Subang Jawa Barat menjadi kota ketiga tempat kami mengadu nasib, duile sinetron banget pembukaannya ya hehehe. Ketika menjadi warga nomaden atau berpindah-pindah, pada akhirnya harus siap dengan segala hal. Mulai dari tempat tinggal sampai budaya, atau kebiasaan yang dilakukan oleh warga asli atau lokal. Beberapa tahun yang lalu, ketika saya dan suami baru tinggal di Kota Siak Riau, sempat juga hal-hal indah dan menarik saya abadikan di blog ini.
Nah, kali ini saya mau sharing serba serbi pendatang di Kota Subang....
1. Adem, sejuk, panas dan nanas. Nah lo!!
Pertama kali sampai Kota Subang pukul 00.30, suasananya sepi, yaiyalah malam, eh dini hari ding hehehe. Daerahnya lumayan ramai, banyak angkot warna hijau tua (norak banget, mentang-mentang di Siak nggak ada angkot hehe). Lumayan banyak pohon, masih rindang banget. Karena di Kota Subang banyak pabrik, jadi cuacanya panas banget tapi kalau malam dingin.
Di jalan sering saya temui penjual nanas, saya baru tahu ternyata Kota Subang terkenal dengan nanasnya yang manis. Konon, kata tetangga, nanas yang manis beneran harganya Rp 10.000/buah. Tapi kalau yang nanas biasa, rasanya rada kecut2 seger, perbuah dihargai Rp 1000. Pantesan tetangga sebelah sering banget beli nanas buat rujakan.
2. Teh oh teh
Kalau di Batam, es teh nyebutnya teh obeng. Di Siak Riau, es teh nyebutnya teh es. Ini ngerjain saya atau gimana sih!!!???udah cantik pesan es teh kok malah dibalik, teh es??.
Geser dikit agak jauh ke Subang Jawa Barat, pas mau makan malam di sebuah warung tenda, saya dan suami pesan sate ayam plus sup daging, masing-masing satu porsi untuk disantap berdua. Sebelum pesan minum ternyata sudah disuguhi dua gelas teh hangat. Satu porsi sate ayam dan sup daging habis, rasanya mantap dan seger di badan. Setelah makan yang anget-anget dan pedes otomatis haus lah ya, tanpa ba bi bu langsung ambil teh dan glek glek glek.....z z z z blup blup blup.
Beuh, tehnya pahit pemirsah. Eh, tawar ding..
Antara pingin marah tapi haus banget...
Ternyata disini tehnya tawar, nggak pakai gula. Sempat ngobrol sama ibu dan tetangga kontrakan, memang disini (orang Sunda) kalau bikin teh selalu teh saja tanpa gula. Jadi, buat pendatang yang baru menginjak tanah Jawa Barat, kalau pesan teh kalimatnya seperti ini, "Buk, pesan teh manis.....". Pakai kata MANIS ya, kalau nggak ya minum teh tawar tanpa gula. Ohya, for your information, teh tawar di Jawa Barat rata-rata gratis ya alias nggak bayar.
Peyek jengkol,xixixi
3. Hah, 5000??
Hari kedua tinggal di Jawa, tepatnya Jawa Barat. Ceritanya pagi-pagi saya lapar, maklum ibu menyusui (alesyan yang masuk akal). Akhirnya saya ke warung dekat kontrakan, Alhamdulillah jual nasi...
"Bu, nasi uduknya satu"
"Pake sambel teh?"
"Iya, berapa bu?"
"5000 teh"
Gubrak!!melek merem antara percaya apa mimpi, bahagia apa bahagia banget karena murah meriah. Hari gini nasi uduk 5000an??(maklum, di Siak Riau nasi uduk mentok 9000/10.000an)
Satu pagi, beli bubur ayam...
"Bubur ayamnya satu mang, berapa?"
"5 juta neng..."
"Hah!!??" Lugunya keterlaluan
"5000 neng..."
Duh,Gusti....bubur ayam semangkok penuh, ayamnya banyak, rasanya enak, kerupuknya banyak dihargai 5000?? (Maklum, taunya seporsi 10.000).
Satu hari ke warung lagi, kali ini beli roti tapi pas lihat ada gorengan mendadak geser dikit dan ngambil kresek buat bungkus gorengan.
"Rotinya 2, gorengannya 4, berapa bu?"
"4000 teh"
Tik tak tik tok tik tak tik tok.......
"4000 teh??gorengannya 4!!"
"Rotinya 1000an, gorengannya gopek"
"Gopek??"
"Iya, gopek, 500"
"Ooooo....." kemudian ambil gorengan lagi
Duh, Gusti.....terima kasih sudah mengirim kami ke Jawa, makanan disini murah meriah.
Semoga penjual makanan di Jawa rezekinya lancar....
Bahagia itu sederhana,
Sesederhana ini...
4. Belajar bahasa sunda
Pindah ke daerah baru, mau tidak mau harus belajar hal baru. Salah satunya belajar bahasa daerah setempat, kebetulan sedang di Jawa Barat, jadi belajar bahasa sunda.
Kalau disuruh memilih. Lebih gampang mana, belajar belajar bahasa melayu atau sunda? Bagi saya, belajar bahasa sunda lebih gampang daripada melayu. Karena di dalam kosa kata bahasa sunda ada beberapa kesamaan dengan bahasa jawa, sehingga lebih memudahkan saya dalam mempelajari bahasa sunda.
Misalnya...
Nggak tahu, bahasa jawa duko, dalam bahasa sunda huruf o diganti a, jadinya duka.
2 bulan tinggal di Subang rasanya cukup betah, karena dekat kampung halaman hehehe. Jadi sewaktu-waktu kalau pingin pulang tinggal wuzzz...
Teman-teman punya pengalaman serupa?ayo dong sharing.