Thursday, 28 March 2013

Catatan Seorang Guru Beka : Ocal Istimewa


“Mana suster miss Hana?”
“Di kamar mandi nak…ada apa Ocal?”
“Miss Ima marah…miss Ima marah..” tiba-tiba matanya memerah lalu menangis
“Sini-sini peluk miss Hana…” sambil menyuruh dan membuka tangan
“Miss Ima marah…miss Ima marah..”
“Iyha..sini peluk miss Hana nak”
Ocal mendekat dan duduk di pangkuan saya
“Miss Ima marah…miss Ima marah..” sambil menangis sesenggukan
“Iya, miss Ima marah kenapa?Ocal buat apa di kelas nak?”
“Ocal nggak bawa buku bahasa Indonesia, miss Ima marah…miss Ima marah miss”
Ocal berdiri sambil terus menangis sesenggukan dan sesekali mengusap air mata yang keluar, saya buru-buru pergi ke meja untuk mengambil tisu.
“Sini nak…” sambil mengelap wajah dan ingus Ocal
“Miss Ima marah…Ocal nggak bawa buku bahasa Indonesia, miss Ima marah…miss Ima marah miss”
“Iya…” sambil memeluk Ocal
“Miss Ima marah…miss Ima marah miss Hana..”
Lagi dan lagi kalimat itu diulang oleh Ocal, sampai akhirnya suster membawanya kembali ke kelas.
Sedih sekali saya kalau lihat anak ini menangis.
****

Ocal, siswa kelas 2c SD. Anak berkebutuhan khusus ringan yang sangat di saying oleh guru-guru dan teman-temannya di kelas terutama. Anak ini tergolong anak yang cerdas bagi saya, bayangkan ia mampu menghafal perkalian 1-9, subhanallah…sedangkan teman-temannya banyak yang belum hafal. Orangtuanya sangat peduli terhadap Ocal, setiap waktu selalu mencari informasi kepada suster sekolah mengenai kegiatan Ocal di sekolah. Saya sangat bangga sekali terhadapa orangtuanya yang sangat peduli kepada anaknya yang istimewa ini, setelah sekolah Ocal langsung pergi ke terapi untuk belajar. 

Setiap pagi saat saya baru sampai di ruangan BK Ocal langsung masuk dan dengan khasnya yang mungkin untuk orang awam sulit memahami apa yang diucapkannya selalu menyapa seperti ini “Good morning miss Hana…susternya mana susternya mana miss Hana…Ocal keringetan, Ocal habis main kejar-kejaran sama Bukhori, Johnsen, Seven. Ocal keringetan miss Hana….Basah badan Ocal miss…”.
Ah, Ocal….be a good boy ya nak. I love you ^_^


Batam,28/3/13
With love : HM Zwan


Wednesday, 27 March 2013

Catatan Seorang Guru Beka : Mama Intan


Menyelamatkan satu anak-anak kita dari pemahaman yg merusak,
 juga boleh jadi senilai menyelamatkan seluruh dunia.
Bagaimana mungkin? Hanya satu orang? Bisa setara seluruh dunia? Karena boleh jadi, teman kita ini, anak2 tersebut, besok lusa menjadi pemimpin hebat, orang penting, yang darinya kemaslahatan atau sebaliknya kerusakan bisa bersumber.
--Darwis Tere Liye--

Barusan saya sarapan di kantin bareng anak-anak SD yang sedag breaktime, tiba-tiba ms Desi (wali kelas 1a) mendekat ke tempat saya duduk untuk membicarakan dan mencari solusi buat orangtua siswanya yang bermasalah.
Appa???orangtua yang bermasalah???orangtua apa siswa???
Ya, Orangtua….bukan siswa.

Intan, siswi SD kelas 1a usianya sekarang 9 tahun. Anaknya tidak ada masalah, hanya saja anak ini mengalami kesulitan belajar (berhitung dan pemahaman) karena sering tidak masuk sekolah. Semester lalu Intan pernah tidak masuk sekolah selama 1,5 bulan, usut punya usut ternyata dulu mamanya punya masalah dengan beberapa guru yang mengajar di sekolah ini. Dan, dampaknya lari ke anaknya. Anaknya tidak masuk sekolah selama 1,5 bulan, dan wali kelas sudah sering sms dan telpon tapi tidak dibalas dan tidak ada hasilnya sama sekali.
Sekarang Intan sudah masuk sekolah lagi, tapi sering juga tidak masuk sekolah. Kata mamanya sakit, terkadang sudah ada laporan ke resepsionis kalau Intan tidak masuk sekolah dan tiba-tiba jam 11.00 Intan ke sekolah. Pernah ms Desi membuat laporan mingguan dan mencatatnya di communication book tentang perkembangan Intan tapi respon mamanya tidak baik, mamanya mengadu ke kepala sekolah, ia sakit hati dengan catatan dari ms Desi sampai-sampai mamanya menangis dan lagi-lagi anaknya tidak sekolah. Huft,
Kepala sekolah lalu mengkonfirmasi masalah kecil ini ke ms Desi, tidak ada hal yang menyakitkan dalam mencatat perkembangan anaknya di communication book. Dengan bahasa biasa dan sangat hati-hati sekali karena ms Desi tahu dan mengerti bahwa karakter mama Intan itu sensitif dan terlalu dibawa ke hati.

***
Okey, cukup ya cerita saya kali ini. Sebenarnya panjang tapi ini saja sudah cukup, yang terpenting intinya hehe.
Berkali-kali wali kelas sudah bercerita mengenai Intan yang dikelas diam saja, tiak bisa berhitung 1-50, tidak bisa mengerjakan tugas ini dan itu dan blab la bla bla. Berkali-kali juga wali kelas bercerita mamanya seperti ini seperti itu, dipanggil ke sekolah untuk menginformasikan kondisi dan perkembangan anaknyapun tidak datang. Otomatis wali kelas bingung, dan stress menghadapi masalah satu anak ini. Untuk hal ini, saya akhirnya member solusi seperti ini:
-  Stop menghubungi orangtua, karena orangtua yang butuh bukan guru (karena permasalahannya seperti ini).
-     Tetap laporkan perkembangan anak selama satu minggu di communication book. Entah itu dibaca atau tidak yang terpenting itu laporkan perkembangan anak.
-     Jika orangtua sakit hati dan terlalu dimasukkan dalam hati dengan apa yang guru catat di sekolah, entah melewati kepala sekolah atau guru lain. Abaikan, biarkan saja sampai orangtua benar-benar menemui wali kelas bukan orang lain. Karena yang mengajar  dan benar-benar tahu keadaan siswa itu wali kelas bukan kepala sekolah atau guru lain.
-       Bersikap tegas dalam memutuskan sesuatu. Misalnya, oke..jika kemarin orangtua sudah ditelpon dan tidak hadir, stop menelpon.
-       Membina dan mengajari anak dengan hati, ya meskipun kita tahu bahwa orangtua tidak peduli kepada pendidikan anaknya.

Banyak sekali permasalahan di sekolah terutama anak-anak, tapi bagi saya masalah anak-anak di sekolah masih bisa diatasi dengan baik. Tapi masalah orangtua, terkadang saya hanya bisa angkat tangan hehehe….yah,setidaknya tangan saya hanya bisa menyelamatkan anak mereka yang sudah menjadi korban ego orangtuanya.
*****
With love, HM Zwan




Tuesday, 26 March 2013

Balada Guru Beka


10.00 waktu Batam
Masih di sekolah sambil menikmati satu butir permen foxs spring tea, cukup menyegarkan pagi ini setelah satu jam sebelumnya saya masuk kelas 8A.  Tidak ada materi yang saya sampaikan karena setelah breaktime mereka akan ujian mid untuk pelajaran bahasa inggris, jadi saya beri mereka waktu untuk belajar di kelas.

Belakangan ini sejak saya pindah yang awalnya dari guru playgroup menjadi guru BK, entah saya merasa teman-teman guru playgroup dan TK tidak seramah dulu. Meski saya selalu mengumbar pesona dengan senyum termanis dan sapaan narsis saya pada teman-teman tapi saya melihat ada beberapa yang ganjil, meski pada akhirnya saya tidak terlalu memusingkan hal tersebut. 

Bagi saya menjalin hubungan dengan teman di tempat kerja itu sangatlah penting sekali, meski saya berada dan ditempatkan di tempat terasing dengan ruangan sendiri tapi tetap saya sesekali jalan-jalan ke ruangan guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK untuk sekedar dudk, berbincang, dan mencari informas terbaru.

Terkadang, saya heran dengan sikap teman-teman yang dulunya dekat dan sering tersenyum dengan saya ketika kami berpapasan tapi sejak saya berpindah ruangan situasinya berbeda. Entah, saya benar-benar heran dibuatnya. Mungkin karena beberapa guru sering curhat dan sekedar berbincang mengenai muridnya di ruangan saya, tapi alhasil dampaknya lari ke saya. Who cares!!!

Bagi saya, menjadi pendengar yang baik itu sangat menyenangkan. Setidaknya apa yang menjadi beban atau simpanan seseorang itu terluapkan dengan baik (daripada banting-banting buku di meja guru, lempar sandal, bakiak,atau bahkan high hells xixixixixi). Saya tidak peduli ketika ada guru yang bercerita mengenai guru A, B,C,D E dan sebagainya. Cukup hanya menjadi pendengar saja tanpa harus berkecimpung dan ikut-ikutan ke permasalahan mereka, tapi yang saya herankan adalah ketika guru yang dibincangkan mendadak bersikap acuh tak acuh kepada saya. So,who cares!!. Yang terpenting saya tidak masuk ke dunia permasalahan mereka, titik!!enough!!.

Betul tidak..???
PS : Be your self ^_^

Monday, 25 March 2013

Gara-gara Lumpia #3

  

Saat udara kering
Diujung cakrawala
Aku melihat wanita dengan gerimis di wajah
Matanya usang seperti maghrib berlalu
Sementara jari telunjuknya bergerak
Duk..duk..duk..
Perlahan rambut pirangnya tertampar angin

Jelang angin maghrib berhenti
Wanita paruh baya itu mengadahkan wajahnya
Tidak ada sesuatu yang istimewa diatas sana
Gerutuku pelan,
Hanya saja diantara ribuan pohon rindang
Aku melihat sepotong bulan
Sendiri, tanpa kerlip bintang

****
Batam,19/3/13

PS : Gara-gara lumpia,inspirasi tercipta..by:HM Zwan

Sunday, 24 March 2013

Kaget

Suatu sore perbincangan kami sesaat setelah kami pulang dari kerja, tak lupa ditemani secangkir teh manis..
"Gimana..gimana...??"
"Gimana apanya mas..??"
"Kalau pindah ke Pekanbaru gimana??"
"Apa???pindah??ke Pekanbaru??"
"Heheheheeee....iyha sayang"
"Uwaaaaaaa....yang bener mas??"
"Insya Allah...kita masih muda dek, bla bla bla bla bla........."
Seketika hening, saya langsung mengambil secangkir teh hangat yang ada di meja dan seketika pula meminumnya. Alhamdulillah....seger!!
 *******
Berangkatlah melihat dunia
Perjalanan hebat menunggumu
---Tere Lije---

PS : Yes, I wait for this moment.....

 



Saturday, 23 March 2013

[cokelat] Indahnya Berbagi

Cokelat...heummm,pasti nggak ada yang nggak tahu. Kalau ada cokelat pasti pada berebut ngambil, kalah deh anak-anak hehe. Kemarin saya jalan-jalan ke lokal TK, bukan mau ngajar iqra' tapi mau jalan-jalan, maklum dah kangen. Akhirnya saya masuk ke kelas K3-purple, ternyata mereka sedang breaktime hehe. 
Good morning kids....
Good morning miss Hana...
Tiba-tiba si Felicia berdiri dan jalan kearah saya sambil membawa bungkusan
"Miss Hana, do you want??ini dari Singapore miss.." sambil menyodorkan bungkusan 
"Ohyaaa....???apa tuh nak,kok lucu-lucu bentuknya"
"Cokelat ini miss Hana, kemarin mama dari Singapore bawa cokelat buat teman-teman sama miss"
Karena cokelat, mau tidak mau pasti lapar mata deh hehehe. Saya ambil 5 dengan bentuk yang berbeda-beda tapi Felicia memberi saya lebih banyak lagi.. Uwaaaaaa,seneng banget deh. Eh, nggak lama kemudia anak-anak lain mendekat ke saya dan memberikan sebagian cokelat jatah mereka ke saya, ada yang bilang "Kebanyakan miss..", "Saya nggak suka cokelat..", "Ini buat miss Hana..", ohhhh so sweeetttt.....makasih sayang. Alhamdulillah, dapet durian montong hehe. 

Seneng banget saya, selain senang dikasih cokelat, senang melihat anak-anak yang sudah belajar berbagi kepada teman-temannya, guru, dan tamu yang tidak diundang seperti saya hehehe. Mengajarkan berbagi kepada anak sejak dini merupakan hal yang baik dan berdampak pada hal yang positif untuk masa depannya. Belajar berbagi tidak hanya dari sekolah tapi dari rumah atau orangtua, misalnya saja Felicia. Orangtua terutama mamanya memberikan 2 bungkus cokelat untuk dibagikan ke teman-teman kelasnya dan gurunya di sekolah..Indahnya berbagi,terima kasih Felicia cantik....

Wallaaa....ini dia cokelat-cokelat pemberian Felicia dan anak-anak K3-purple.yang lain di kulkas hehe