Sunday, 20 November 2011
Menikmati Segarnya Air Terjun Cuban Rondo
Seperti biasa, liburan datang waktunya memanjakan diri bersama para sahabat ke medan perang yaitu menjelajah hehe. Berempat dengan menaiki sepeda motor kami melaju kearah barat menuju kota Batu, setelah keliling kota Batu. Kami dibingungkan dengan tujuan, maklum tidak ada rencana sama sekali jadi asal cabut hehe. Entah setelah keliling kota Batu kamipun melanjutkan perjalanan kearah Pujon, entah sesampainya di gapura Air Terjun Cuban Rondo kamipun langsung masuk menuju pintu masuk kawasan Air terjun. Di kanan kiri dikelilingi pohon pinus dengan udara yang segar jauh dari hiruk piruk suasana kota, wow bener-bener seger udaranya.
+ 3 kilo dari gerbang pintu masuk kawasan air terjun kami sampai di tempat parkir dimana letaknya + 700 meter dari lokasi air terjun Cuban Rondo. Sesampainnya di lokasi air terjun, luapan air dari ketinggian 84 meter deras mengalir ke sungai-sungai kecil dipinggiran lokasi utama air terjun. Wow, dingin banget airnya….segerrrrr, lumayan buat refresh otak. 2 jam terlewati sudah basah-basahan di pinggir air terjun dan bermain air di sungai kecil, selanjutnya menikmati mantabhnya bakso di warung tepatnya didekat parkiran mobil. Tinggal pilih anda mau memesan bakso atau cilok…lumayan, adem-adem makan yang anget-anget, cesspleng rasanya hehehe…
Cukup sudah menikmati liburan kali ini berempat di air terjun Cuban rondo, menyenangkan. Meski pulang dengan diiringi hujan gerimis mana nggak ada yang bawa mantel jadi ya basah-basahan hehehe…tak apalah yang penting seneng-seneng bareng temen-temen hehehe….nice weekend!!!
********
Saturday, 19 November 2011
Tradisi Mbubak Jelang Pernikahan
Episode Ponorogo,
Sepuluh hari di Ponorogo rasanya banyak sekali momen atau kejadian yang harus di dokumentasikan, setelah berkeliling Ponorogo mencicipi berbagai aneka Pecel Ponorogo. Kali ini saya akan menceritakan salah satu adat istiadat masyarakat Ponorogo menjelang pernikahan putra/putrinya. Dalam adat Pernikahan di Ponorogo, jika anak sulung atau anak bungsu menikah maka ia harus di mbubak. Istilahnya yaitu pelepasan anak dari pihak keluarga, memohon do’a untuk kelancaran acara pernikahan, dan mendo’akan calon mempelai pengantin.
16 September 2011,
23.30 wib
Mungkin karena kecapekan, pukul 21.30 saya sudah tidak tahan lagi untuk istirahat karena selama beberapa hari tenaga terforsir untuk menyiapkan pernikahan adik saya (adik kandung suami), entah tiba-tiba pukul 23.30 saya dibangunkan oleh suami untuk bersiap-siap. Dengan wajah masih ngantuk sayapun bertanya kepada suami.
“Ada apa..??”
“Mau di mbubak, itu orang-orang sudah kumpul di luar..”ujar suami
“Mbubak..??jam berapa sekarang..??”
“23.30..”ujar suami sambil tersenyum
“HEHHH..???mau diapain kita mas…??”
“Lihat aja nanti….”
Uwaaaa….dengan sigap saya langsung ganti kostum seadanya (maklum bangun tidur jadi acakadut…”aslinya dah acakadut hehe“). Keluar kamar, di tempat berbeda sudah berkumpul banyak orang, sanak saudara, tetangga, dan juga beberapa tamu undangan. Dengan mata masih setengah sadar saya, suami, bapak, ibu, dan kedua adik (adk kandung suami) disuruh duduk di depan menghadap para tamu. Di depan saya sudah ada banyak makanan (kenduri) yang disuguhkan dan dibungkus dengan daun pisang dan jati, adapun isi dari kenduri tersebut yaitu berupa :
…nasi tumpeng mini
…sego gureh (nasi gurih)
…ayam panggang
…pindang tempe
…telur
…sambal goreng
Serta berbagai tempat-tempat kecil yang terbuat dari tanah liat dan benda-benda seperti:
…kendi, berisi apa saya kurang tahu
…layah (cobek)
…kuali, berisi berbagai jajanan pasar seperti kerupuk dll
…tikar
…piring, berisi beras warna kuning dan putih
…sapu kecil,
…lilin
…kembang mayang
…kotak panjang + ukuran 50 cm terbuat dari kayu dimana didalamnya berisi putih-putih (walla,ini saya juga kurang tahu apa itu) dll.
Acara dibuka dan dimulai oleh pak mudin, dengan menggunakan bahasa jawa halus khas Ponorogo sayapun kurang memahami benar tapi inti dari ungkapan-ungkapan beliau yaitu pelepasan anak dari keluarga, serta berbagai do’a kebaikan untuk anak sulung yang sudah menikah lebih dulu (tanggal 8 September 2011) dan anak kedua (adik suami) yang akan menikah esok hari (tanggal 17 September 2011). Setelah acara inti yang di pandu oleh pak mudin dan ditutup dengan do’a, akhirnya saya, suami, bapak, ibu, dan kedua adik di persilahkan untuk membuka tutup kuali yang tepat ada di depan suami. Dengan berbarengan kamipun membuka tutup kuali tersebut yang berisi jajanan pasar dan mengambilnya lalu memakan, sebagai syarat kamipun mengambil pisang dimulai dari bapak lalu kemudian dimakan oleh ibu, sisanya diberikan kepada suami, saya, dan kedua adik. Sebagai simbol agar pernikahan kami membawa berkah dan dimudahkan rezekinya oleh Allah SWT amin.
Setelah acara membuka kuali, dilanjutkan dengan menyuguhkan kenduri yang ada di depan kami dan membagikan kepada tamu lalu kami bersama dengan tamu meikmati kenduri secara bersama-sama. Setelah kenduri habis acarapun selesai dan para tamupun undur diri.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Batam 2011
Waktunya mengarsipkan tulisan dari siana ke blog, cekidot...
Resep Alternatif Pengganti Kunci pada Sayur Bening
Pagi-pagi saya sudah disibukkan dengan aktivitas rutin baru,ya urusan rumah tangga. Salah satu yang paling saya suka yaitu memasak, rencananya saya ingin memasak sayur bening tapi sayang saya tidak mendapatkan kunci di pasar .Kunci (temu kunci) merupakan rempah khas khusus untuk sayur bening. Andai saja saya masih di Jawa, beli Rp 1000 sudah dapet seplastik besar. Berbeda dengan di tempat saya merantau kali ini, mau cari dimana lagi ya..???twing twing…Akhirnya berganti menulah pagi itu.
Sorenya seperti biasa saat waktu luang saya sempatkan menelpon orang tua dan saya menceritakan kejadian pagi itu kepada Ibu, karena saya belajar banyak memasak dari ibu. Upz, bukan belajar tapi melihat ding hehe..Lalu beliau memberikan resep sayur bening simpel pengganti kunci. Jika tidak ada kunci bisa diganti dengan daun kemangi dan jahe, caranya jangan dimasukkan berbarengan dengan bawang merah tapi masukkan kemangi berbarengan dengan daun bayem lalu tambahkan 1 iris jahe dan masukkan bumbu yang lain seperti garam dan gula. Wallaaa, boleh juga resep alternatif dari Ibu…Aeh, jadi kangen masakan ibu.
Puisi Zun (Trio Ijab Qabul)
Berulah tentang cinta
Perasaan menggelora
Jantung berdetak cepat bak meteor
Menggebu beradu dengan nyali
Tak mampu ku bernafas
Sesak tanpa oksigen
***
Berulah tentang cinta
Rutukku hancur berkeping-keping
Organpun jatuh ke tanah dan saling beradu
Menyelusuri setiap jengkal aura
Sialpun kupeluk erat
***
Kata siapa aku lelah,
Berbagi denganmu berbaur dengan organ tubuhmu
Menggandeng setiap detak nadimu berhembus
Menjelajahi setiap aroma yang kau suguhkan
Ibarat aku dan kamu sudah mengadu pada sketsa cintaNYA
***
Tak usah berdenyut dengan logika,
Usah hatiku juga hatimu
Ciumanmu bak hamparan mawar tak berduri
Lautan duripun mampu kita lemaskan dengan hati
***
Bukankah merpati itu kita,
Dua sayap mampu menghempaskan segala prahara
Seonggok hatiku terpaut dalam hatimu
Bersemi duri tajam terpatri untukmu
***
Bukalah ekor matamu,
Mereka tak rasa tapi kita rasa
Karena cinta harus dirasa tak diraba
Inilah samudera hati untukmu
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Malang, 16 Juli 2011
Sebuah goresan yang baru terjamah setelah sekian bulan tertata rapi di almari hihihi…
Hasil cicit cuwit iseng antara Hm Zwan, Uleng Tepu, Herlya An Nisa…
Welcame back Me
Uwaaaaaaaaaa,lama nggak blogging. berhubung banyak kesibukan cieee kayak artis ajah hehe. jadinya terabaikan, bukan hanya nulis disini di kompasiana juga stop menulis. selesai sudah acara yang serba ribet...sekarang lanjt nulis lagi,cerita-cerita lagi...
Welcame back HM....
Srupttttttttt,heummm segernya!!!!
Monday, 8 August 2011
"Baraka Allahu Lakuma" Lyrics By: Maher Zain
We’re here on this special day
Our hearts are full of pleasure
A day that brings the two of you
Close together
We’re gathered here to celebrate
A moment you’ll always treasure
We ask Allah to make your love
Last forever
Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say
Baraka Allahu Lakuma wa Baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fee khair.
Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fii khair.
From now you’ll share all your chores
Through heart-ship to support each other
Together worshipping Allah
Seeking His pleasure
We pray that He will fill your life
With happiness and blessings
And grants your kids who make your home
Filled with laughter
Let’s raise our hands and make Dua
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say
Baraka Allahu Lakuma wa Baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fee khair.
Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fii khair.
Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say
Barakallahu Lakuma wa Baraka alikuma
Our hearts are full of pleasure
A day that brings the two of you
Close together
We’re gathered here to celebrate
A moment you’ll always treasure
We ask Allah to make your love
Last forever
Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say
Baraka Allahu Lakuma wa Baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fee khair.
Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fii khair.
From now you’ll share all your chores
Through heart-ship to support each other
Together worshipping Allah
Seeking His pleasure
We pray that He will fill your life
With happiness and blessings
And grants your kids who make your home
Filled with laughter
Let’s raise our hands and make Dua
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say
Baraka Allahu Lakuma wa Baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fee khair.
Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fii khair.
Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say
Barakallahu Lakuma wa Baraka alikuma
"Insya Allah" Lyric By:Maher Zain"
ketika kau tak sanggup melangkah
hilang arah dalam kesendirian
tiada mentari bagai malam yang kelam
tiada tempat untuk berlabuh
bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu
reff:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
every time you commit one more mistake
you feel you can’t repent and that it’s way too late
you’re so confused wrong decisions you have made
haunt your mind and your heart is full of shame
but don’t despair and never lose hope
’cause Allah is always by your side
reff2:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah you’ll find a way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
turn to Allah He’s never far away
put your trust in Him, raise your hands and pray
oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu
hanya engkaulah pelitaku
tuntun aku di jalanmu selamanya
reff3:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Sunday, 7 August 2011
Ketika Orang Tua Lupa Menjemput Anak
Pukul 15.30
Seperti biasa saya baru saja hendak pulang dari tempat mengajar, di halaman sekolah tepatnya di depan kantor Tu SMP ada satu anak SD yang masih asik duduk sambil bermain mobil-mobilan, “Jam segini kok masih ada anak SD disini…” batin saya dalam hati. Entah tiba-tiba saya berpapasan dengan guru SD yang kebetulan hendak pulang juga, dan sayapun bertanya sama beliau.
“Bu, kok masih ada anak SD yang belum pulang. Ini kan sudah mau jam 4 bu..”
“Lha itu bu, kasihan anak itu. Itu anak ABK bu, sering pulang sore. Saya lo pernah lihat dia jam 6 masih seliweran di gerbang depan..”
“Heh??yang bener bu…??jam 6 maghrib???”ujar saya kaget
“Iya bu, ibunya sering lupa jemput…enteng gitu bilangnya ke guru-guru, baru inget kalo anaknya nggak ada di rumah pas maghrib, ternyata belum dijemput..”
“Hehhhh…???Bener-bener….”
&&&&&&&&
Malang, 25 Juli 2011
Catatan Tentang Kaki Waktu
Sebuah karya indah ada di tanganku pagi ini, satu buku yang berjudul Kaki Waktu. Kumpulan puisi 12 penyair perempuan muda Makassar yang masing-masing menyuguhkan 7 puisi karya mereka dengan sangat apik membuat beragam puisi tentang berbagai hal seperti cinta, kehidupan, kesedihan, kenangan, sebuah rasa dan masih banyak lagi. Dari satu halaman ke halaman berikutnya tak membuat saya bosan, dan ingin terus membacanya hingga lembaran terakhir. Dan, inilah satu karya dari sahabat pena saya berjudul Kaki Waktu yang indah.
Kaki Waktu
Kelak,
Waktu akan merampasmu pula
Membentangkan jeda tak berkesudahan
Antara kau dan aku
Lalu kita akan berlari berjauhan
Urung bertemu
Yang tersisa Cuma lengang yang panjang
**********
Malang, 6 Agustus 2011
…For Uleng Tepu : Terima kasih untuk sebuah kenangan kecil tautan dua kelingking kita (itu pesanmu dalam lembar kedua), terima kasihhhhhhh hunnnnnnn……mwah,tlepoks!!!
Perpustakaan di Rumah, Why Not??
Anda ingat dengan slogan bahwa Buku adalah jendela dunia, kita bisa menemui slogan ini di tempat-tempat umum seperti perpustakaan. Mendengar kata perpustakaan tentunya yang ada dibenak kita adalah gudang buku, tempat membaca, tempat mencari bahan bacaan terbaru bahkan yang sudah usangpun bisa kita temukan di perpustakaan. Kehadiran perpustakaan bagi sebgian masyarakat sangat membantu mereka terutama yang senang membaca. Selain perpustakaan yang tersedia di sekolah, pesantren dan universitas, saat ini disetiap sudut kota pun sudah ada perpustakaan umum milik pemerintah. Masyarakat pun tidak mau ketinggalan, tak tanggung-tanggung kadang mereka membuat perpustakaan pribadi dengan menggunakan nama yang berbeda seperti taman baca, sanggar baca, pustaka mini, pondok baca, gubuk baca dll. Dengan menggunakan nama yang berbeda, ini akan membuat masyarakat semakin tertarik untuk sekedar mampir ataupun menjadi pengunjung tetap perpustakaan ataupun taman baca.
Berbeda dengan perpustakaan umum, kadang sebagian masyarakat memilih untuk mendirikan perpustakaan pribadi atau keluarga di rumah. Dengan tujuan untuk melestarikan budaya membaca pada anak dan keluarga, mengumpulkan koleksi buku pribadi, dan sebagai bentuk pembelajaran. Ada sebagian masyarkat yang sengaja membeli dan mengumpulkan koleksi buku pribadinya yang menumpuk dan akhirnya ia membuat perpustakaan di rumah. Meski kadang ada kekhawatiran tersendiri soal biaya jika ingin membangun sebuah perpustakaan di rumah, seperti mahal dan membutuhkan biaya yang banyak. Padahal tidak, kita bisa saja membuat sebuah perpustakaan dengan biaya sesuai dengan kemampuan financial yang kita miliki, tentunya sesuai dengan hunian dan tata letak ruangan yang ada di rumah kita. Misalnya dengan membeli rak buku yang sederhana yang terbuat dari kayu, atau bisa juga membuat tempat buku yang menempel d dinding seperti yang ada di kos-kosan. Lebih murah lagi jika kita bisa membuatya sendiri hanya membeli peralatan yang dibutuhkan. Jika memiliki anak kecil, dinding ruang perpustakaan bisa dicat dengan warna terang dan rak bisa disendirikan dengan di cat warna-warni yang bisa mengundang anak-anak untuk senang berada di perpustakaan rumah.
Jika rak sudah jadi, kita bisa menaruh semua buku yang sengaja kita koleksi. Namun jika kita baru ingin membuat perpustakaan rumah dan belum mempunyai buku, kita bisa mencicil setiap bulannya dengan membeli beberapa buku atau bisa juga dengan menyisihkan uang khusus untuk membeli buku. Lebih hemat lagi jika kita bisa membeli buku di toko buku yang sering mengadakan diskon, atau bisa juga di pameran-pameran buku. Karena di pameran buku sering mengadakan obral buku mulai harga paling rendah Rp 5000 hingga Rp 50.000, tidak tanggung-tanggung bukan?? Dengan biaya yang murah dan sederhana kita bisa membuat perpustakaan di rumah yang tentunya tidak hanya digunakan untuk sarana membaca saja melainkan untuk pembelajaran kepada anak misalnya dengan bermain edukatif bersama dengan anggota keluarga yang akan membuat kedekatan antar anak dan orang tua semakin akrab.
******************
Malang, 25 Mei 2011
Dalam Remang Senja
Dalam remang senja
Dipenghujung hari
Semerbak tanah basah masih tercium wangi
Serupa menghirup angin yang menusuk pori-pori
& & & &
Dalam remang senja
Kumengitari rumput ganas
Dibalik senyumnya
Yang hampir meredup
& & & &
Dalam remang senja
Tak kutemukan getaran suara
Hanya isak tangis sang gadis
Tengah menggigil sembari mendekam mimpinya
& & & &
Malang, 13 Juni 2011
Meregangkan jari jemari, menghirup malam nan dingin, mencoba bermain kata demi kata…Akhirnya bisa coret-coret disini lagi setelah sepekan berpetualang di pantai kapuk hehe……….!!!!!
Rasa
Hendak ku ungkapkan rasaku
Pada subuh sepekat malam
Pada angin yang menyapa lembut
Pada pagi yang lengang
- - -
Kerap kurebahkan bongkahan rasa
Diatas tanah gersang yang tak terhuni
Dibawah pohon randu yang tengah menjuntai
Diantara tumpukan daun kering yang berserakan
- - -
Serupa tenggelam ku terjaga
Melintas, melayang lalu menerjang
Nyaris kulepas cengkeraman yang mengusikku
Berlari menembus pagi sepetang malam
****
Malang, 2 Juni 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)