Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts

Saturday, 16 April 2022

Tips Menjaga Kesehatan Keluarga di Bulan Ramadan

"Ibu, ini hasil lab si adek sudah keluar. Ada flek di paru-parunya, jadi nanti berobat jalan. Sementara adek belum boleh pulang dulu ya bu, nanti siang dokter anaknya kesini" (Perawat, Purwakarta 2017)

Anakku Terkena TBC

Masih teringat jelas kalimat perawat di salah satu rumah sakit swasta di Purwakarta, setelah satu bulan lebih si kecil keluar masuk UGD 3 rumah sakit yang berbeda. Akhirnya hari itu ada kepastian tentang sakit yang dialami oleh anak kami, Aqla. Singkatnya setelah bertemu dengan dokter anak, dipastikan Aqla terkena TBC (Tuberkulosis) yang merupakan infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian.

menjaga-kesehatan-keluarga-di-bulan-ramadan

Saat dokter anak menjelaskan penyakit TBC, gejala yang paling umum terjadi hingga ke pengobatan yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6 bulan. Setiap hari harus minum obat, jika tertinggal satu hari maka pengobatan akan diulang dari awal lagi. Setelah mendengar penjelasan dokter, saya langsung memeluk Aqla. Hancur sekali rasanya hati saya. Saat itu kami sedang di perantauan, hanya kami bertiga tidak ada saudara yang menenami. 

Saat pertama kali memberikan obat ke Aqla yang saat itu usianya baru 2 tahun, saya menagis sekencang-kencangnya saat melihat warna obat yang hampir sama dengan warna obat merah. Iya, warnanya merah merona. Berat rasanya di hari-hari pertama, hampir setiap bangun tidur pagi saya langsung meminumkan obat sambil sesekali menangis. Alhamdulillah ada suami yang selalu menguatkan dan dokter anak yang begitu perhatian ke kami. Bersyukur sekali dokter anak yang menangani Aqla berasal dari Surabaya. Lega rasanya dapat kenalan sesama orang Jawa Timur, berasa udah kenal lama, jadi saya dan suami juga merasa diayomi gitu. 

Baca Juga : Si Kecil Masuk UGD Gara-gara Diare

menjaga-kesehatan-keluarga-di-bulan-ramadan

Thursday, 18 November 2021

5 Kreasi Menu Berbahan Utama Madu

Assalamualaikum sahabat HM Zwan, semoga sehat selalu ya. Hayooo, siapa yang suka madu? Kalo saya Alhamdulillah selalu nyetok madu di rumah. Bisa dibilang madu masuk ke daftar belanja bulanan. Kadang madu dikonsumsi gitu aja sebelum tidur, seringnya untuk tambahan minuman hangat seperti bikin wedang jahe atau lemon tea. Kalau untuk campuran menu masakan sesekali aja, nggak sering gitu. 

Nah, kemarin saya dapet kiriman Raw Honey dari Madu Onggu. Ada yang pernah dengar Madu Onggu?. 

Thursday, 24 December 2020

Sun Life D-talks: Mencegah dan Mengelola Diabetes Selama Pandemi

Sun Life D-talks: Mencegah dan Mengelola Diabetes Selama Pandemi

Beberapa hari yang lalu, saya melihat tayangan berita di salah satu stasiun televisi bahwa ada salah satu ibu artis yang meninggal dunia akibat Covid-19. Salah satu penyakit bawaan adalah kolesterol dan gula. Fyi, salah satu penyakit penyerta pada infeksi Covid-19 adalah Diabetes. Dimana Diabetes bisa memperparah kondisi siapa saja yang tertular Covid-19. Maka dari itu, tak heran jika penyakit ini sangat ditakuti oleh banyak orang, terutama saat pandemi seperti sekarang ini. 

Ngomongin soal Diabetes, bulan November juga diperingati sebagai bulan awareness diabetes. Berdasarkan data yang ada, komorbid terbesar nomor dua bagi orang yang terkena Covid-19 adalah Diabetes. Untuk itu, perlu adanya pemahaman serta pengetahuan yang cukup untuk bisa membantu orang-orang mengendalikan dan mencegah diabetes, terutama selama masa pandemi.  Beberapa waktu lalu saya ikutan D-Talk dan IG live yang diadakan @sunlife_id. Acaranya menarik sekali, tema utamanya tentang Diabetes.


Sun Life D-talks: Mencegah dan Mengelola Diabetes Selama Pandemi

Sun Life Indonesia, menjadi salah satu perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap diabetes. Ditunjukkan dengan komitmennya melawan diabetes sejak tahun 2015. Beragam program sudah dijalankan, terutama melalui kolaborasi bersama RSCM. Tahun ini, Sun Life bersama dengan RSCM dan Tropicana Slim kembali berkolaborasi mengadakan webinar dengan tema: Mengelola dan Mencegah Diabetes selama Pandemi. Ada tiga pembicara, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD, Rendy Dijaya, dan Soraya Larasati. Dipandu oleh Host dari Sun Life, membahas mengenai topik tersebut.

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), pandemic Covid-19 menyebabkan jumlah penderita Diabetes meningkat secara global. Di Indonesia sendiri jumlah penderita Diabetes saat ini mencapai 10,8 juta orang per tahun 2020 dan berstatus waspada karena menempati  urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien Diabetes tertinggi di Dunia.

Dalam sambutannya, Ibu Shierly Ge, Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia  mengatakan  ”Perlunya edukasi berkesinambungan dalam mencegah dan mengelola Diabetes, terutama ketika pandemi seperti sekarang ini. Sun Life Indonesia sendiri sejak tahun 2015 telah konsisten melakukan edukasi ini dengan melibatkan keluarga dan komunitas, seperti klinik edukasi, donasi kaki palsu, Jakarta Diabetes Walk 2017, hingga Sun Life Resolution Run 2020” ujarnya.

Saat acara Sun Life D-talks, hadir juga Ibu Noviana Halim selaku Brand Manager Tropicana Slim Indonesia. Beliau menyarankan kepada kita untuk mengontrol kadar gula darah sebagai upaya mencegah Diabetes. Apalagi Diabetes merupakan penyakit penyerta (komorbid) yang bisa memperparah infeksi Covid-19 sebanyak 3x lipat. Penyakit ini juga membuat  resiko pasien Covid-19 bertambah sebanyak 2x lipat. ”Makannya kita perlu menjaga kestabilan gula darah, penting banget buat Diabetesi. Bagi yang sehat juga harus tetap aktif untuk cegah Diabetes,” ujarnya.


Tentang Diabetes?

Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Faktor resiko Diabetes disebabkan oleh beberapa di antaranya adalah factor keluarga atau keturunan, berat badan yang berlebih atau obesitas, distribusi lemak perut yang tinggi, gaya hidup tidak aktif dan jarang berktifitas, berolahraga dll.(sumber : halodoc)


Bahaya di Balik Manisnya Gula

Menurut Kementerian Kesehatan, maksimal konsumsi gula per hari adalah 50 gram. Akibat manisnya gula bisa mendatangkan penyakit baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Di antaranya adalah:

-          Menyebabkan ketagihan

-          Menyebabkan depresi

-          Gigi berlubang

-          Nyeri sendi

-          Merusak hati

-          Insulin meningkat

-          Kulit mudah berkerut

-          Penyakit jantung

-          Ginjal terganggu

-          Berat badan berlebih

Diabetes : Penyakit Penyerta pada Infeksi Covid-19 Nomor 2 di Indonesia

Menurut Dr. dr. Em Yunir, spPD-KEMD, Kepala Divisi Metabolik Endoktrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM mengatakan bahwa penyakit Diabetes merupakan salah satu dari tiga besar penyakit penyerta pasien Covid-19 di Indonesia. Angkanya pun tidak main-main yaitu 33,6% dari total pasien. Nomor kedua setelah hipertensi.  Berikut beberapa penyakit penyerta pada pasien Covid-19 di antaranya :

1.       Hipertensi         

2.       Diabetes

3.       Cardiovascular diseases (Penyakit yang berkaitan dnengan jantung dan pembuluh darah)

4.       Penyakit saluran pernafasan

5.       Perokok, dll


Kondisi Pasien Diabetes Selama Pandemi

Pandemi membuat semua orang menjadi kalang kabut, dari yang biasanya aktif beraktivitas di luar rumah, sementara harus  membatasi aktivitas keluar rumah. Kondisi di luar juga tidak baik, artinya kita tidak biasa sebebas mungkin melakukan aktivitas. Ini juga berlaku bagi para pasien Diabetes, pandemic membuat mereka mengalami stres tinggi, menyebabkan insomnia, aktifitas berubah karena di rumah saja, lihat tv terus. Ini juga berlaku pada perubahan pola makan, karena di rumah saja akhirnya makannya tidak terkontrol. Selain itu, saat obat habis, mereka akan pasrah karena awal-awal pandemi semua orang takut ke rumah sakit.

Jika sudah seperti ini, apa yang harus dilakukan oleh penderita Diabetes?


Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi Covid-19 pada Pasien Diabetes

Menurut Dokter Em Yunir FKUI/RSCM, yang harus dilakukan oleh pasien Diabetes saat pandemi seperti sekarang ini adalah jika obat habis, tidak usah takut ke rumah sakit, yang penting konsisten melakukan protokol kesehatan, seperti pakai masker, rajin cuci tangan dan hindari kerumunan atau jaga jarak. Selalu konntrol gula darah, menjaga cairan, jangan minum soft drink karena glukosanya tinggi. Usahakan makan sesuai dengan jatah, jangan berlebihan.

”Penderita Diabetes imunitasnya sangat rentan, kondisi ini menyebabkan saluran pernafasan dia mudah dimasuki virus. Kalau imunnya bagus, virusnya bisa mati dengan imunitas kita. Kalau lemah, virus bisa berkembang biak menembus paru-paru, ginjal, jantung, dan organ-organ lainnya” jelasnya.

Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Diabetes

Di acara Sun Life D-talk juga hadir Rendy  Dijaya, Researcher dari Health & Nutrition Science  Nutrifood Research Center yang mengajak kita untuk membongkar seputar mitos atau fakta yang berhubungan dengan konsumsi gula. Makin seru acaranya karena dikemas berupa game interaktif yang sangat menarik. 

Salah satunya adalah tentang gula jawa dan madu yang dianggap bisa sebagai pengganti pemanis dari gula pasir yang ternyata adalah mitos. ”Nutrisi konsumsi gula kita harus dibatasi, asupan makan direncanakan dengan baik dan gula dibatasi dan konsumsi sumber karbohidrat yang sehat, maka kadar gula darah bisa dikontrol.”ungkapnya.

Intinya semua gula sama saja ya, jadi yang benar adalah tetap batasi asupan gula.


Cara Mudah Mengelola Diabetes dengan ABC

Sun Life Indonesia mengajarkan tiga langkah mudah untuk bisa mengelola diabetes selama pandemi. Tiga langkah mudah, yaitu ABC.

A : A1ic Hemoglobin = periksa kadar gula darah

B : Bloogd Pressure = periksa tekanan darah

C : Cholesterol = periksa kadar kolesterol

Jika kadar kita melakukan pemeriksaan ABC dilakukan pemeriksaan secara rutin, maka bisa membantu mengendalikan Diabetes agar tidak menimbulkan komplikasi yang berdampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, juga bisa meminimalisir reisiko Diabetes dan kemungkinan penyakit lain bisa dicegah. 

Hidup Sehat dan Rajin Olahraga ala Soraya Larasati

Soraya Larasati merupakan aktris berusia 34 tahun yang suka sekali berolahraga. Pada D-talks bareng Sun Life, perempuan berkulit putih ini menceritakan awal mula ia tertarik menjalani olahraga sebagai bagian dari gaya hidupnya, termasuk sudah sering ikutan acara marathon. Motivasi awal olahraga adalah ingin kurus, tapi hal ini dianggapnya salah. ”Olahraga itu harus konsisten. Kalau kurus doing motivasinya hanya untuk kurus, bisa mandek  di tengah jalan. Orang kurus belum tentu sehat. Akhirnya aku putuskan cari olahraga yang paling aku suka agar bisa dilakukan secara konsisten karena harus latihan terus menerus. Setelah  punya target dan konsisten menjalaninya, kita jadi positif ke segala hal, lebih kreatif dan semangat menjalani aktivitas sehari-hari” ungkapnya.  

Olah Makanan Sehat Bareng Chef Marinka

Kita bisa mencegah dan mengendalikan penyakit Diabetes dengan apa yang kita makan. Tentunya hal ini adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat. Hari Rrabu tanggal 2 Desember 2020, saya berkesempatan nyimak IG live di akun instagram @sunlife_id dengan tema Olah Makanan Sehat, Diabetes Lewat. Dipandu oleh Andika Poetra tentunya pematerinya ada Chef Marinka, Professional Chef yang juga mantan juri  MasterChef Indonesia. Untuk penderita Diabetes, Chef Marinka menyarankan untuk benar-benar meninggalkan gula. Sebagai pengganti gula kita bisa konsumsi tanaman stevia. ”Stevia itu rasanya manis. Bahkan daunnya aja rasanya manisnya sampai terasa ke kepala,” ungkapnya.

Lalu bagaimana dengan nasi? Nasi merupakan makanan utama bagi orang Indonesia, rasanya kalau belum makan nasi itu ada yang kurang, betul nggak?. Fyi, nasi dari beras putih mengandung karbohidrat yang tinggi dan bisa meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi berlebihan. Untuk pengganti nasi, Chef Marinka menyarankan untuk menggantinya dengan beras hitam, beras merah, jali-jali, quinoa, shirataki. ”Ini aman untuk penderita diabetes, yang paling gampang dicari ini jali-jali. ”ungkapnya.


Cara mengolah oatmeal

Pastikan jangan pakai air biasa saat memasak oatmeal, pakai air kaldu masaknya, pakai bawang putih, potongan bawang goreng, ayam dan telur. ”Cari oatmeal yang murni, tapi masaknya lumayan lama,” .ujarnya. Selain dibuat bubur, paling praktis oatmeal diolah menjadi overnight oatmeal, dibuat malam sebelum tidur, masukkan kulkas, oatmeal siap untuk sarapan. Caranya cukup mudah yaitu masukkan oatmeal dan susu almond kedalam jar, diamkan semalaman. Overnight oatmeal bisa ditambah dengan potongan buah. Overnight oatmeal ini bagus sekali, gizinya masih lengkap karena tidak dimasak.

Selain itu, Chef Marinka juga mengatakan bahwa selain makan makanan sehat juga kita harus menjaga gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Reboot Your Life

Sebagai penutup di acara D-talks, Pak Kaisaer Simanungkalit, VP Branding, Comms & Client Experience Sun Life Indonesia menyatakan, selama pandemi kita harus lebih bijak dalam segala hal. Menurutnya, pandemi ini sebagai langkah yang baik untuk ”Reboot Your Life”. ”Mulai berolahraga, memastikan makan makanan bernutrisi agar lebih sehat. Penghasilan kita harus disisakan untuk ditabung, tidak ada salahnya untuk memproteksi diri untuk ketenangan hati dan pikiran selama pandemi,” ujarnya. 

Tidak ada salahnya untuk memulai hidup baru dengan yang lebih baik, yaitu dengan cara menjaga kesehatan dan finansial kita. Jaga pola hidup yang sehat dengan selalu konsumsi makan makanan yang sehat dan aktif bergerak dan rajin berolahraga. Selain itu, untuk masalah keuangan, ingat jangan boros, catat dan atur pengeluaran dan pemasukan.

Selain menjaga pola hidup yang baik, termasuk urusan finansial. Pastikan kita rutin cek kesehatan, salah satunya dengan melakukan ABC. Semoga kita selalu diberi kesehatan, baik kesehatan fisik, psikis maupun kesehatan finansial. 

Monday, 21 September 2020

Mengenal Pikun, Gejala dan Pencegahannya

Mengenal Pikun, Gejala dan Penyebabnya. Hari minggu lalu saya ikutan webinar Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia. Dengan tagline”Sering Lupa Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Segera #ObatiPikun”. Dimana kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kampanye Edukatif #ObatiPIkun yang diadakan oleh PT Esai Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk deteksi dini penyakit Alzheimer agar pasien akan lebih cepat ditangani dan diobati sehingga nantinya bisa lebih produktif. Kebetulan bulan September ini diperingati dengan Alzheimer Awareness Month, sehingga kegiatan ini bisa diikuti oleh siapapun, mulai dari Dokter Spesialis Saraf,Dokter Umum, Dokter Seminat sampai masyarakat umum. Alhamdulillah, saya menjadi salah satu peserta yang beruntung bisa mengikuti webinar ini.

Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia dibuka secara virtual oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.Kj, MARS. Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K), dan President Director PT Esai Indonesia (PTEI), dr. Iskandar Linardi.

Tentang Pikun

Demensia dalam bahasa orang awam biasa disebut dengan pikun. Dimana seseorang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengingat sesuatu atau lupa dengan apa yang mereka lakukan sebelumnya. Dalam dunia medis disebut dengan Demensia, suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sedangkan Alzheimer sendiri merupakan gangguan sel-sel saraf, dimana proses penuaan ini terjadi pada orang tua atau lansia. Jadi, Alzheimer ini khusus penuaan.

Perbedaan Pelupa dan Pikun

Menurut dr. S.B Rianawati, SPS (K) pelupa dengan pikun sangat berbeda. Pelupa terjadi karena gangguan pemusatan perhatian sementara, lupa nama orang yang jarang bertemu, sesekali kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara, dan lain sebagainya. Sedangkan Pikun terjadi karena fungsi kognitif menurun disertai gangguan aktivitas keseharian, lupa nama orang yang sering bertemu, sering lupa hal penting, kemampuan berbicara sangat terganggu, tersesat, bahkan di lingkungan sekitar rumahnya, dll.

Gejala Pikun

Menurut dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp,S (K) gejala Demensia banyak sekali, tapi yang paling sering terjadi biasanya hal-hal berikut ini. Dr. Visa menyingkatnya dengan LALILULELO.

1.       LAbil emosi, cepat marah ,menghindar dari orang lain

2.       LInglung, bingung

3.       LUpa

4.       LEmot, lebih lambat

 LOgika mulai terganggu, aneh cara berpikirnya Waspadai hal diatas

Jika ada yang mengalami ha-hal dibawah ini, segera dibawa ke dokter terdekat agar segera ditangani dengan baik.

Pentingnya Pengobatan Sejak Dini Pasien Pikun

Pikun merupakan penyakit biologis otak, dari ringan sampai berat, tahap awal saat terjadi penurunan daya ingat banyak mengalami depresi, sehingga dukungan keluarga sangat berarti bagi pasien. Demensia Alzheimer saat ini menjadi salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia. Maka dari itu, semakin dini diperiksakan dan ditangani, maka  bisa memperlambat. Sehingga dapat beraktivitas, sehat dan tetap produktif. Demensia bisa terjadi kapanpun dan tidak kenal usia, bisa terjadi pada usia berpapun. Dari anak-anak sampai usia 50 keatas. Bisa terjadi karena kecelakaan lalu lintas, sakit tumor otak dll. Maka dari itu, ketika ada keluhan lebih baik langsung ke dokter agar penyakit segera ditangani.

Tujuan dari pengobatan pasien pikun sedari dini adalah untuk meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, membuat penderita dapat hidup semandiri mungkin dan data beraktiitas seperti sediakala. Beberapa penanganan meliputi, mengatasi penyebab pikun, memberikan obat-obatan, memberikan Terapi Stimulasi Kognitif dan memberikan Perawatan Paliatif. Merupakan keadaan yang sudah parah, misalnya sakit kanker stadium akhir dengan Demensia.

Tips MencegahPikun

Menurut dr. S.B Rianawati, SPS (K) berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah pikun.

1.       Menjaga kesehatan jantung

2.       Bergerak, berolahraga atau melakukan hal-hal yang membuat badan lebih produktif

3.      Mengkonsumsi sayur, buah dan makan makanan yang bergizi

4.       Harus membiasakan otak bekerja dengan baik

5.       Terbiasa melakukan kebiasaan yang positif

6.       Hindari berpikir cemas, stress.

7.       Hindari rokok, karena akan merusak dinding pembuluh darah

8.       Bersosialisasi

Aplikasi E-Memory Screening

Pada Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia, selain mendapat materi tentang Demensia Alzheimer dan bagaimana penanganannya. Saya dan peserta lain juga diperkenalkan dengan aplikasi deteksi dini Demensia Alzheimer bernama aplikasi E-Memory Screening (EMS). Aplikasi EMS dibuat oleh anak bangsa, dan pertangal 20 September 2020 sudah bisa di download di Playsore secara gratis bernama E-MS Sahabat. Aplikasi E-MS ini akan menilai kondisi memori seseorang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait Demensia Alzheimer yang mungkin dialami oleh pengguna aplikasi.

Aplikasi E-MS nantinya akan memberikan skor, diharapkan para pengguna juga harus teliti dalam mengisi berbagai pertanyaan yang tertera di layar. Setelah System scooring keluar, jika menunjukkan kondisi abnormal, maka aplikasi ini akan menyediakan fitur direktori rujukan terpercaya kepada dokter di sekitar lokasi kita.

Aplikasi yang sangat mudah digunakan, satu akun bisa mendeteksi banyak orang, user friendly. Selain itu, juga terdapat berbagai fasilitas, ada artikel, berbagai dokter beserta call center dan alamat sehingga kita dimudahkan untuk menghubungi dokter.

Tips Hidup dengan ODD (Orang Dengan Demensia)

Satu hal yang harus diterima oleh keluarga terdekat ODD adalah memahami. Terlebih saat ODD adalah orangtua kita, ketika menjadi orang lain, ketika kita tidak dapat mengubah keadaan misalnya saat mereka tidak lagi mengenal kita. Maka kita harus menerima kenyatan baru dengan hati tulus. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

-          Kita adalah pengganggu , yang bisa kita lakukan adalah sabar dan mengalah

-          Drama menjadi nyata, yang bisa kita lakukan adalah membantu menyelesaikan drama tersebut

-          Mudah berubah pikiran, yang bisa kita lakukan adalah jangan memaksa

-          Momen normal, yang bisa kita lakukan adalah kita harus masuk ke dunianya

Saat pandemi seperti ini, tentunya akan sedikit lebih ekstra dalam merawat ODD. Berikut hal-hal yang perlu  dilakukan :

-          Mencari informasi perawatan ODD di masa pandemi

-          Mencari bantuan pihak berkompeten, termasuk mengenai gejala dan tanda Covid-19 pada ODD

-          Membagi tugas dengan keluarga lain

-          Beri perhatian dan jangan lupa mohon maaf,dll

Menanamkan dalam hati bahwa merawat ODD dengan cinta dan dukungan. Jika itu sudah tertanam dalam hati, maka segala sesuatu bisa akan lebih baik. Karena yang diperlukan ODD dalah bentuk kasih sayang, merasa hidupnya aman dan nyaman.