Masih cerita seputar #exploretembilahan, jadi jangan bosan ya hehehe. Melihat kota Tembilahan lebih dekat, naik pompong, jalan-jalan keliling Kampung Bertuah sudah. Jadi kali ini saya mau cerita tentang pasar jongkok dan rasanya menyebrang pakai pompong di malam hari. Uwaaaaaa, acakadut nggak karuan hati ini rasanya hehehe, deg deg deg byuarrr.
Menyebrang dan naik pompong di malan hari
Atas nama pacaran yang tertunda, jadi malam itu saya dan suami ingin jalan-jalan menikmai riuhnya kota Tembilahan di malam hari. Dengan rasa was-was dan deg-deg'an kami memberanikan diri menyebrang di malam hari, saat berangkat satu pompong hanya berisi 5 orang penumpang. Sudah tau belum rasanya naik pompong di malam hari??deg-deg'an luar biasa, tidak ada pencahayaan, yang terlihat hanya lampu-lampu yang ada di sebrang saja. Jadi sudah dipastikan komat kamit baca sholawat dan istighfar sepanjang perjalanan, alhamdulillah sampai juga di sebrang kota. Legggaaa rasanya....fiuh!!!
Pompong...
Sebrang kota Tembilahan
Pasar Jogkok
Kata temannya suami, kalau mau cari jaket kulit, cari saja di Tembilan. Atas nama penasaran, akhirnya kemi keliling kota, dan menemukan satu pasar yang lumayan ramai. Orang sini menyebutnya pasar jongkok, seperti stand pasar malam pada umumnya, ada yang bertenda ada yang hanya gelar lapak diatas tanah. Dinamakan jongkok karena mayoritas penjualnya buka lapak dibawah jadi pembelinya banyak yang jongkok kalau lihat-lihat barang atau hanya sekedar mencoba barang. Unik ya... Disini banyak menjual barang-barang seken dan sebagian barang-barang murah, mulai kerudung, baju, sandal, sepatu dan lain sebagainya.
Ternyata setelah jalan-jalan selama 30 menit mengitari pasar jongkok, tidak ada jaket kulit yang menawan hati, jadi lanjut jalan-jalan nggak jelas gitu lihat-lihat daerah perkotaan. Akhirnya karena penasaran dengan becak kayuh, dengan rasa penasaran saya tanya-tanya harga untuk sekali keliling kota. Awalnya 40.000 tapi saya nego, akhirnya keliling kota sepuasnya dan diantar sampai penyebrangan hanya 25.000 saja.
Sebelum akhirnya diantar ke penyebrangan, suami pingin jajan es tebu, dan saya melipir ke martabak manis untuk oleh-oleh bulek. Lumayan ramai kotanya, setelah menunggu martabak manis matang, 15 menit kemudian saya membawa dua martabak manis ukuran besar, rasa cokelat kacang dan nangka, heummm sedap. Setelah itu saya dan suami diantar oleh bapak pengayuh besak ke penyebrangan. Sesampainya di penyebrangan, ada tiga orang ibu-ibu yang ingin menyebrang, tapi berhubung mereka masih menunggu teman-temannya. Akhirnya saya dan suami diantar duluan, wakz, cuma bertiga..uwaaaa......kebayang kan gimana deg-degannya,nggak karuan pokoknya hehehe. Kurang lebih 10 menit berlalu akhirnya pompong menepi, alhamdulillah sampai Kampung Betuah dengan selamat. Pengalaman yang mengesankan naik pompong malam-malam bertiga, mau lagi???hihihi #nyengir kuda.
Mari incip martabak manisnya hehehe..
Ada yang pernah naik pompong malam-malam nggak??ayo dong cerita^^
Semoga bermanfaat^^
****
Ini juga seru..