dengan berbagai koleksi alam batu-batu besar di pinggir dan tengah laut. Sedangkan Piayu Laut dengan keindahan pulau-pulau kecil di tengah laut dan menjadi tujuan utama wisatawan lokal maupun asing untuk menikmati sefood saat berada di Batam.
Semoga bermanfaat...

***
22 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 20 August 2014

Serunya Pawai Sepeda di 17-an

Bismillahirrahmaanirrahim...
Pertama kali menginjakkan kaki di Siak rasanya semuanya serba wah, wah dalam arti heran dan takjub dengan berbagai hal yang saya temui di daerah ini. Umumnya olahraga paling asik di pagi hari, apalagi pas lagi weekend. Tapi di Siak kebanyakan warganya olahraga di sore hari, mulai dari jogging, sepak bola, sepatu roda sampai olah raga naik sepeda. Jangan heran kalau disini gudangnya para atlit, yang sering menjadi perhatian saya adalah atlit sepatu roda dan balap sepeda alias yang suka gowes dengan sepeda dan peralatannya yang keren abis.

Bicara masalah gowes sepeda, jadi ingat 17-an tahun lalau di Batam. Setelah tahun-tahun sebelumnya sepi tidak ada lomba di perumahan kami di Batam, tahun lalu 17-an sangat ramai dan meriah. Berbagai lomba dipersiapkan untuk anak-anak, remaja, bapak-bapak, sampai ibu-ibu pun tak kalah semangat menyambut acara spesial ini. Pagi-pagi dibuka dengan sepeda karnaval, diikuti oleh anak-anak perumahan. Sepeda dihias dengan berbagai bentuk yang unik dan lucu.

Nah tahun ini 17-an di Riau, tepat di Hari Kemerdekaan RI di Siak ada pawai atau karnaval, diikuti oleh anak-anak sekolah. Mulai dari TK sampai SMA, sayang sekali yang saya tunggu-tunggu tidak tampil, apa coba??pawai dari masyarakat setempat. Kalau di Jawa pawai 17-an diikuti oleh sekolah-sekolah dan lapisan masyarakat, jadi semakin seru, menarik dan lucu dengan berbagai kostum yang dipakai saat pawai berlangsung. 

Pawai tahun ini berlangsung pada tanggal 16 agustus 2014, rutenya mulai dari gedung Lam lurus ke Turab atau jalan raya dekat sungai Siak dan finish-nya di dekat Museum Siak. Acaranya di mulai pukul 15.00 dibuka oleh group drum band yang lumayan membuat saya terpesona karena keren banget, lalu dilanjutkan dengan pawai TK, SD, SMA. Biasanya sepeda karnaval ada pawai sendiri, tapi disini digabung dengan pawai karnaval. Acara ditutup dengan pawai alat transportasi milik Pemkab Siak. Ada ambulan, mobil dinas, bis, dll. Pawai selesai pukul 17.30, lumayan seru, apalagi dengan berbagai kostum yang unik dan lucu. Ada yang memakai kostum profesi, tari khas Melayu, sampai barongsai pun ada.

Nah, kira-kira di tempat teman-teman ada pawai sepeda nggak??
***
20 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan





Tuesday, 19 August 2014

Sayur Bobor Cemplang Cemplung


Bismillahirrahmaanirrahim...
Menurut saya, sayur bobor itu seperti sayur lodeh, cara membuatnya pun gampang sekali. Kebetulan pas ke pasar beli satu bungkus sayur asem, mendadak sampai kos suami minta dibuatin sayur bobor, ya sudah akhirnya sayuran sayur asem jadi sayur bobor hehe. Ditambah tempe, waluh putih yang panjang dan santan, rasanya makin seger dan nikmat. Judulnya sayur bobor cemplang cemplung, karena asal nambah alias cemplang cemplung bahan termasuk tempe dan waluh hehe.

"SAYUR BOBOR"
 Bahan :
1 bungkus sayur asem (kacang panjang, daun so, terong, kacang tanah, melinjo,dll)
1 buah tempe potong dadu
Waluh putih secukupnya
1 bungkus santan
2 buah daun salam
Gula
Garam
Merica
Kaldu ayam bubuk

Bumbu Halus :
5 bawang merah
2 bawang putih
4 cabai rawit
3 kemiri

Cara Memasak :
Masak air sampai mendidih, masukkan bumbu halus, daun salam dan bahan yang matangnya lama (kacang tanah, melinjo, jagung manis)
Masukkan bahan yang matangnya cepat (tempe, kacang panjang, dll) 
Tambahkan santan, garam, gula, merica, dan kaldu ayam, aduk.
Jika sudah matang, angkat, hidangkan.
Rasanya huinak tenan, saya baru tahu kalau bahan sayur asem bisa dibuat sayur bobor dari suami hehe. Dinikmati sama nasi pulen, sambel trasi, sama ikan asin tambah endiang brambang banget hehe. Silahkan mencoba, semoga bermanfaat.
***
19 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Monday, 18 August 2014

[Bingkai Kemerdekaan] Menjemput Rizki

Perayaan 17-an di Hari Kemerdekaan RI bukan hanya dimeriahkan oleh masyarakat dan anak-anak saja, tapi tukang parkirpun juga sangat antusias menyambut Hari Kemerdekaan dengan cara yang lain, yaitu mendadak menjadi penjual bendera. Menyelam sambil minum air, menjaga jejeran mobil yang parkir sekaligus menjemput rizki dengan menjual bendera merah putih dan umbul-umbul. Foto ini saya ambil di kota Siak Riau sebelum melihat pawai 17-an, tepatnya tanggal 16 agustus 2014 di area pasar lama depan kantor BNI.
Dirgahayu Indonesia, Merdeka!!!


***
18 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com /@hmzwan


Thursday, 14 August 2014

Salam Pramuka!!!

"Yang saya ingat dari pramuka adalah Lord Boden Powel.."
~HM Zwan~
Bismillahirrahmaanirrahim...
Salam pramuka!!!
Pagi ini rasanya berbeda sekali, bagaimana tidak, pukul 06.30 ketika saya sedang menikmati sarapan buah jeruk tiba-tiba terdengar lagu pramuka di tv ibu kos. Sontak ingatan saya langsung mundur beberapa tahun yang lalu. 

Tentang pramuka / kasyyafah / scout
Mengenal dunia pramuka sejak SMP, masuk group penggalang di Pangkalan 10 atau lebih populer dengan P 10. Yel yel untuk setiap pangkalan berbeda, dan yel yel P 10 adalah seperti ini P 10...Maju Terus Pantang Mundur, Seeppplah!!!. Hari kamis adalah hari paling padat bagi kami, pagi-pagi setelah shalat subuh biasanya ada piket (dipilih oleh kakak pembina) membuat pionering. Pionering itu dimana kita mempelajari pembuatan berbagai bentuk dengan menggunakan tongkat pramuka dan tali, berbagai tali-temali harus kami kuasai. Contohnya adalah bentuk perahu, menara, jembatan, gapura dan macam-macam. Dilanjutkan dengan kegiatan pramuka yang dimulai dari pukul 13.00 sampai pukul 16.00.
semaphore (sumber : Anang)
KMD "Kursus Mahir Dasar"
Syarat jadi pembina adalah lulus KMD, ujiannya susah banget, seru banget. Harus menguasai dan hafal satu buku panduan pramuka, mulai dari dasa dharma pramuka, tali-temali, berbagai sandi, sampai semaphore. Nah, kebetulan saya susah banget ngafalin gerakan semaphore. Semaphore adalah salah satu cara untuk mengirim atau menerima berita melalui  bendera. Waktu itu saya mendadak ikut ujian semaphore, pokoknya bondo nekat bangetlah, nah kebetulan kami 3 orang, masing-masing kami pesannya berbeda. Peannya waktu itu dasa dharma pramuka, si A yang no 1, si B no 2 dan saya no 3. Duileh panjang banget, kan satu huruf satu gerakan, jadi pas kebetulan ada beberapa huruf yang saya lupa, eh si kakak pembina pas mau ngambil apa gitu, yaudah ngasal gerak aja hahahaha. Kakak pembina datang, 2 bendera sudah di posisi siap, dan saya lolos ujian ini hahahahaha.

Perkajum "perkemahan kamis jum'at"
Libur sekolah hari jum'at, jadi kalau ada acara perkajum rasanya seneng banget. Meskipun endingnya capek, cucian banyak, belum lagi kalau malamnya dapat jatah "melanggar bahasa", ya sudah diikhlasin ajalah hahaha. Dimana-mana acara kemah itu seru, mulai dari bikin tenda manual, baris, lomba sandi dll, masak, renungan malam jalan-jalan ke kuburan, sampai mainan lumpur dipenghujung acara. Pernah dapet giliran masak, namanya nggak bisa masak, apalagi masak nasi, asal aja cemplungin beras sama air di atas api (bikin pawon dari bata dan masak pakai kayu bakar), dilanjut ngerupi sama bagian masak tenda samping. Lha kok nasinya gosong hahahaha, yasudahlah akhirnya lari ke tenda kakak pembina beli mi rebus 5, mari sarapan mi rebus hahaha.

Hal yang paling indah saat pramuka adalah semuanya, mulai dari belajar tali-temali dasar, berjuang demi menjadi pembina sampai akhirnya jadi pembina dan berhasil ngerjain anak didik waktu renungan malam hahaha. Ohya, dan sampai sekarang saya selalu ingat, pernah menang saat tebak-tebakan. Siapakah bapak pandu dunia???dengan sigap dan lantang, saya menjawab..LordBoden Powel!!!. Yeayyy, pulang duluann!!!

Gimana dengan cerita teman-teman tentang pramuka???seru dong ya pastinya...ayo, cerita dong..
***
14 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan







Wednesday, 13 August 2014

Nasinya Habis!!!

Hari-hari ramadhan terakhir, saya sering diajak suami buka puasa di luar. Sesekali memanjakan lidah di resto outdoor a la Siak, tempatnya lumayan besar, ada gubuknya juga. Kebetulan gubuk sudah terisi penuh, akhirnya kami duduk di tengah menghadap ke ruang utama resto. Idealnya, siapapun yang memilih untuk makan di resto pastinya ingin benar-benar menikmati makanan yang enak, sepuasnya. Termasuk saya dan pengunjung resto ini.

Setelah shalat maghrib di mushola dekat resto, pesanan sudah ada diatas meja, waktunya menikmati hidangan dengan lahap. Sembari menikmati hidangan, sesekali melihat beberapa bapak-bapak dan mbak-mbak yang komplain karena pesanannya tak kunjung datang. Dua orang pelayan juga mondar-mandir karena beberapa meja ada yang merasa tidak memesan menu yang mereka bawa. Sesekali mengunyah buah, tiba-tiba seseorang di belakang tempat duduk saya memesan nasi, ceritanya ingin menambah nasi.
Bapak : Pak nambah nasi ya..
Pelayan (bapak-bapak usia + 60 tahun) : Nasinya habis!! (dengan cueknya dan berjalan ke dalam resto)
Saya dan suami mendadak noleh ke meja belakang sambil melihat wajah bapak yang heran, aneh dan masih tidak percaya dengan jawaban pelayan bapak-bapak tersebut.
Bapak : Hah!!!nggak boleh nambah lagiii...
Saya dan suami sempat berpandangan, ini beneran nggak sih??resto sebesar ini (besar a la Siak) kehabisan nasi, sedangkan masih ada beberapa meja yang belum diantar pesananya. 15 menit kemudian, bapak pelayan tadi menghampiri bapak-bapak meja belakang saya sambil membawa beberapa piring nasi dan bilang, “mau nambah nasi pak???”. Dengan wajah heran dan bingung bapak tersebut nyeletuk “lha tadi bilangnya habis..”.

Baru kali ini saya melihat beberapa pelayan yang kebingungan mondar-mandir dari satu meja ke meja lain hanya untuk menanyakan “ibu/bapak tadi pesan ini ya…” dan kemudian balik lagi ke dalam resto, dan ini berulang hingga beberapa kali. Dan tentang bapak pelayan yang usianya + 60 tahun tersebut, ah, saya benar-benar tidak tega melihatnya.

Terkadang ada hal diluar dugaan yang kita temui di tempat yang kita pikir menyenangkan, ternyata sebaliknya. Pernah menemui hal seperti ini…??
***
13 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Tuesday, 12 August 2014

Menu Lebaran A la Sumatera

Bismillahirrahmaanirrahim...
Masih syawal jadi cerita tentang hari raya masih berlangsung disini hehe. Lebaran kali ini mendadak cancel-in booking tiket ke bulek karena mendadak kang mas ada kerjaan yang harus ia pegang, dan kami berlebaran di Siak - Riau. Lebaran identik dengan ketupat dan opor, berhubung kali in kaki saya sedang berada di pulau Sumatera, jadi turut menikmati sajian dan kebiasaan warga setempat. Ketupat biasanya dibuat dengan beras, tapi di Siak tidak, disini mayoritas menggunakan pulut atau ketan.

Saya tidak membuat ketupat apalagi lepet (oh tidak!!), hanya memasak ayam kampung bumbu lodho dan nasi giruh plus rebusan toge dan kol. Tapi, berhubung saya punya ibu kos yang baiknya tiada tara, jadinya apa yang saya cium dari balik gorden kamar sampai juga di depan saya (iyes!!hahaha). Iya, ketupat pulut dan rendang angsa. 

Ketupat Pulut
Sama halnya dengan membuat ketupat, hanya saja kalau ketupat beras, isinya setengah tapi kalau pulut lebih dari setengah karena pulut tidak mengembang. Merebusnya bukan hanya dengan air saja melainkan dengan santan agar lebih gurih dan lezat tentunya. Ilmu ini saya dapat ketika sedang berbincang dengan ibu kos. Rasanya enak, kayak lepet (maksud loh??kan kembarannya hehe), moist banget alias lembut dan gurih. Cara makannya di cocol dengan rendang, subhanallah, mak, lezat sekali.

Rendang Angsa
Tau kan angsa??kalau saya nyebutnya "banyak ngakkk ngakkk" hehe. Dikejar bahkan disosor angsa sih sering apalagi pas di rumah mbah di Kediri, etapi di Siak juga banyak angsa, pernah juga dikejar hahaha. Tapi kalau makan daging angsa seumur hidup belum pernah, baru kali ini ngerasain daging angsa. Masak daging angsa harus lama, lebih lama daripada daging sapi. Angsa dibumbuin rendang ternyata enak juga, bumbunya pasti bumbu rendang dan santan. Menghidangkannya sesuai selera, bisa berkuah, cemek-cemek (kuah sedikit) atau kering. Cocol dengan ketupat pulut, alhamdulillah  endiang brambang tak'iyye.

Pertama kalinya menikmati menu lebaran a la Sumatera, rendangnya asli jo bikinan orang Padang hehe. Kalau teman-teman menu lebarannya apa ya???
***
 12 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Monday, 11 August 2014

Yellow Sunset

Bismillahirrahmanirrahim...
Tersadar ketika bisa menikmati sunset setiap sore itu rasanya bahagia sekali, apalagi bisa menyaksikan berbagai warna yang indah. Jika pukul 18.00 cuaca masih cerah dan lumayan panas, sudah dipastikan sunset akan berwarna kuning keemasan dan langit berwarna biru cerah dengan berbagai gulungan awan yang indah. Agak sulit mengabadikan momen ini karena silau yang sangat tajam, terkadang sunset turun dengan indah tapi terkadang mendadak hilang karena mendung atau tergulung oleh awan, dan sudah dipastikan kita akan menyesal. Apalagi jika baru akan membidiknya.


Lokasi : Turab, Pinggiran Sungai Siak Sri Indrapura - Riau
View : Sungai Siak dan Jembatan Siak

***
11 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan


Thursday, 7 August 2014

Lebaran A la Perantau

 "Lebaran jauh dengan keluarga itu menyedihkan, wajar . Tapi masih bisa menikmati ketupat, nastar dan kastengel itu cukup luar biasa meskipun rindu mendera dengan lepet, iya lepet!!!"
~HM Zwan~
 malam pertama hari raya di Siak,ini habis maghrib lo hehe
Lebaran di Batam
Atas nama perantau, tahun lalu saya berlebaran di Batam. Namanya aja Batam, lebaran sama nggak lebaran suasananya sama, ramai. Tapi masih lumayan menyenangkan karena masih bisa kumpul dengan bulek, silaturahmi dengan tetangga satu komplek, silaturahmi dengan teman-teman suami, jalan ke mall dan jalan-jalan ke pulau sekitar Batam. Setidaknya, meskipun tidak jadi mudik kami masih bisa jalan-jalan hehe. Kalau di Jawa, unjung-unjung (silaturahmi) ke tetangga hanya makan kue lebaran saja tanpa makan makanan berat. Berbeda dengan di Batam, unjung-unjungnya makan makanan berat, setiap rumah beda menu. Orang Palembang khasnya pempek dan tekwan, orang Padang ada rendang dan opor, nah kalau orang Jawa sebagian ada yang bakso, sate ayam/kambing, gulai, sebagian lagi pempek dan tekwan hehe. Unik ya, mungkin karena tahun lalu sudah buat bakso jadi tahun ini makanannya berbeda, biar bervariasi.

Lebaran di Siak Sri Indrapura - Riau
Atas nama perantau, tahun ini saya berlebaran di Siak Sri Indrapura. Namanya juga kota kecil di tengah hutan, jadi lebarannya sepi sekali. Tak ada saudara dekat, ibu kospun jadi saudara, tetangga samping rumah kospun jadi saudara juga, Alhamdulillah. Pulang dari shalat Ied di lapangan Siak Bermahdah langsung silaturahmi ke ibu kos, disuruh makan ketupat dan rendang tapi berhubung sebelum shalat Ied sudah makan dan perut masih kenyang, jadi kami memilih untuk mencicipi mi goreng, ra ilok kalo nggak diincip kata si mbah hehe. Setelah itu balik ke kos, telpon ibu dan keluarga sampai siang. Sore hari keliling kota dan kembali ke kos lagi hehe.Lempeng aja gitu hahaha.

Beginilah pengalaman lebaran a la perantau, ada suka ada duka, tapi tetap di syukuri. Lalu lebaran a la teman-teman gimana nih??ayo dong cerita..
                                                                                    ****
                                                                             7 agustus 2014
                                                                hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 6 August 2014

Haru Saat Shalat Ied

28 juli 2014
Pukul 06.45 saya dan kang mas sudah bersiap menuju lapangan Siak Bermahdah tempat yang dijadikan area shalat Idul Fitri kali ini. Terletak di depan Istana Siak, tepatnya pas di samping kanan sungai Siak. Tapi, ketika kami melewati jalan utama kota Siak, pukul 07.00 jalanan masih terlihat sangat sepi sekali, saya sempat heran karena biasanya di Jawa mulai pukul 06.00 warga sudah berbondong-bonding pergi ke masjid, sedangkan di Batam pukul 06.30. Berkali-kali saya melihat jam, jangan-jangan saya yang salah, jangan-jangan shalat Ied sudah di mulai. Sesampainya di lapangan Siak Bermahdah, terlihat polisi yang berjaga dan beberapa jama'ah yang baru sampai. Ternyata lapangan masih kosong dan sepi, hanya 10 orang termasuk kami berdua. Kurang lebih pukul 08.00 jama'ah sudah mulai padat, acara dimulai dengan pembukaan, sambutan dari Bupati Siak, perwakilan MUI Siak, laporan zakat fitrah tiap masjid dan musholla, lalu dilanjutkan dengan shalat Ied.

Khatib didatangkan dari Pekanbaru, suaranya hampir mirip dengan alm KH Zainuddin MZ, lantang, tegas dan sangat berkesan bagi jama’ah khususnya saya. Mulai dari makna ramadhan, Idul Fitri, zakat, orangtua, dimana setiap pembahasan selalu diselipkan dengan berbagai kisah para sahabat dan Nabi. Ditutup dengan do’a yang benar-benar membuat haru seluruh jama’ah, menangis sesenggukan di pagi hari yang benar-benar indah, dan suara rintihan tangis dari jama'ahpun semakin membuat suasana sangat berbeda. Subhanallah wal hamdulillah wa laailaahaillallah wallahu akbar, berkahilah kami ya Allah.

Tidak terasa, ternyata shalat Idul Fitri kali ini cukup lama dan selesai pukul 09.30. Meski sedih tapi bagi saya ini sangat mengesankan karena gagal mudik dan mendadak memutuskan untuk berlebaran di Siak bukan di Batam maupun pulang ke Jawa Timur.
Lalu, bagaimana dengan suasana shalat Ied teman-teman, ayo cerita dong…
                                                                                ***
                                                                        6 agustus 2014
                                                        hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Tuesday, 5 August 2014

Tradisi Maleman Menyambut Hari Fitri


Sehari menjelang lebaran, di Jawa ada sebuah tradisi namanya maleman. Masak banyak untuk dibagi-bagikan (weweh) ke tetangga dan saudara dekat dengan menggunakan wadah rantang (wadah sejenis aluminium yang dijinjing), atau bisa lebih simpel yaitu menggunakan kotak nasi. Sebagian untuk kenduri di mushola setelah shalat maghrib. Ada juga yang membagi-bagikan satu kotak besar berisi berbagai macam kue basah, atau satu paket kue lebaran.

Nah, maleman ini juga ada di Siak. Beda daerah tentunya beda nama atau sebutan, bukan maleman tapi masak-masak besar hehe. Bagi sebagian orang yang keturunana Jawa-Medan, ketika saya bilang maleman, spontan mereka mengerti. Jika di Jawa tradisi maleman identik dengan weweh, maka disini tidak, masak-masak untuk dimakan sendiri. Atau jika mempunyai hajat (misalnya khataman atau slametan menyambut ramadhan atau Ied Fitri), makanan tidak diantar ke rumah-rumah tapi mengundang warga atau kerabat untuk menikmati makanan di rumah sang punya hajat.

Kebetulan saya kemarin sempat menikmati sepiring nasi maleman buatan ibu kos, ada nasi kuning, rendang ayam, mi jagung goreng dan sambal tempe teri pedas. Alhamdulillah, rindu nasi kuning terobati sudah.
Adakah tradisi maleman di rumah teman-teman??

                                                                               ***
                                                                       5 agustus 2014
                                                            hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Monday, 4 August 2014

Lampu Colok


Satu hal yang saya sangat suka dari perpindahan antar pulau adalah tradisinya, salah satu dari sekian tradisi di Siak - Riau pada bulan ramadhan yang masih berjaya sampai saat ini adalah lampu colok. Tempat bekas minuman kaca atau kaleng yang diisi dengan minyak tanah, lalu diberi sumbu dan dihidupkan pada saat jelang maghrib. Tradisi ini dimulai pada malam ke 21 ramadhan sampai malam takbiran, meskipun meriahnya baru terlihat di malam ke 27 sampai malam lebaran.
Biasanya lampu-lampu ini di taruh diatas pagar rumah, ada juga yang menaruh diatas kayu yang ditancapkan ke tanah, di sekitar jalanan kota dekat sungai Siak banyak yang ditaruh di tepi jalan, ada juga yang ditancapkan di pohon. Lebaran kali ini tidak banyak variasi lampu colok, karena biasanya di berbagai sudut kota ada lampu colok berbagai bentuk, seperti masjid dll. Kapan hari saat keliling kota, saya hanya melihat lampu colok berbentuk kapal, sayang sekali motor kami laju jadi tidak bisa mengabadikan moment tersebut.
Adakah tradisi lampu colok di lingkungan teman-teman saat jelang Idul Fitri..??

***
4 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan