Terkadang, hal yang menurut kita baik-baik saja belum tentu baik menurut orang lain. Contohnya pagi tadi, kebetulan setelah membereskan beberapa tanaman di pot di taman depan rumah, saya berniat untuk beli kerupuk dan pesan air galon di toko belakang. Tentunya pakai motor lah ya (bangga banget,padahal di blok belakang hahaha), baru sampai ngelewati satu rumah, saya berhenti karena ada ibu-ibu yang lagi ngobrol di balik pintu gerbang rumah mereka. Tiba-tiba mamanya A bilang "Ya ampun anteeee,nggak usah naik motorlah,perutnya udah besar gituuu...", disambung mama B "iya nih, udah gede perutnya...kita yang nggak bisa naik motor ngeri lihatnya hahaha". Seperti biasa, saya cuma cengar-cengir nggak karuan sambil bilang "mau pesan galon sama beli telur ke toko hehehehe". "Jalannnnnn!!!!!" ,duh kompak banget jawabannyanya hahahaha. Bukannya nggak mau jalan, soalnya saya habis jalan-jalan pagi muterin komplek, jadi capek gitu (alesyannnn).
Sampai pada akhirnya, setelah urusan dapur kelar, saya buka leptop, googling dan baca-baca seputar aman tidaknya mengendarai motor saat memasuki kehamilan di trimester ketiga. Wa, ternyata bahaya juga ya. Tapi kalau kehamilannya nggak bermasalah sih no problem, sebaliknya kalau kehamilannya bermasalah, ya bener-bener nggak usah naik motor.
Cara Mengurangi Naik Motor di Kehamilan Trimester Ketiga
1. Memilih aktifitas
Kalau misalnya kemarin-kemarin saya main hajar aja pakai motor kemana aja, sekarang sudah mulai memilih aktifitas mana yang harus naik motor dan tidak. Seminimal mungkinlah naik motor, konon goncangannya tidak bagus untuk ibu hamil. Misalnya ke toko yang ada di blok belakang jalan yaaa Em, jangan naik motor lagi. Insya Allah, nggak janji, kan jalannya mulus hahahaha (kucekkk!!!!).
2. Mencari dan mengumpulkan nomor-nomor penting
- Nomor telpon tukang sayur
- Nomor telpon tukang sayur
Selama ini saya kan ke pasarnya seminggu dua kali, jadi mulai sekarang nggak usah ribet ke pasar lagi. Untungnya sekarang ada tukang sayur yang masuk ke komplek, sudah dapat nomor telponnya, kalau mau pesan tinggal telpon aja. Sepertinya lebih mahal tapi nggak papalah, Alhamdulillah banget, setidaknya meringankan beban bumil untuk nggak nyetater naik motor ke pasar. Paling ngeri itu kalau di jalan raya, rame banget.
- Nomor telpon tukang air galon
Sebenarnya setiap hari selalu ada tukang air galon yang lewat, sehari bisa 5 kali, tapi nggak tau kebetulan atau nggak. Setiap air galon habis selalu lama banget lewatnya, untung tadi saya bisa minta nomor telpon abangnya. Bonusnya bisa pinjam galon air alias nggak harus bayar, jadi, persediaan air galon untuk masak ada dua. Lumayan kan nggak begitu repot.
- Nomor telpon penjual gas
Nggak mungkin juga kan bumil angkat-angkat elpiji, naik motor aja dimarahin ibu-ibu, gimana kalau mereka lihat saya otong-otong elpiji hehehe.
- Nomor telpon penjual gas
Nggak mungkin juga kan bumil angkat-angkat elpiji, naik motor aja dimarahin ibu-ibu, gimana kalau mereka lihat saya otong-otong elpiji hehehe.
Ohya, perlu digaris bawahi. Mungkin buat yang dirumahnya ada suami, nggak masalah ya, kan bisa diantar. Tulisan ini khusus untuk para bumil yang suaminya lagi di luar pulau, jadi...yaa begitulah, semua serba mandiri yes. Yaa begitulah. Karena kegiatan luar saya selama ini cuma itu-itu saja, ke pasar dan ke pom hehehe. Setidaknya kalau sudah punya nomor telpon tukang sayur, rasanya hati tenang, nggak perlu ke pasar buat belanja.
Teman-teman, ada yang punya pengalaman yang sama??ayo dong cerita...^^
Teman-teman, ada yang punya pengalaman yang sama??ayo dong cerita...^^