Pengalaman Mengajar SMK. Satu hal yang saya syukuri sampai detik ini adalah bahwa saya pernah mengajar, iya jadi Guru BK (Bimbingan dan Konseling) tepatnya. Salah satunya adalah mengajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Setelah ujian skripsi (jurusan Psikologi di UIN Malang), saya diberi kesempatan mengajar di salah satu sekolah swasta di daerah Kedungkandang Malang selama satu tahun, lalu lanjut di SMP BSS (Brawijaya Smart School) milik Universitas Brawijaya. Sampai akhirnya saya pindah ke Batam dan disinilah pengalaman baru dimulai, dari mengajar PGTK, SMP, SMA dan SMK di salah satu Sekolah Bertaraf Internasional di daerah Nagoya Batam.
Saat di Jawa saya berhadapan dengan anak-anak SMP yang beranjak remaja, hampir setiap hari saya disibukkan dengan permasalah anak-anak pada umumnya. Mulai dari anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orangtua, hingga kasus bulliying. Sampai akhirnya saya berhadapan dengan anak-anak yang menginjak dewasa, iya..anak-anak SMA dan SMK. Fyi, disini saya dipanggil Hana, karena disini ternyata nama Iis ada beberapa ahahaha. Akhirnya guru-gurulah yang berinisiatif manggil seperti ini, beginilah kalau nama pasaran ya hehehe. Hari pertama dapat jadwal rasanya deg-degan sekali ahahaha. Hampir semua guru yang mengajar SMK khususnya selalu bilang ke saya seperti ini.
“Miss Hana, hati-hati ya sama
anak-anak SMK”
“Miss jangan kaget ya sama
anak-anak di kelas nanti”
“Miss Hana, kalau anak-anak rusuh..yang
sabar ya”
Tapi ada juga yang bilang seperti
ini…
“Miss Hana sudah ahli, jadi
santai aja Miss di kelas”
Ahahahaha….begitulah kira-kira
percakapan saya dengan guru-guru saat saya mampir di kantor. Tapi Alhamdulillah
hari pertama mengajar anak SMK aman dan terkendali. Sebenarnya sama saja
seperti mengajar anak SMP, bedanya kalau mengajar anak SMA dan SMK ini seperti
berhadapan dengan orang dewasa, ahahaha yaiyalah namanya juga menginjak dewasa.
Jadi, hampir setiap hari kerjaan saya adalah mencari materi ice breaking yang
menyenangkan untuk anak-anak SMA dan SMK. Minimal ketika masuk kelas hal
pertama yang saya lakukan adalah memberi mereka ice breaking, selain agar
anak-anak lebih semangat belajar materi Bimbingan dan Konseling juga bisa
menurunkan level grogi saya ahahaha. Alhamdulillah teratasi dengan baik..
Begitulah serba serbi mengajar anak SMK, soal materi aman yang selalu bikin deg-degan adalah saat masuk kelas. Hanya ada dua siswi perempuan terkadang kelas kosong, jadi harus keliling ruangan dulu mencari keberadaan mereka. Jadi, jurus satu-satunya untuk membuat mereka semangat, tidak ngantuk, tidak bosan, malas adalah memulainnya dengan memberikan permainan atau ice breaking. Main-main dulu, seseruan dulu baru pelan-pelan mulai belajar.
Kabar Baik, JNE Memberikan Donasi untuk SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran
Ngomongin soal SMK, kabar baik datang dari JNE, salah satu
jasa pengiriman barang yang terkenal dengan taglinenya yaitu “Connecting Happiness”, semangat mengantarkan kebahagiaan. Kali ini JNE memberikan
donasi beasiswa untuk SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran beberapa waktu yang lalu. Acara ini dilangsungkan dilangsungkan di Ballroom kantor JNE Jl. Tomang Raya 11, Jakarta Barat pada Selasa, 19 Juli 2022,
adik-adik dari SMK Bakti Karya Parigi melakukan office tour dan juga berkenalan dengan M.Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE, Doedi Hadji selaku Head of Marketing Communication JNE, Ayung Prasetyo selaku Human Capital Operation Division Head. Turut hadir pula Maman Suherman selaku pegiat literasi.
Fyi,
SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran merupakan sebuah yayasan pendidikan yang menyediakan beasiswa penuh bagi siswa/i dari seluruh penjuru nusantara, dengan latar belakang budaya yang beragam yang mewakili ke Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia.
Baca juga : Cerita Baik dan Kenangan Manis Bersama JNE Siak Riau
M. Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE, menyampaikan, “Dalam menjalankan bisnis, langkah JNE akan tetap memberikan kebahagiaan bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan semangat Connecting Happiness. JNE akan berkomitmen untuk terus memberikan manfaat yang seluas-luasnya dan sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan keunikan dan kekhasan siswa-siswi SMK Bakti Karya Parigi Pangandaran yang berasal dari berbagai suku dan daerah Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke”.
Ai Nurhidayat selaku pendiri SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran yang berdiri sejak 2016 lalu mengatakan, Tahun ini, siswa/i SMK Bakti Karya memasuki
angkatan ke 7 kelas multikultural yang berasal dari 7 kota, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Kupang, Ujungpandang, Palembang dan Pekanbaru. SBK merupakan sekolah multikultural yang membuka beasiswa bagi siswa yang ingin mengenyam pendidikan di sekolah ini."Kami membuka akses beasiswa penuh dengan melibatkan publik seluas-luasnya agar transparan diketahui segala proses belajar mengajar serta memberikan kesempatan kepada siswa bersekolah selama 3 tahun," ucapnya.
Dengan penyelenggaraan program ini, Ai berharap dapat menemukan pola pembelajaran kontekstual dan menghargai karakteristik budaya yang menempel pada masing-masing siswa dari beragam suku. 'Di sini, semua orang bukan semata-mata sekadar berburu ilmu atau nilai saja sekolah ini bukan tempat mencari penghidupan, lebih jauh dari itu, kami justru memperoleh bahagia di sini.
Kebutuhan yang paling kami cari adalah rasa damai, hidup rukun dan selaras dengan ruang hidup. Kami menemukannya di sini," tutur Ai.
Maman Suherman selaku pegiat literasi dengan sapaan akrabnya Kang Maman memberikan notulensi acara silaturahmi ini dengan menyampaikan beragam inspirasi, “Banyak cerita di antara yang sering dikirimi buku pelajaran atau buku rohani dari beragam suku yang ada di Indonesia untuk saling berbagi dengan yang berbeda suku dan agama. Bahwa di Indonesia ke-Bhineka Tunggal Ika-an itu sangat luar biasa, berbeda bahwa kita satu dengan keberagaman ini dan tidak Bhineka maka tidak Indonesia”.
Dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan setiap individu harus memiliki aksi empati,bagaimana perhatian orang lain untuk saling mendukung terhadap sesama yang membutuhkan seperti halnya yang dilakukan JNE kepada SMK Bakti Karya Parigi. Dan empati bukan hanya persoalan kita bersimpati kepada orang dan apa yang dirasakannya. Bahwa Empati itu adalah empat suku kata yang dibelakang nya, dan JNE dapat bertahan selama 32 tahun karena rajin silaturahmi, berbagi, memberi dan menyantuni, pungkasnya.
Sekali lagi, terima kasih untuk JNE yang selalu membuat
program-program yang sangat baik, mendukung terhadap mereka yang membutuhkan seperti donasi beasiswa untuk SMK Bakti Karya Parigi dan program lainnya yang tentunya bermanfaat untuk semua. Sukses
selalu untuk JNE..
pasti seru banget ya Mbak berhadapan dengan siswa-siswi SMA dan SMK.
ReplyDeletejadi ingat juga dulu waktu KKN dapatnya ngajar di SMA, seru, bikin dag dig dug hihihih.
salut banget dengan JNE yang selalu memberikan perhatian kepada semua, apalagi di bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak SMK ya. Jadi pilih SMK itu bukan yang terakhir dooong tapi harus bangga memilih SMK yang punya peluang besar di masa yang akan datang :)
Mengajar SMK pasti luar biasa rasanya karena setahuku materi langsung diberikan dan kebanyakan dari mereka praktik. Wah JNE juga memberikan donasi untuk SMK, program sosialnya luar biasa memang. Terima kasih informasinya!
ReplyDeleteSepupu saya lulusan SMK ternyata lolos juga masuk ke univ ternama Indonesia di Univ Airlangga. Andaikata deket rumah saya ada SMK bagus, mgkn bs kali Abang lanjut kesana
ReplyDeleteAdikku baru mulai mengajar anak SMK, Mbak. Mana STM kan, bukan yang SMEA. Tapi katanya melihat anak-anak yang polos gitu, katanya kasihan kalau dimarahin
ReplyDeleteKebayang serunya mengajar anak SMP dan SMA
ReplyDeletekalo SMP mereka ini remaja tanggung yang baru gede - pasti butuh sedikit tegas tapi seseruan
kalo SMA udah mau beranjak dewasa - jadi malah lebih senang jika diberi tanggung jawab - dianggap penting
SMK karakternya lebih kreatif ya mbak Hanna
Bu guru ... keren banget ini bisa menaklukkan anak remaja.
ReplyDeletekalo rumusku, anak-anak harus dikasih kerjaan. Kalo ga, mereka yang ngerjain kita karena cari perhatian. hahaha ...
Dirimu lak sabaaarrr bgt klo ngajar bocah2 kuwii mbaa
ReplyDeleteKarena fase abg/remaja tuh IMHO LEBIH CHALLENGING bgt...mendingan ngadepin balita atau anak SD dah
Masya Allah. Pengalaman Mbak Iis ngajar ternyata kaya sekali. Dari berbagai sekolah dan daerah, dan beragam tingkatan. Pasti indah untuk dikenang dengan segala suka dukanya ya mbak. Seru sih liatnya. Btw, salut ga abis-abis sama JNE. Kali ini mereka berdonasi untuk sekolah. Semoga bermanfaat besar bagi SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran. Tfs mbak.
ReplyDeleteAku inget ketika pertama kenalan di blog kayaknya dirimu lagi ngajar di Batam deh yaaah, aku masih nulis di detik hehe
ReplyDeleteKeren emang program2 JNE yang selalu menebar kebaikan yaah
saya juga pernah mbak jadi guru SMK selama 3 bulan, pas PPL hihihi seru yaa menghadapi anak anak remaja ini. Btw senang membaca kiprah JNE nih, sekarang merambah JNE goes to school yaa. keren deh
ReplyDeleteSaya juga pernah punya pengalaman mengajar anak SMK mbak, pulang-pulang suara serak hehehe....
ReplyDeleteSalut sama JNE yang memberikan beasiswa untuk anak-anak SMK Bakti Karya, semoga anak-anak itu makin semangat untuk menuntut ilmu
Ternyata Mba Hana ini dulunya kuliah di Psikologi ya. Saya ingetnya foto-foto makanan yang bagus tampilannya. Seneng ya punya pengalaman ngajar dari anak SD, SMP, juga SMK. Bagus juga programnya JNE yang kasih beasiswa ke SMK Bakti Karya di Pangandaran.
ReplyDeletewah ini aku jadi ingat masa-masa SMA yang kedatangan calon guru untuk mengajar kelas 3, mirip sekali dengan cerita ini. Masyaallah, semangat menjadi pengajar terus ya mba
ReplyDeletebenar - benar program yang banyak membawa manfaat dan berkah ya mba.. sukses selaluuu
ReplyDeleteSaya baru tahu Hanna dulunya guru. Pantesan Hanna ini kreatif, lha waktu jadi guru pasti tantangan mengajarnya lebih banyak...
ReplyDeleteLuar biasa pengalamannya. semoga berkah atas ilmu yang diajarkan
ReplyDeleteWah mengajar anak SMK emang penuh tantangan ya mbak
ReplyDeleteSeru ya mbak ngajar anak SMK? Kalau aku mentok ngajar anak SMA
Berasa bestfriend yaa, teh..
ReplyDeleteUda juara banget teh Iis ngajar anak SMK dan dengan adanya beasiswa dari JNE untuk SMK Bakti Karya Parigi, semoga anak-anak semakin semangat belajar dan berkarya.
Keren banget pengalaman Mbk Iis dari pernah ngajar anak SMK, sampai sekarang jadi food blogger, senang ya mendampingi anak-anak. Salut dengan JNE yang terus berinovasi dan berbagi.
ReplyDeleteNgomongin SMK jadi inget juga pengalamanku mbak di tahun 2000 ketika kuliah semester 3 ada yg nawari kerja sambilan ngajar komputer di STM semjnggu 36 jam.
ReplyDeleteDann seruuu ternyata murid cowok semua selisih umur murid sama guru cm bbrp tahun aja, krn butuh uang tambahan jadilah dijabanin jd guru jg masih kuliah reguler pula.
Muridku dulu jg banyak yg ga mampu rmh jauh2 di pelosok.
Alhamdulillah pengalamannya luar biasa ya mak.. Mengajar di SMK apalagi di daerah Batam ternyata tantangan tersendiri ya mak..Program JNE ini keren banget sih..semoga makin banyak sekolah yang terbantu dengan program ini
ReplyDeleteJadi guru BK pasti gak mudah ya, Mbak
ReplyDeleteAku dulu pernah kepikiran buat jadi BK biar terlihat keren, temen curhat anak sekolah. Nyatanya pasti lebih banyak drama, hahaha
Btw, beasiswa JNE ini semoga makin berkah dan nular ke sekolah lain juga ya
Waah mbak Hana ceritanya nostalgia ketika menjadi guru di SMK. Anak SMK belum tentu biang rusuh, soalnya anakku yang sulung lulusan SMK, dan aku tahu dia dan teman-temannya anak baik meski kalo ngumpul ya rame bercandaannya.
ReplyDeleteSelama puluhan tahun JNE udah komitmen selalu peduli dengan program CSR nya. Semoga anak-anak SMK Bakti Karya Parigi sukses dan mengikuti langkah JNE yang selalu peduli dalam langkah sosialnya
Semoga dengan support yang diberikan oleh JNE ini, makin menyemangati para siswa SMK untuk terus rajin belajar dan menjadi generasi penerus bangsa andalan kita semua.
ReplyDeleteWiihh ternyata pernah jadi guru BK, bisa dicurhati gak nih bu guruuu? hehe
ReplyDeleteEmang menantang yaa ngajar anak2, apalagi yang usia SMK, udah mau peralihan ke dunia dewasa, dengan problem yang lbh kompleks :D
Keren banget nih JNE ternyata juga memberikan perhatian ke bidan pendidikan yaa TFS
Mengajar anak fase SMK pastinya berbeda dengan anak fase SMP ya mak. Masing-masing pasti ada tantangannya. Sy juga punya pengalaman ngajar mentoring anak-anak SMK. Asyiknya sama mereka, pendekatannya lebih seperti sahabat.
ReplyDeleteKerenn..jadi guru BK itu emang bikin excited karena harus paham dgn karakter si anak
ReplyDeleteWah,seru ya ngajar anakj remaja, aku belum pengalaman, kalau anak TK, SD sampai SMP pernah jadi guru les mapel sama ngajar menulis fiksi. Btw itu JNE makin bersinergi kemana-mana ya, moga lancar
ReplyDelete