Hari ini seperti biasa perempuan itu
keluar rumah dengan wajah sumringah.
Dengan tatapan lurus ke depan ia berjalan ke arah pos ronda yang tak jauh dari
tempat aku berdiri saat ini. Selang beberapa menit aku mendengar teriakan-teriakan anak kecil yang
mulai mengusik gending telingaku.
“orang gila…orang gila…”
Setiap hari aku mendengar kalimat
rutin yang diucapkan oleh bibir-bibir mungil berseragam merah putih yang hendak
berangkat ke sekolah. Dari jendela rumah aku melihat perempuan itu tetap
berjalan dan mengumbar senyum manis pada anak-anak yang menggodanya. Bahkan
melambaikan tangan bak putri Indonesia, ah Katmini. Ya,namanya Katmini. Anak
pertama bu Denok yang katanya mengalami gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuannya untuk menuruti kemauan Katmini, yaitu kuliah jurusan
kedokteran.
Satu hari ketika aku pulang dari
kantor tidak sengaja melewati pos ronda, semakin mendekati pos ronda aku
semakin penasaran dengan kondisi di dalamnya. Apa yang dilakukan Katmini di
dalam sana?Menyanyi?Mengobrol sendiri?atau menari-nari?. Ah aku semakin dibuat
penasaran olehnya. Diam-diam aku mengintip
jendela pos ronda, aku mendapati Katmini sedang duduk di lantai sambil memegang
sebuah buku. Entah judulnya apa, kurang terlihat jelas karena kondisi kaca yang
sudah tidak terawat lagi. Tiba-tiba mata Katmini menoleh kearah jendela tempat
aku berdiri, dan spontan akupun langsung pergi meninggalkan pos ronda. Sejak
kejadian sore itu, setiap minggu aku diam-diam meletakkan satu buku di pos ronda
untuk Katmini. Sepulang dari kantorpun aku sempatkan untuk mengintip Katmini,
ya buku-buku pemberianku ia baca.
Sepulang kerja aku duduk berdua
dengan ibu, didepannya sudah ada secangkir teh manis dan sepiring pisang goreng
siap untuk disantap. Tiba-tiba…
”Buk, aku sudah punya calon”ujarku pada ibu, seketika
wajahnya berubah antusias
”Ohya?Alhamdulillah, orang mana?satu tempat kerja?siapa
namanya?”
”Katmini buk..”