Thursday, 7 September 2023

Achmad Irfandi, Peduli Anak Melalui Kampung Lali Gadget

Achmad Irfandi, Peduli Anak Melalui Kampung Lali Gadget. Bukan rahasia lagi jika saat ini keberadaan gadget sangat diminati banyak kalangan, menjadi barang wajib yang harus dimiliki setiap orang. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Gadget memiliki banyak sekali manfaat, mulai dari memudahkan kita dalam berkomunikasi hingga kita bisa mempelajari banyak hal melalui media modern tersebut. Tapi disisi lain, ada dampak negatif dari keberadan gadget terutama untuk perkembangan sosial anak-anak.

Jika bicara tentang gadget dan anak-anak, ingatan saya langsung tertuju waktu kami berkumpul keluarga besar saat Hari Raya Idul Fitri lalu. Lebaran merupakan momen indah, berkumpul dengan banyak saudara dan bisa seluasnya bercerita. Tapi saat berkumpul di satu ruangan, anak-anak lebih memilih untuk asik dengan gadget masing-masing. Iya, mulai dari anak TK hingga SMA mereka asik dengan gadget. Ada yang memperlihatakan wajah serius, ada yang santai, bahkan ada yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak sendiri. Mereka lupa bahwa disekitarnya ada banyak orang dewasa yang sedang mengobrol bahkan memberi pertanyaan tapi hanya dijwab singkat tanpa melihat orang yang bertanya.

Sedih ya rasanya…sebegitu besar dampak buruk gadget bagi anak-anak. Jiwa yang harusnya Bahagia dengan masa-masa bermainnya, tiba-tiba dihadapkan dengan satu alat yang membuat mereka menjadi pribadi yang penutup dan menyendiri. Tidak hanya itu saja, jika anak kecanduan gadget maka mereka juga akan mengalami ganguan fisik dan psikis. Seperti lupa waktu, lupa makan, istirahat sehingga berakibat ke kurangnya kualitas tidur dan mengantuk saat sekolah, akibatnya lagi prestasi akademik menurun. Keresahan-keresahan inilah yang tentu menjadi ganjalan bagi sebagian besar para orangtua di Indonesia khususnya.


Mengenal Achmad Irfandi, Peduli Anak Melalui Kampung Lali Gadget
Di saat gadget memiliki manfaat yang positif bagi kehidupan kita di era digital seperti saat ini, tapi di sisi lain ada anak-anak yang menjadi korban dari kecanggihan alat tersebut. Keresahan tentang dampak negatif dari penggunaan gadget bagi anak-anak ternyata dirasakan juga oleh Achmad Irfandi, pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Dimana anak-anak sekarang lebih memilih untuk bermain gadget daripada bermain dengan teman-teman mereka di luar rumah. Tidak hanya itu saja, mereka lebih memilih berkumpul di warung kopi yang sebagian besar sekarang memberikan fasilitas wifi gratis untuk berselancar di dunia maya.

“Saya dibantu teman saya Mas Miko. Kita undang komunitas-komunitas, kawan-kawan yang bergelut di dunia literasi dan sebagainya. Konsepnya sederhana sih, digital detoks. Yaitu mendetoksifikasi pengaruh internet itu. Karena selain positif, ternyata HP juga ada dampak negatif, adanya internet, sosial media, dan game online,” kata Irfan Ketua Yayasan KLG. (doc : suarasurabaya.net di Pendopo Yayasan KLG, Minggu 24/7/2022).

Dari keresahan inilah Achmad Irfandi berinisiasi mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget (KLG) yang berada di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Meskipun di lingkungan tempat ia tinggal tidak ada kasus serupa tapi ia menggerakkan program-program yang ia buat untuk mengantisipasi agar anak-anak terhindar dari hal-hal yang merugikan masa-masa golden age mereka, yaitu bermain.

Adapun fokus kegiatan dari program yang ada di Kampung Lali Gadget adalah untuk mengangkat permainan tradisional yang mana ternyata dampaknya cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget. Di lingkungan Kampung Lali Gadget banyak dipenuhi oleh berbagai pilihan permainan tradisional. Tapi, sebelum terkenal dan banyak diketahui orang seperti sekarang ini, ternyata Achmad Irfandi mengalami proses yang cukup panjang untuk memperkenalkan KLG kepada banyak kalangan, termasuk mencari biaya untuk mendirikan yayasan ini. Ia berharap, dengan adanya fasilitas pendidikan yang ada di KLG anak-anak bisa bermain secara gratis disini.


Tidak ada yang sia-sia dari sebuah perjuangan. Setelah mengalami berbagai kesulitan diawal, mulai dari mencari biaya sampai mengirim surat ke banyak sekolah. Akhirnya lambat laun, banyak anak-anak yang datang dan mulai tertarik dengan program dan kegiatan yang ada di Kampung Lali Gadget. Selain itu, sejak berdirinya Kampung Lali Gadget pada 1 April 2018 dan semakin banyak anak-anak yang tertarik maka Kampung Lali Gadget merekrut para pemuda Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo untuk bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping.

Aktivitas yang dilakukan di program Kampung Lali Gadget mengajarkan tentang edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa dan permainan tradisional. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Kampung Lali Gadget selain bermain permainan tradisional seperti engrang, dakon, yoyo, gasing, wayang, hingga diskusi dan pelatihan. Tidak hanya itu, aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak zaman sekarang yang belum pernah mereka rasakan khususnya bisa mereka nikmati dan rasakan pengalamannya disini. Seperti kegiatan menanan padi di sawah.

Dengan adanya Kampung Lali Gadget, selain bisa mengurangi anak-anak kecanduan bermain gadget. Program ini juga membantu mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal. Anak-anak lebih banyak tau berbagai permainan tradisional yang bisa mereka mainkan saat di rumah ataupun berkumpul dengan teman. Keren sekali ya idenya, inspiratif sekali, sederhana tapi dampaknya luar biasa ke lingkungan dan masyarakat sekitar, pantas saja mendapat Apresiasi SATU Indonesaia Awards tahun 2021.



Referensi :
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/kampung-lali-gadget-lestarikan-permainan-tradisional-untuk-anak/
https://mediaindonesia.com/weekend/522007/sehari-tanpa-ponsel-di-kampung-lali-gadget





28 comments:

  1. Bagus banget memang Kampung Lali Gadget ini, karena bisa menjadikan anak tidak kecanduan gadget lagi

    ReplyDelete
  2. Keren banget, Kak programnya. Semoga semakin meluas dan menyebar ya. Sukses selalu

    ReplyDelete
  3. Dengan keseruan yang ada pada program ini tentunya anak bisa lupa ya sama gadget

    ReplyDelete
  4. Mulai sekali hati Pak Irfandi ini kepada anak-anak agar tidak kecanduan gadget

    ReplyDelete
  5. Tapi memang benar nih, Kak anak sekarang kebanyakan bermain gadget dibandingkan dengan permainan seperti dulu

    ReplyDelete
  6. Salut banget sama Pak Achmad ini. Beliau bisa mendirikan sistem pendidikan yang menyenangkan untuk anak-anak supaya tidak kecanduan gadget. Kampung Lali Gadget ini mesti lebih disosialisasikan lebih lanjut supaya masyarakat jadi tahu dan bisa mendatanginya. Sudah 5 tahun lebih berarti ya kehadirannya. Permainan tradisional juga makin bisa dikenalkan kepada anak2 zaman now.

    ReplyDelete
  7. Sosok yg luarrrr biasa.
    inspiring banget ya
    anak muda kudu mencontoh sosok ini.

    ReplyDelete
  8. Masyallah, aku suka banget deh sama idenya kampung lali gadget, memang ya ini sulit dihindari ke anak-anak karena kita sebagai ortu contoh utama, lah kita kerjanya di gadget. Salah satu jalan ya dengan mengalihkannya di moment tertentu biar seimbang

    ReplyDelete
  9. Jadi ga cuma lali sama gadgetnya anak-anak juga teredukasi dengan budaya dan kearifan loka, keren sangat! Sungguh inspiratif sekali, sederhana tapi dampaknya luar biasa ke lingkungan dan masyarakat sekitarnya

    ReplyDelete
  10. Inisiatif yang dilakukan oleh Ahmad Irfandi ini menunjukkan perhatiannya yang tinggi ya terhadap masa depan anak anak. Kampung lali gadget ini adalah inovatif dan semoga semakin dikembangkan juga oleh yang lainnya :)

    ReplyDelete
  11. Pengin deh ksitu mba. Kampung Lali Gadget. Dan bisa dicontoh deh di komplek2 rumah gitu ya. Di sini belum ada euy.. anak2 harus ada batasan dalam bergadget ria kalau nggak bisa bablas, sereeeem..

    ReplyDelete
  12. Duh harus diperbanyak ini agar anak-anak bisa menemukan hal lain yang sama mengasyikan selain bermain gadget, apalagi sebenarnya banyak lho permainan seru yang tidak kalah dengan permainan di gadget, selain bisa nambah temen juga lebih sehat karena fisiknya bergerak.

    ReplyDelete
  13. tapi iya sih kebanyakan anak-anak era digital ini memang gak lepas dari gadget jadi jarang bermain di luar rumah, kayak anakku ini

    ReplyDelete
  14. Dulu waktu anak2 masih kecil dan aku support no gadget ke mereka, ada kegiatan sejenis kampung lali gadget ini di depok, dan anak2 aku ajak join di event mereka. seneng bgt lihat mrk main sama anak2 lain tanpa ingat gawai. sayangnya memang occasional sih, kegiatanya hanya event2 tertentu saja, klo smp bs permanen kayak kampung lali gadget ini menag keren banget sih

    ReplyDelete
  15. Salud dan 2 jempol untuk anak muda Achmad Irfandi yang peduli dengan anak-anak agar bisa lali pada gadget yang selama ini sulit lepas

    ReplyDelete
  16. Kampung Lali Gadget ini luar biasa sih. Menjadi solusi buat anak-anak yang udah kecanduan gadget, dan ingin beralih untuk berinteraksi sosial.

    Bisa dimulai nih sering main di Kampung Lali Gadget.

    ReplyDelete
  17. Sejak dulu, saya gak pernah melarang anak mengenal gadget. Karena memang udah eranya mereka. Yang saya lakukan adalah memberi berbagai aktivitas menyenangkan. Ternyata lebib efektif membuat anak lupa sama gadget. Karena kalau cuma dilarang, anak malah jadi uring-uringan. Salut sih sama sosok yang membuat kampung lali gadget. Semoga aja semua orang tua bisa menerapkan berbagai cara untuk membuat anak lupa dengan gadget.

    ReplyDelete
  18. Salut sama upaya mas Ahmad Irfandi ini
    Aku pernah ajak anakku main ke Kampung Lali gadget ini

    ReplyDelete
  19. Iya benar anak sekarang tuh akrab banget sama gadgetnya, contohnya kayak anakku dan teman-temannya deh. Walau lagi ketemua playdate saja mereka mabar. Tapi ini cara Irfan untuk mengajak anak-anak bermain bagus deh jadi mengenalkan mereka permainan yang menarik juga.

    ReplyDelete
  20. Rasanya bangga saya lahir di tahun 80-an sehingga bisa menikmati masa kecil dengan segala permainan tradisional. Lalu dewasa dampingi berbagai kecanggihan teknologi, dan kini saat tua ((tua)) bisa menikmati semuanya dengan bangga. Gak semua bisa menikmati semua masa-masa itu

    ReplyDelete
  21. Kampung Lali Gadget selain bikin anak lupa gawai, di sana juga bikin anak mengenal dan melestarikan permainan tradisional. Sangat bermanfaat banget kan di zaman sekarang

    ReplyDelete
  22. Boleh nih, dikampanyekan Lalu gadged di kampung kampung supaya semakin banyak anak anak yang Lalu gadget dan bermain sesuai usianya

    ReplyDelete
  23. Sepertinya anak-anak sekarang kurang tau tentang permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh generasi terdahulu. Miris memang ya, karena sudah asyik main gadget.
    Jadi berharap banget ada juga Kampung Lali Gadget di daerah yang lain. Supaya anak bisa lebih mengenal kearifan lokal dan tidak kecanduan gadget

    ReplyDelete
  24. Bermula dari sebuah keresahan dan menjadi sebuah inovasi yang menginspirasi.
    Keren banget langkah besar dari mas Achmad Irfandi bersama komunitas-komunitas yang mendukung untuk membentuk Kampung Lali Gadget. Seru banget kalau anak-anak menikmati beraktivitas dengan teman dan dengan alam.

    ReplyDelete
  25. Sampai luna maya dateng kesana ya, Mba.. Keren banget emang Kak Ahmad nih. Inovatif dan inspiratif buat terus jaga mainan anak2 biar lepas de gadget.

    ReplyDelete
  26. Luar biasa ya usaha Ahmad Irfandi ini. Bisa bikin Kampung Lali Gadget di tengah melajunya era digital yang notabene anak-anak juga masuk ke dalamnya. Perlu kita dukung bersama-sama biar semangatnya menyebar ke daerah-daerah lain.

    ReplyDelete
  27. Kampung Lali Gadget ini sungguh inspiratif lho. Ditengah gempuran internet, terpikirkan untuk membuat anak2 kampung bisa bermain tanpa pakai gawai. Keren sih

    ReplyDelete
  28. Inspiratif sekali Mas Achmad Irfandi. Semoga bisa dicontoh sama sosok-sosok lain di kota masing-masing, biar nggak jauh-jauh ke kampung lali gadgetnya. Aku mulai khawatir lihat ponakanku yang 3 tahun suka banget nonton Youtube. Hiks.

    ReplyDelete