...sampai sekarang menjadi guru buatku tetap pekerjaan paling indah di dunia...
-Dhitta Puti Sarasvati-
Saat tragedi yang melanda Jepang akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, hal pertama yang ditanya Kaisar Jepang saat itu bukan jumlah korban atau berapa rakyat yang tersisa. Tapi yang ditanya adalah masih adakah guru yang tersisa?
GURU...
Sesungguhnya kebangkitan suatu bangsa bisa dilakukan dengan menumbuhkan harapan pada guru. Dan berbahagialah ketika kita masih bisa menemukan orang-orang yang menemukan cintanya dalam mengajar. Karena kita yakin, +masih akan ada generasi yang tumbuh.
-Suplemen 23 Episentrum-
***
Saya bukan termasuk orang yang dari kecil punya cita-cita menjadi guru, mengajar dan berbagi dengan orang lain. Saat kuliah keinginan saya hanyalah ingin menjadi seorang reporter di salah satu stasiun televisi swasta yang sudah saya incar, tapi keinginan hanyalah keinginan. Dengan berjalannya waktu kegiatan mengajar yang awalnya hanya iseng, ingin memanfaatkan waktu libur semester bersama teman-teman kuliah, salah satunya adalah Miss Rochma berkepanjangan dan sampailah pada pengambilan jurusan. Saat itu saya kuliah jurusan Psikologi dan dengan kemantapan hati termasuk karena enjoy kumpul dan berbagi bersama anak-anak SD,SMP, dan SMK akhirnya saya mantap mengambil jurusan Psikologi Pendidikan.
Dengan bermodal ilmu itulah saya dan teman-teman + 18 orang akhirnya mengadakal PKL di sebuah kampung atau daerah tertinggal yang ada di Ponorogo, dari situ saya dan teman-teman diamanahi untuk mengajar anak-anak yang benar-benar belum bisa membaca dan menulis. Sungguh pengalaman yang mengesankan terjun langsung di dunia pendidikan seperti saat itu.
Setelah selesai sidang skripsi saya mendapatkan tawaran mengajar di salah satu sekolah swasta di Malang, alhamdulillah lagi-lagi ilmu yang saya dapatkan harus saya aplikasikan di dunia pendidikan. Bertahan satu tahun karena kebetulan saya mendapatkan tawaran dan panggilan di salah satu sekolah milik Universitas Negeri di Malang. Bertambahlah pengalaman tentang berbagai hal termasuk kasus-kasus anak-anak remaja yang benar-benar menguras tenaga dan pikiran, tapi tetap enjoy karena lagi-lagi dipertemukan dengan orang-orang "guru hebat" disekolah ini. Bertahan satu tahun dan saya harus keluar karena akan menikah dan di boyong ke Batam, lumayan sedih karena di sekolah ini banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan.
Sampai pada akhirnya di Batam, saya mengajar lagi di sekolah National plus . Bukan lagi anak-anak SD, SMP, atau SMA yang saya ajar melainkan anak-anak Playgroup. Lagi-lagi tidak ada pengalaman ,belajar dari partner di kelas dan akhirnya saya bisa melakukannya dengan baik. Sampai akhirnya di semester kedua saya diminta untuk menjadi guru Bimbingan dan Konseling untuk dari PG-TK sampai SMK, lagi berbagi ilmu dengan anak-anak remaja. Alhamdulillah...
Bagi saya mengajar, berbagi dengan anak-anak maupun remaja adalah hal terindah dan termanis yang tidak akan saya lupakan sampai kapanpun. Mungkin dulu hanya iseng dan mengisi waktu luang dalam menjalaninya, tapi sekarang rasanya sudah menjadi hal yang menyenangkan.
PS: Sungguh merindukan masa-masa itu^^
kebersaam bersama kelas K2 white & orange