Showing posts with label everything on wednesday. Show all posts
Showing posts with label everything on wednesday. Show all posts

Wednesday, 10 December 2014

Para Pencari Rezeki

Kapan hari saya mengantar suami potong rambut, jalanan kota tidak sepi dan ramai, biasa saja. Seketika saya duduk di kursi yang disediakan oleh abang cukur rambut, dan melihat beberapa orang yang sedang mencari rezeki lewat usahanya.
1. Abang potong rambut, duduk santai sambil melihat ke jalan raya, ketika kami sampai, ia langsung berdiri dan menyiapkan peralatan potong rambut.
2. Segerombolan abang pencuci mobil, satu persatu mobil datang untuk dicuci, sebagian mereka ada yang mencuci, sebagian lagi ada yang mengelap badan dan ban mobil sambil sesekali bercanda.
3. Abang penjual minuman cendol yang sedang meladeni anak-anak SMP, kemudian mata saya tertuju pada abang penjual bakso bakar yang tidak fokus berkendara karena melihat gerbang sekolah yang sudah ramai, itu artinya sudah waktunya jam istirahat. Sampai depan gerbang, abang tersebut langsung mendapat pesanan, ada yang minta bakso bakar dan lainnya pesan bakso goreng pakai saos sambal.

Sungguh rezeki itu sudah di jamin, tapi jika tanpa usaha rezeki itu tidak hadir. 
"Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.." HR Ad-dhailami

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 19 November 2014

Pesona Senja di Pinggir Sungai Siak

Beberapa hari yang lalu suami ngajak saya keluar sore alias jalan-jalan, nggak usah dibayangin saya mau jalan-jalan sore ke mana gitu. Di Siak hiburan yang menarik bagi pendatang seperti saya hanya ada satu, yaitu duduk manis di pinggir sungai Siak. Jangan berharap dan berfikir bahwa sungai Siak ini seperti sungai-sungai kebanyakan di Jawa, kecil tidak lebar *kecuali kai brantas*. Sungai Siak ini lumayan lebar, panjang dan salah satu sungai terdalam di Indonesia. Jadi, bagi kami duduk manis sambil menikmati kudapan sore, menunggu senja berlabuh dan sesekali melihat kapal besar lewat ada;ah moment yang paling mengasikkan.

Kalau biasanya kami duduk di pinggir sungai di daerah Turab milik kedai penjual jus, bakso dan mie ayam. Hari itu kami duduk di taman yang baru-baru ini di buat oleh Pemkab Siak, tepatnya di depan kuburan, atau setelah Turab/sebelum museum Balairung Sri/Istana Siak. Tamannya nyaman sekali, banyak tempat duduk permanen yang disiapkan, area taman yang luas, jadi nggak usah takut kalau anak-anak lari kesana kemari. Satu hal yang kita bisa nikmati dan saksikan secara cuma-cuma salah satunya senja. Berhubung di taman tersebut tidak ada pedagang seperti kedai-kedai yang berjejeran di daerah turab, sebaiknya bawa bekal untuk menikmati sore yang indah di pinggir sungai Siak.
 Lihatlah...
 
 Senja mulai berlabuh
 Tempat duduk kami sore itu
Tuh kan,luas bukan,itu kesana masih luas lagi. Lihatlah kapal besar lewat.

Tertarik ke Siak??semoga dapat kesempatan menikmati indahnya pemandangan sungai dan senja dari pinggir sungai Siak.
Selamat hari rabu, semoga indah.
***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 12 November 2014

Asiknya Pijat Refleksi Batu

Assalamualaikum...
Seminggu nggak ngeblog rasanya nggak enak banget, kangen nulis, kangen silaturrahmi dan kangen cuap-cuap hehe. Ceritanya pas kapan hari puang dan liburan ke Batam, mbah sama adek ipar mendadak main ke Batam, jadi pas banget kumpul sama keluarga di Batam. Minggu pagi kami jalan ke Engku Putri, semacam alun-alun gitu. Disini kalau minggu pagi warga Batam tumpek blek di area Engku Putri, ada yang main futsal, basket, senam, jogging, sepedaan, jalan santai, senam pakai besi permanen, dan salah satu yang ramai dikunjungi adalah area pijat refleksi.
Dari jauh memang kelihatan asik dan enak aja, tapi pas dicoba hahaha....sakitnya tuh disini hehe. Saya baru tahu ternyata setiap beberapa meter sekali batu cantiknya berubah, ada yang bulat, ada yang tipis lonjong, udah ketebaklah ya kalau itu yang bikin sakit hehehe. Dipinggir batu-batu cantik ada tiang yang berfungsi sebagai pegangan. Saya berhasil jalan santai disini cukup dengan dua putaran saja, sedangkan mbah dua kai lipatnya hehe, jalannya cepet banget, tandanya mbah saya sehat hehe.
 
Itu si bapak enak kali pakai kaos kaki tebel,pantes jalannya cepet ^^
 Oke, pelan-pelan yaaa ^^
 Pergantian batunya, yang onjong lumayan nusuk hati, yang bulet lari juga bisa haha
Itu mbah saya,cucu lewaaatt haha
Ada yang pernah pijat refleksi batu???

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 5 November 2014

MJA Tower

Jika di Shanghai terkenal dengan The Oriental Pearl Tower, Dubai dengan Burj Khalifa Tower, Malaysia dengan Petronas Twin Tower dan Macau identik dengan Macau Tower. Maka, salah satu kota yang akan menjadi kota padat di Indonesia yaitu Batam, punya tempat baru yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. MJA Tower, Masjid Jabal Arafah Tower. Lokasinya ada di jalan imam bonjol Lubuk Baja Batam, atau tepat di sebelah kiri Nagoya Hill Mall (kalau lewat deretan bank Mandiri pusat). Awalnya saya tahu kalau menara masjid ini sudah jadi dan kabar bahagianya pengunjung bisa naik menara sampai puncak dari blognya mbk Dee an. Pulang kemarin sengaja ngelist tempat jalan-jalan baru, itupun semua info dari mbk Dee an, matur suwun mbk hehehe. Salah satunya MJA Tower, pas banget dari konsultasi dokter di awal bros langsung menuju ke Nagoya. Sudah pukul 17.00, saya kira akses naik menara dan melihat perpus sudah tutup. Tapi ternyata pas saya tanya mbak-mbak yang jaga cafe, masih buka belum jam 18.00. Yeay, here we go!!
Menara dari bawah
Sampai di parkiran langsung nyelonong ke atas atau ke masjid, cari-cari penjualan tiket di perpus tapi tidak ketemu. akhirnya turun ke cafe dan saya langsung melihat plang penjualan tiket naik menara. Tiket infaq atau tiket naik menara bisa di beli di cafe tepat berada di samping mido'ah atau tempat wudhu, murmer sekali, untuk dewasa Rp 5000 dan anak-anak Rp 2500. Nggak usah takut dan bingung karena ada guide tepat di depan lift dan di area menara. Sampai di lantai 5 lumayan sepi, mungkin karena sudah sore, hanya ada 4 remaja, saya & suami, dan satu keluarga yang sedang asik berfoto. Wow, pemandangan yang sangat indah dari ketinggian. Ada beberapa teropong dan kursi yang disediakan.
Area masjid
Mari melihat Batam dan Singapura
Pesan guide pas sebelum naik lift, kalau ingin melihat dari lantai 6 bisa naik tangga satu kali lagi. Penasaran akhirnya saya dan suami naik tangga, subhanallah indah sekali, pas banget suasanya mau maghrib. Tapi tetap waspada karena angin lumayan silir-silir dan pagarnya hanya teralis yang menurut saya kurang kokoh dan tebal, ngeri-ngeri sedap gitu kalau lihat ke bawah hehehe. Jadi, mungkin untuk dewasa tidak masalah, bagi yang membawa anak-anak jangan dulu deh, tetap waspada dan hati-hati. Setelah puas menikmati Batam dan Singapura dari ketinggian, kami turun ke bawah. Sekedar informasi, MJA Tower buka pagi sampai malam yaitu pukul 22.00.


Sunsetnya, luar biasa!!!
Gimana???tertarik berlibur ke Batam???semoga yang belum pernah ke Batam segera dapat tiket gratis ke Batam hehehe *hayooo diamini, siapa tau ada perusahaan yang mau mensponsori lewat saya #uhuk hehe*.
Selamat hari rabu, semoga bermanfaat..
***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan


Wednesday, 29 October 2014

[Siak-Batam] Pemandangan dari dalam Jendela Kapal

"Akhir bulan pulang yuk!!"
Mendadak saya menoleh ke arah suami dan tanpa banyak kata saya langsung mengiyakan ajakan tersebut. Pulang ke Batam, our time yang selalu menyenangkan dan merupakan saat yang kami tunggu-tunggu. Bukan karena kita tidak bersyukur hidup di Siak yang notabene kota kecil, sepi, jalanan luas, dan tidak ada mall. Dibalik itu semua ada banyak hal yang membuat kita bahagia bisa menginjakkan kaki di kota tersebut, tapi rumah kami di Batam juga butuh belaian kasih sayang dari saya dan suami hahaha *semacam pingin bilang rumput dah semeter gitu*. Seperti biasa perjalanan bermula dari kos-kosan menuju pelabuhan Mengkapan Buton, ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam, jauh tapi entahlah kami selalu menikmatinya. Sampai di Buton pukul 12.00, sesekali kami mengamati hal-hal yang terjadi di ruang tunggu. Kapal Ferry Dumai Line dijadwalkan datang pukul 12.30, lalu kami beranjak menuju antrian masuk ke kapal. Batam, we are coming!!!!
 
Salah satu tempat duduk favorit setiap kali naik kendaraan kecuali motor, saya khususnya suka sekali duduk di samping jendela. Banyak hal yang wajib dilihat dari dalam jendela, tapi apa bagusnya lihat pemandangan dari dalam jendela kapal??dari Buton sampai Selat Panjang yang membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam, pemandangan kanan kiri masih hutan. Jalannya pun bukan lautan tapi sungai, sesekali kapal berjalan pelan karena ada speedboot atau kapal pembawa barang *bukan tongkang* yang lewat. Sampai pada akhirnya kami tertidur nyenyak, padahal film sedang seru-serunya, tapi entah rasanya tidur dikapal dengan kursi posisi rileks membuat mata kami perlahan terpejam.

Pukul 16.30 kami terbangun dan saya melihat pemandangan indah dari dalam jendela, sesekali ada ikan-ikan kecil yang berlompatan. Ternyata ini kenyataan, bukan rekayasa di televisi ataupun film-film. Warna lautpun sering berganti, biru dan terkadang hijau. Menjelang senja, langit-langitput mendadak romantis, bertanda sebentar lagi senja akan berlabuh. Mungkin tak hanya saya yang asik menikmati pemandangan cantik dari dalam jendela kapal, melainkan anak-anakpun tak kalah antusias.
Banyak kapal di tengah laut yang memilih untuk istirahat, mungkin. Pada akhirnya setiap perjalanan memiliki cerita tersendiri, bisa jadi kapal, nahkoda dan rutenya sama tapi yang membedakan adalah suasananya.
Pernah melihat pemandangan dari dalam jendela kapal???

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 15 October 2014

Cempedak, Lemaknyo!!!

Cempedak, lemaknyo...kata-kata yang saya dengar ketika beberapa hari yang lalu kami (saya dan 3 anak kos) sedang pesta cempedak di dapur. Pertama kali merasakan cempedak di Siak Riau, kira-kira awal tinggal di Siak tahun lalu. Dikasih ibu kos bukan buah asli atau yang belum diolah melainkan yang sudah di campur dengan terigu, semacam pisang gorenglah. Nah, bulan lalu ketika saya balik dari Batam, mampir ke rumah salah satu teman kos. Kebetulan rumahnya di tengah-tengah lahan sawit, dan sedang panen cempedak. Siang yang panas saya dan suami disuguhi cempedak goreng yang tidak dicampur jadi satu (dihancurin) seperti yang dibuat ibu kos, tapi buah masih utuh dicelupin di terigu lalu digoreng. Nyem....rasanya enak sekali, sedap dan lembut di lidah.

Cempedak beda dengan nangka, tapi masih sepupuan sih hahaha. Semuanya sama, mulai dari pohon, kulit, dan isinya, bahkan beton atau dalamnya buah juga persis sama bentuk dan rasanya. Bedanya, kalau cempedak buahnya bulat, montok, menul-menul, tekstur dagingnya lembut berserat. Kalau nangka buahnya agak lonjong, teksturnya crunchy kalau digigit bersuara, krenyes krenyes. Kalau cempedak ini buahnya dikit, mungkin satu buah yang ukuran sedang isinya 10 buah. Tapi kalau nangka sepertinya lebih dari itu.
Kemarin juga dapat jatah kiriman cempedak dari ibunya teman kos, tapi belum matang. Tips agar matang dengan baik, taruh di tempat yang terjangkau oleh matahari. Dan dua hari setelah itu cempedak matang dengan baik, rasanya lemak kali, kalau orang sini bilang enak itu lemak. Dan saya baru tahu hehe...

Ada yang belum pernah makan cempedak???
***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 8 October 2014

Cara Menikmati Ketupat a la Sumatera

Pesta Lontong Wa Akhwatuha
Maksudnya kebanjiran lontong dan teman-temannya, nggak disangka ternyata berkah Hari Raya Idul Adha sangat terasa bagi saya yang jauh dari orangtua dan sanak saudara. Tahun lalu mendadak ingin lebaran Idul adha di Rengat Riau, dan akhirnya kesampaian keliling setengah dari Provinsi Riau. Tahun ini berhubung suami ada kerjaan jadi lebaran di Siak Riau. Hari sabtu anak-anak kamar sebelah dan depan pulang semua, tinggal saya sendiri, untung rumah ibu kos berdempetan, jadi nggak sepi-sepi amat. Hari minggu sore gerombolan anak SMA pada balik, satu persatu ngasih oleh-oleh, dan mendadak terharu.

Lontong, Buras, Ketupat dan Lemang
Dari ibu kos dikasih lontong yang dibungkus plastik, ketupat ketan, gulai sayur, dan rendang bebek. Dari anak kos ada sepiring munjung buah nangka, ada juga buras, lemang dan rendang ayam kampung. Kalau lontong rasanya biasa seperti lontong pada umumnya, ketupat ketan khas orang Sumatera, kalau di Jawa kan ketupat isinya beras. Kebetulan teman samping kamar orangtuanya orang Bugis, jadi setiap hari raya selalu buat buras dan lemang a la orang Bugis (berdasarkan wawancara hahaha), buras dibuat dari beras yang dikasih santan banyak, rasanya gurih, enak, teksturnya agak bernasi tapi sunguh enak sekali. Nah, lemangnya ini yang dua kali masak (ingat, ini yang prosesnya dua kali masak bukan sekali masak pakai bambu saja). Ceritanya pas mau incip, saya belah tengah pakai pisau, lha kok kebelah sendiri, terntaya sudah dibelah-belah. Sepertinya setelah lemang masak, sengaja di iris-iris kurleb 5 senti dan di bungkus kembali lalu diikat dan dikukus hehe,unik ya. Kalau di Jawa lemang ini kayak lepet, tapi pas saya rasa tekstur lemang lebih lembut dibanding lepet. Assikk, dah kayak pak Bondan aja nih, eaaa. Rasanya enak bangettt.
Cara Menikmati Ketupat a la Sumatera
Kalau di Jawa menikmati lontong dan ketupat pasti sama sayur, sejenis sama sayur lodeh gitu. Tapi lain cerita di Sumatera, disini lebih simpel, unik, dan asik banget. Cukup di cocol dan dinikmati dengan rendang kelezatannya sudah terasa, awalnya sih aneh, tapi kok lama-lama enak juga hahaha. Kalau dagingnya habis, otomatis bumbunya masih banyak, namanya aja rendang, cocol aja pakai bumbu udah enak banget. Mempelajari budaya setempat itu nggak perlu mengorek-ngorek dengan susah payah, cukup dengan melihat cara mereka, ajak berbincang, lalu ikuti. Pelan-pelan nambah lagi ilmu budaya disini hehehe.
Pernah nyoba makan ketupat dicocol pakai rendang...??

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 10 September 2014

Kejadian 10 Menit di Pelabuhan

Bismillahirrahmaanirrahim...
Akhir bulan lalu saya balik kampung ke Batam, kebetulan pas hari jum'at. Kapal Ferry Dumai Express yang biasanya berangkat pukul 12.30 dari Buton menuju Batam tiba-tiba belum ada tanda sampai di pelabuhan, cuacanya kebetulan sangat panas waktu itu. Biasanya sampai pelabuhan sudah bisa langsung masuk ke kapal Ferry, tapi pukul 13.00 belum juga ada tanda-tanda, kami para penumpang disuruh untuk mendekat ke jembatan. Pukul 13.30 banyak penumpang yang menuju ke jembatan, padahal kapal belum datang, karena di ruang tunggu panas, saya dan suami keluar menuju ke jembatan. Pas asik ngobrol sambil duduk di bawah tiba-tiba mendadak hujan deras dan angin mulai kencang, saya kira berdiri di pojokan aman, ternyata tidak. Baju bagian belakang basah, karena angin semakin kencang, saya dan suami merasa tidak aman karena benar-benar ingin dibawa terbang oleh angin, akhirnya berjalan menjauh dari jembatan. Para penumpang yang sudah diujungpun ikut menjauh dari jembatan, sampai di dekat ruang tunggu, hujan masih deras, dan baju kami basah kuyup. 

Foto kanan sebelum hujan, foto kiri pas hujan mulai reda
Baru kali ini saya mengalami hal yang sangat menakutkan, hujan deras dan angin kencang di jembatan menuju pelabuhan. Jalan ke dekat ruang tunggupun harus hati-hati sambil berpegangan tiang yang ada di sebelah kiri, dahsyat sekali anginnya. Yang saya rasakan, badan rasanya ingin ditarik oleh angin, padahal saya sudah berpegangan kuat-kuat di tiang. Ngeri sekali...bahkan beberapa orangpun rela naik ke atas atap. Saya melihat semua baju penumpang, tas jinjing, ransel, koper dan kardus oleh-olehpun basah kuyup. Untungnya punya saya tidak karena kardus oleh-oleh sudah saya bungkus dengan tas plastik besar. 
Pukul 14.00 kapal Ferry akhirnya sampai di pelabuhan, naik ke kapal dan langsung buru-buru menuju ke atas, kelas VIP. Sebenarnya siapapun boleh duduk di atas (VIP), tapi kebanyakan penumpang memilih di bawah, saya suka diatas, soalnya sepi dan kursinya enak hehe. Sampai kapal harus bongkar ransel dan antri kamar mandi, setelah ganti baju dan shalat, lanjut makan sambil menikmati film Angel Warrior Thaland, Taken, satu lagi saya lupa judulnya. Lima jam lagi baru sampai Batam, sambil lihat film dan tarik selimut, akhirnya saya tidur pulas. Pukul 19.00 akhirnya sampai di Batam dengan selamat, alhamdulillah.
Ada yang pernah mengalami hal serupa??hujan deras dan angin kencang di pelabuhan??

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 13 August 2014

Nasinya Habis!!!

Hari-hari ramadhan terakhir, saya sering diajak suami buka puasa di luar. Sesekali memanjakan lidah di resto outdoor a la Siak, tempatnya lumayan besar, ada gubuknya juga. Kebetulan gubuk sudah terisi penuh, akhirnya kami duduk di tengah menghadap ke ruang utama resto. Idealnya, siapapun yang memilih untuk makan di resto pastinya ingin benar-benar menikmati makanan yang enak, sepuasnya. Termasuk saya dan pengunjung resto ini.

Setelah shalat maghrib di mushola dekat resto, pesanan sudah ada diatas meja, waktunya menikmati hidangan dengan lahap. Sembari menikmati hidangan, sesekali melihat beberapa bapak-bapak dan mbak-mbak yang komplain karena pesanannya tak kunjung datang. Dua orang pelayan juga mondar-mandir karena beberapa meja ada yang merasa tidak memesan menu yang mereka bawa. Sesekali mengunyah buah, tiba-tiba seseorang di belakang tempat duduk saya memesan nasi, ceritanya ingin menambah nasi.
Bapak : Pak nambah nasi ya..
Pelayan (bapak-bapak usia + 60 tahun) : Nasinya habis!! (dengan cueknya dan berjalan ke dalam resto)
Saya dan suami mendadak noleh ke meja belakang sambil melihat wajah bapak yang heran, aneh dan masih tidak percaya dengan jawaban pelayan bapak-bapak tersebut.
Bapak : Hah!!!nggak boleh nambah lagiii...
Saya dan suami sempat berpandangan, ini beneran nggak sih??resto sebesar ini (besar a la Siak) kehabisan nasi, sedangkan masih ada beberapa meja yang belum diantar pesananya. 15 menit kemudian, bapak pelayan tadi menghampiri bapak-bapak meja belakang saya sambil membawa beberapa piring nasi dan bilang, “mau nambah nasi pak???”. Dengan wajah heran dan bingung bapak tersebut nyeletuk “lha tadi bilangnya habis..”.

Baru kali ini saya melihat beberapa pelayan yang kebingungan mondar-mandir dari satu meja ke meja lain hanya untuk menanyakan “ibu/bapak tadi pesan ini ya…” dan kemudian balik lagi ke dalam resto, dan ini berulang hingga beberapa kali. Dan tentang bapak pelayan yang usianya + 60 tahun tersebut, ah, saya benar-benar tidak tega melihatnya.

Terkadang ada hal diluar dugaan yang kita temui di tempat yang kita pikir menyenangkan, ternyata sebaliknya. Pernah menemui hal seperti ini…??
***
13 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 6 August 2014

Haru Saat Shalat Ied

28 juli 2014
Pukul 06.45 saya dan kang mas sudah bersiap menuju lapangan Siak Bermahdah tempat yang dijadikan area shalat Idul Fitri kali ini. Terletak di depan Istana Siak, tepatnya pas di samping kanan sungai Siak. Tapi, ketika kami melewati jalan utama kota Siak, pukul 07.00 jalanan masih terlihat sangat sepi sekali, saya sempat heran karena biasanya di Jawa mulai pukul 06.00 warga sudah berbondong-bonding pergi ke masjid, sedangkan di Batam pukul 06.30. Berkali-kali saya melihat jam, jangan-jangan saya yang salah, jangan-jangan shalat Ied sudah di mulai. Sesampainya di lapangan Siak Bermahdah, terlihat polisi yang berjaga dan beberapa jama'ah yang baru sampai. Ternyata lapangan masih kosong dan sepi, hanya 10 orang termasuk kami berdua. Kurang lebih pukul 08.00 jama'ah sudah mulai padat, acara dimulai dengan pembukaan, sambutan dari Bupati Siak, perwakilan MUI Siak, laporan zakat fitrah tiap masjid dan musholla, lalu dilanjutkan dengan shalat Ied.

Khatib didatangkan dari Pekanbaru, suaranya hampir mirip dengan alm KH Zainuddin MZ, lantang, tegas dan sangat berkesan bagi jama’ah khususnya saya. Mulai dari makna ramadhan, Idul Fitri, zakat, orangtua, dimana setiap pembahasan selalu diselipkan dengan berbagai kisah para sahabat dan Nabi. Ditutup dengan do’a yang benar-benar membuat haru seluruh jama’ah, menangis sesenggukan di pagi hari yang benar-benar indah, dan suara rintihan tangis dari jama'ahpun semakin membuat suasana sangat berbeda. Subhanallah wal hamdulillah wa laailaahaillallah wallahu akbar, berkahilah kami ya Allah.

Tidak terasa, ternyata shalat Idul Fitri kali ini cukup lama dan selesai pukul 09.30. Meski sedih tapi bagi saya ini sangat mengesankan karena gagal mudik dan mendadak memutuskan untuk berlebaran di Siak bukan di Batam maupun pulang ke Jawa Timur.
Lalu, bagaimana dengan suasana shalat Ied teman-teman, ayo cerita dong…
                                                                                ***
                                                                        6 agustus 2014
                                                        hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 23 July 2014

Menanti Senja di Belakang Gedung Tengku Maharatu

Bismillahirrahmaanirrahim...
Tepatnya ketika matahari perlahan ingin terbenam, warga Siak seringkali menghabiskan waktu jelang senja di pinggir sungai Siak. Kalau tidak di deretan turab (jejeran warung dipinggir sungai dekat jembatan Siak)  ya di depan istana Siak atau di belakang/samping gedung tengku maharatu. Nama yang indah menurut saya, tengku maharatu. Bisa jadi lokasi ini menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk sekedar melihat sungai Siak dari dekat setelah sebelumnya berkunjung dan melihat istana Siak yang tidak jauh dari sini, tepat di depan lapangan istana Siak.

Lapagan untuk berbagai acara di samping kiri gedung tengku maharatu atau di depan panggung, gedung kuning di depan adalah istana Siak.
Gedung dan panggung tengku maharatu
Sesekali melihat rombongan beberapa mobil yang berhenti di pinggir jalan, beberapa anak kecil berlarian menuju pinggiran sungai. Sesekali turun tangga dan sebagian berdiri diantara tiang setengah badan melihat speed boat, perahu para pemancing ikan, sampai menunggu kapal tongkang pembawa kayu.
Sengaja disediakan kursi permanen untuk tempat duduk di dekat pinggiran sungai, untuk sekedar menikmati arus sungai yang lambat, bercengkrama dengan keluarga menghadap sungai, bermain dengan anak, atau melihat aksi para atlit sepak takraw di depan gedung KPU tepat sebelah kiri lapangan.
Senja mulai berangsur turun ke paraduan, sesekali ada kapal tongkang yang lewat tapi tidak untuk speed boat, karena terakhir melintas pukul 17.00. Adakah yang pernah ke Siak dan duduk di sini??atau baru kali ini melihat keindahan Siak lebih dekat??semoga bisa berkunjung ke kota Istana yang indah ini.

***
23 juli 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 16 July 2014

yang Unik Saat di Depan Tv

ini mah nonton bareng piala dunia bukan sinetron xixi
Bismillahirrahmaanirrahim....
Atas Nama Anak Kos
Kamar nggak banyak-banyak amat sih, cuma empat kamar aja dan dahsyatnya membernya anak SMA semua selain saya *eh,tapi kalo ada yang manggil kakak berarti masuk SMA juga kan??weks*. Kebetulan hari minggu kemarin ibu kos seharian pergi ke rumah saudara, jadi rumah kos kami kuasai hahahaha. Mulai siang sampai malam pada asik mentelengin tv, sementara saya jadi satpam aja yang sesekali nimbrung lima menit kemudian balik ke kamar. Nah, pas malam kebetulan mereka lagi nonton sinetron, bosan di kamar saya iseng ngecek mereka di depan tv dan duduk manis di dekat pintu. Saya tipikal orang yang ekspresif, apa-apa spontan terekspresi secara natural gitu tanpa aba-aba, pokoknya to the point. Pas asik lihat sinetron *asal lihat aja nggak tahu judulnya* kok ada aja ulah, celetukan, atau ekspresi dari anak-anak kos yang membuyarkan keasikan saya.
1. Tertawa sendiri
Lagi asik dan khusyuk nonton, eh tiba-tiba ada yang ketawa sendiri, ingat, dia ketawanya sendiri bukan berdua apalagi bertiga, padahal menurut saya nggak lucu, hahahaha *tuh kan, jadi inget ketawanya si do'i*.
2. Komentator ulung
Lagi asik dan khusyuk nonton, eh tiba-tiba ada satu anak yang setiap adegan berganti selalu dikomentari.
Hahahaha...rambutnya!!!
Itu groupnya blink ya kak...
Udah tau nanya...
Ih, kok diulang-ulang sih!!!
hahahaha...pokoknya ada aja yang dikomentari, herman saya!!!tapi seru juga sih *itung-itung buat bahan ngeblog, #eh*.
3. Nggak fokus
Nggak tau ini anak niat atau nggak nonton tv sama anak-anak lain, pandangan matanya menjurus ke tv tapi tangannya asik dengan hp. Tiap ada adegan lucu, pastinya kami ketawa haha hihi bareng, eh dia malah tanya...Tadi ngomong apa kak???...Apaan sih kak???. Hiyyyaaa....untung ada yang jawab hehehe.

Yah, begitulah ya namanya anak kos, seru aja nonton bareng tanpa ada ibu kos hahaha. Berasa banget rumah sendiri, padahal kalau ada ibu kos juga nggak ngelarang kami nonton apalagi sampai haha hihi bareng, cuma segan aja hehe.
Ada yang punya Pengalaman yang sama..??ayo dong cerita^^.
 ***
16 juli 2014
hana_tia@yahoo.com


Wednesday, 9 July 2014

Uniknya Tradisi Khotmil Qur'an di Siak Riau

Bismillahirrahmaanirrahim...
Dua mingguan sebelum puasa, saya dan kang mas dapat undangan pesta dari orangtua (teman sebelah kamar kos). Kebetulan jarak kos-kosan ke rumah teman tersebut lumayan jauh yaitu 1 jam perjalanan, padahal jalanan mulus nggak ada macet, itulah Riau. Sampai di tempat hajatan yang memang daerahnya sepi, gimana nggak sepi lha rumahnya di tengah hutan sawit jadi masuk gang kanan kiri sawit, baru deh pas masuk area rumah warga kelihatan ada sound system. Suasana masih lumaya sepi, hanya ada 1 tenda sedang ukuran 4x4, 1 tenda ukuran lebih kecil, 1 panggung kecil untuk show ibu-ibu yang ingin menyumbangkan suara emasnya. Masuk ke dalam rumah, suasana sudah sangat beda sekali, ramai ibu-ibu, adat melayu sangat kental sekali disini. Dari mulai ruang tamu sampai ruang keluarga dibalut dengan kain warna-warni yang sangat indah. Dulu, saya taunya hanya di tv tapi sekarang setiap ada hajatan mulai dari nikah sampai khitan (sunatan) rumah dihias sedemikian indahnya. Kebetulan setelah acara khotmil qur'an di lanjutkan dengan acara khitanan, jadi mungkin lebih meriah dan terasa sekali adatnya disini.

30 menit berlalu saya dan kang mas beserta tamu yang lain duduk manis di ruang tamu dan menikmati aneka hidangan tuan rumah, ada jenang, madu mongso, roti dan aqua gelas (yes,jenang, yes madu mongso...kangen kampung halaman terobati xixixi). Acara dimulai dengan diaraknya adik dan kakak oleh segerombolan saudara untuk menuju ke dalam rumah. Yang adik (lk) memakai baju a la Timur Tengah dengan sorban dan membawa A-qur'an, sedangkan kakaknya (pr) memakai gaun putih juga membawa Al-qur'an. Dua orang laki-laki membawa pohon-pohonan yang berisi hiasan telur dan nasi kuning yang sudah dihias sedemikian rupa. Sampai di dalam rumah, disambut oleh keluarga dan kerabat lalu duduk di bawah kursi yang sudah di sediakan.

Acara di mulai dengan lagu melayu, sebenarnya saya juga sedikit bingung, ibu-ibu ini nyanyi atau lagi mantun (pantun)???seperti biasa, kalimat demi kalimatnya sangat indah, pokoknya melayu bangetlah hehe. Setelah itu dzikir bersama-sama, dilanjutkan masing-masing adik dan kakak disuruh untuk membaca beberapa surat pendek di juz 30. Diakhiri dengan do'a yang dinyanyikan dengan logat dan gaya melayu, dibagian ini orangtua dan sanak saudara meluapkan kebahagiaannya dengan meneteskan air mata, bahkan sampai tersedu-sedu (mungkin terharu), kalimat yang saya tangkap dari ibu-ibu yang mendendangkan lagu tersebut bahwa betapa bahagianya orangtua ketika anak sudah bisa mengaji dan khatam Al-qur'an, Al-qur'an penolong hidup di akhirat kelak. Setelah do'a, dilajutkan dengan sowan atau minta do'a restu, berjalan menyalami para tetamu mulai dari orangtua, sanak saudara, tamu yang ada di ruang tamu sampai yang di dapur.

Acara selanjutnya, makan-makan hehehe. Atas nama pendatang, saya duduk diam saja sambil sesekali tersenyum ke arah tamu yang lain, sesekali tanpa sengaja mendengar mereka berbicara dengan bahasa melayu. Atas nama orang Jawa dan Indonesia, alias bisanya cuma bahasa jawa dan bahasa indonesia saja, jadi lumayan galau tingkat tinggi,  ini ngomong apaan sih???hehehe. Ya, kalau mereka tertawa saya juga mendadak ikut ketawa ajalah, yang penting bahagia hahaha. Satu persatu hidangan diantar ke ruang tamu, ternyata makannya pergroup pemirsah hahaha. Kebetulan sisa saya berdua ya sudah, satu group cuma berdua, jadi mari kita babat habis hidangan satu baki/tempeh dengan riang dan gembira hahaha. Makanannya ada rendang daging, rendang ampela, ayam balado, dan acar kuning yang sudah di tempatkan di piring-pirng kecil (makannya saya menyebutnya porsi pergroup,soalnya pertempat hehehe). Nasinya pakai wadah wakul dari plastik, pokoknya jauh dari kesan glamor deh, sederhana, seru tapi mengena banget itu sesuatu bagi saya hehe. Duh, makanannya lezat banget, NO sendok dan garpu, pakai tangan lebih terasa di rumah sendiri, nggak malu nambah berkali-kali hahaha. Soalnya orang-orang pada semangat makannya jadi pada nambah, jadi latah deh ikut-ikutan haha, duh seru banget pokoknya.
Setelah perut kenyang mari kita pulang hehehe, satu jam setelah menikmati hidangan saatnya pamit pulang, kebetulan juga sudah dhuhur. Ohya, pas acara makan-makan saya dikasih cindramata berupa bungan cantik, penasaran akhirnya saya intip, gelas kaca yang isinya nasi kuning dari pulut, telur merah dan setangkai bunga yang dibungkus dengan plastik/kresek berwarna orange. Hihi, lucu banget ya...

Alhamdulillah wa syukrillah, saudara dan ilmu bertambah. Belum sampai situ, pas salaman pamit pulang orangtua teman menyuruh saya untuk menunggunya sebentar, beliau buru-buru lari ke belakang dan datang ke arah saya membawa plastik/kresek hitam. Baru sadar pas di dalam mobil, apa ya isinya kresek hitam tadi, pas saya buka isinya ada 3 plastik ukuran 1/2 kilo, masing-masing berisi nasi, ayam rendang dan mie bihun. Lagi-lagi mengena banget, beda banget sama di Jawa atau di Batam. Kalau di Batam menggunakan kotak makanan, di Jawa juga sudah menggunakan kotak, bungkus nasi cokelat, minimal daun pisang, tapi disini menggunakan plastik/kresek. Saya ngerasanya indah banget gitu, apa ya....nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, pokoknya pengalaman yang berhargalah bisa menikmati momen seperti ini hehe. Seru dan sesuatu pokoknya.
Ada yang punya cerita sama...???ayo dong cerita...^^
Selamat berpuasa, selamat mencoblos, mari kita selipkan do'a untuk Indonesia yang lebih baik aamiin...
***
9 juli 2014
hana_tia@yahoo.com