Aku Hannan Suroyya, usiaku 25 tahun.
Dilahirkan di keluarga yang taat beribadah, abahku
seorang pemimpin di salah satu pesantren yang terkenal di Jawa timur. Semenjak
kecil aku sudah di sekolahkan di sekolah Islam, tamat SD aku dimasukkan di
pesantren hingga SMA. Setelah itu aku kuliah jurusan Psikologi dan melanjutkan
pascasarjana dengan mendapatkan nilai tertinggi. Hingga akhirnya aku bekerja di
sebuah rumah sakit dan membuka praktek di rumah, tak lama setelah aku membuka
praktek di rumah aku menikah dengan lelaki pilihan abahku. Saat memasuki bangku kuliah, aku baru tahu tentang banyak
hal termasuk apa itu masa puber.
Namanya Alfa, satu-satunya teman
dekatku dipesantren. Mungkin karena aku sendiri kemana-mana dan tidak terlalu
peduli dengan orang lain hingga satu hari Alfa salah satu orang yang selalu
mendekatiku, baik saat mengantri kamar mandi, berangkat ke masjid, bahkan
mengantri di dapurpun dia selalu mengikutiku. Hingga akhirnya kami menjadi
teman dekat yang saling berbagi, dimana ada Oya disitu pasti ada Alfa. Terkadang
kami saling bertengkar jika salah satu dari kami berbaur dengan teman-teman
yang lain, jika sudah begini kami sering berkirim surat dan meletakkan surat
itu disamping lemari. Dan kalimat iinilah yang tertulis di lembar kertas warna
pink bermotif bunga itu.
Dear
Oya
Aku
benci sama kamu
Ur
beloved -Alfa-
Satu
hari saat aku bercengkrama bersama suami, tiba-tiba handphoneku berdering. Nomor baru dan spontan aku angkat.
Oya, apa kabar?
Alhamdulillah
baik..maaf ini siapa ya?
Ih udah lupa ya
sama teman sendiri…
Iya tapi ini
siapa ya?nomor ganti ya…
Aku,Alfa..
Sejenak aku terdiam, dan selang beberapa menit kami
bercakap-cakap hingga akhirnya aku mengakhiri perbincangan sore itu. Lama aku
melihat layar handphone dan tiba-tiba
aku dikagetkan oleh sentuhan tangan suamiku.
Siapa umi?
Teman lama bi
…emmm, Alfa. Alfa Jauhariyah
Oooo…iya
Maafin umi ya
bi…
Maaf untuk apa?Uhibbuki
fillah…aku mencintaimu karena Allah mi,aku bangga dengan usahamu untuk berubah
menjadi manusia dengan kodrat yang sebenarnya.
Ujarnya sambil mencium keningku, entah tiba-tiba saja
air mata ini mengalir deras.
---Batam,13 desember 2012---