Dua mingguan sebelum puasa, saya dan kang mas dapat undangan pesta dari orangtua (teman sebelah kamar kos). Kebetulan jarak kos-kosan ke rumah teman tersebut lumayan jauh yaitu 1 jam perjalanan, padahal jalanan mulus nggak ada macet, itulah Riau. Sampai di tempat hajatan yang memang daerahnya sepi, gimana nggak sepi lha rumahnya di tengah hutan sawit jadi masuk gang kanan kiri sawit, baru deh pas masuk area rumah warga kelihatan ada sound system. Suasana masih lumaya sepi, hanya ada 1 tenda sedang ukuran 4x4, 1 tenda ukuran lebih kecil, 1 panggung kecil untuk show ibu-ibu yang ingin menyumbangkan suara emasnya. Masuk ke dalam rumah, suasana sudah sangat beda sekali, ramai ibu-ibu, adat melayu sangat kental sekali disini. Dari mulai ruang tamu sampai ruang keluarga dibalut dengan kain warna-warni yang sangat indah. Dulu, saya taunya hanya di tv tapi sekarang setiap ada hajatan mulai dari nikah sampai khitan (sunatan) rumah dihias sedemikian indahnya. Kebetulan setelah acara khotmil qur'an di lanjutkan dengan acara khitanan, jadi mungkin lebih meriah dan terasa sekali adatnya disini.
30 menit berlalu saya dan kang mas beserta tamu yang lain duduk manis di ruang tamu dan menikmati aneka hidangan tuan rumah, ada jenang, madu mongso, roti dan aqua gelas (yes,jenang, yes madu mongso...kangen kampung halaman terobati xixixi). Acara dimulai dengan diaraknya adik dan kakak oleh segerombolan saudara untuk menuju ke dalam rumah. Yang adik (lk)
memakai baju a la Timur Tengah dengan sorban dan membawa A-qur'an,
sedangkan kakaknya (pr) memakai gaun putih juga membawa Al-qur'an. Dua orang laki-laki membawa pohon-pohonan yang berisi hiasan telur dan nasi kuning yang sudah dihias sedemikian rupa. Sampai di dalam rumah, disambut oleh keluarga dan kerabat lalu duduk di bawah kursi yang sudah di sediakan.
Acara di mulai dengan lagu melayu, sebenarnya saya juga sedikit bingung, ibu-ibu ini nyanyi atau lagi mantun (pantun)???seperti biasa, kalimat demi kalimatnya sangat indah, pokoknya melayu bangetlah hehe. Setelah itu dzikir bersama-sama, dilanjutkan masing-masing adik dan kakak disuruh untuk membaca beberapa surat pendek di juz 30. Diakhiri dengan do'a yang dinyanyikan dengan logat dan gaya melayu, dibagian ini orangtua dan sanak saudara meluapkan kebahagiaannya dengan meneteskan air mata, bahkan sampai tersedu-sedu (mungkin terharu), kalimat yang saya tangkap dari ibu-ibu yang mendendangkan lagu tersebut bahwa betapa bahagianya orangtua ketika anak sudah bisa mengaji dan khatam Al-qur'an, Al-qur'an penolong hidup di akhirat kelak. Setelah do'a, dilajutkan dengan sowan atau minta do'a restu, berjalan menyalami para tetamu mulai dari orangtua, sanak saudara, tamu yang ada di ruang tamu sampai yang di dapur.
Acara selanjutnya, makan-makan hehehe. Atas nama pendatang, saya duduk diam saja sambil sesekali tersenyum ke arah tamu yang lain, sesekali tanpa sengaja mendengar mereka berbicara dengan bahasa melayu. Atas nama orang Jawa dan Indonesia, alias bisanya cuma bahasa jawa dan bahasa indonesia saja, jadi lumayan galau tingkat tinggi, ini ngomong apaan sih???hehehe. Ya, kalau mereka tertawa saya juga mendadak ikut ketawa ajalah, yang penting bahagia hahaha. Satu persatu hidangan diantar ke ruang tamu, ternyata makannya pergroup pemirsah hahaha. Kebetulan sisa saya berdua ya sudah, satu group cuma berdua, jadi mari kita babat habis hidangan satu baki/tempeh dengan riang dan gembira hahaha. Makanannya ada rendang daging, rendang ampela, ayam balado, dan acar kuning yang sudah di tempatkan di piring-pirng kecil (makannya saya menyebutnya porsi pergroup,soalnya pertempat hehehe). Nasinya pakai wadah wakul dari plastik, pokoknya jauh dari kesan glamor deh, sederhana, seru tapi mengena banget itu sesuatu bagi saya hehe. Duh, makanannya lezat banget, NO sendok dan garpu, pakai tangan lebih terasa di rumah sendiri, nggak malu nambah berkali-kali hahaha. Soalnya orang-orang pada semangat makannya jadi pada nambah, jadi latah deh ikut-ikutan haha, duh seru banget pokoknya.
Setelah perut kenyang mari kita pulang hehehe, satu jam setelah menikmati hidangan saatnya pamit pulang, kebetulan juga sudah dhuhur. Ohya, pas acara makan-makan saya dikasih cindramata berupa bungan cantik, penasaran akhirnya saya intip, gelas kaca yang isinya nasi kuning dari pulut, telur merah dan setangkai bunga yang dibungkus dengan plastik/kresek berwarna orange. Hihi, lucu banget ya...
Alhamdulillah wa syukrillah, saudara dan ilmu bertambah. Belum sampai situ, pas salaman pamit pulang orangtua teman menyuruh saya untuk menunggunya sebentar, beliau buru-buru lari ke belakang dan datang ke arah saya membawa plastik/kresek hitam. Baru sadar pas di dalam mobil, apa ya isinya kresek hitam tadi, pas saya buka isinya ada 3 plastik ukuran 1/2 kilo, masing-masing berisi nasi, ayam rendang dan mie bihun. Lagi-lagi mengena banget, beda banget sama di Jawa atau di Batam. Kalau di Batam menggunakan kotak makanan, di Jawa juga sudah menggunakan kotak, bungkus nasi cokelat, minimal daun pisang, tapi disini menggunakan plastik/kresek. Saya ngerasanya indah banget gitu, apa ya....nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, pokoknya pengalaman yang berhargalah bisa menikmati momen seperti ini hehe. Seru dan sesuatu pokoknya.
Ada yang punya cerita sama...???ayo dong cerita...^^
Selamat berpuasa, selamat mencoblos, mari kita selipkan do'a untuk Indonesia yang lebih baik aamiin...
***
9 juli 2014
hana_tia@yahoo.com
aku pernah ngerasa juga betapa di daerah itu semangat berbagi masih kental, waktu aku ptt di puskesmas di daerah terpencil Gorontalo...
ReplyDeleteseneng banget deh, sering diajak makan2, padahal sederhana.. tapi seneng yaa miss Hanna..
Di Gorontalo juga dihias seperti itu, mirip loh warna-warnanya. Iya kan mbak Thia?? hihi cari temen :p
DeleteHihi..seru bgt ya mak.di daerahku ga ada tuh anak tamat quran dirayain :( klo sunat iya
ReplyDeletewah ... kya acara sebelum pernikahan di sulawesi .. :)
ReplyDeleteRame beneer hiasannya. Seneng kayaknya jadi pengantin melayu
ReplyDeletekalau disini jarang2 ada acara seprti itu miss
ReplyDeletekeren acaranya,,btw disana rajin banget gelar acara yg bernuansa agama ya mbak,,,
ReplyDeleteserius mbak? 'mantennya' duduk di bawah kursi? mmg gitu kah adatnya?
ReplyDeleteseruuu bingiits mak...so colorful yaaaa :p..seneng liatnya..
ReplyDeletememang budaya negeri kita tuh yahud banget ya, setiap daerah punya ciri khasnya
ReplyDeleteternyata seru juga perhelatannya ya mak..adat daerah bikin kaya khasanah budaya bgs kita :)
ReplyDeleteTradisi Pokok Telok ini juga ada di Pontianak :)))
ReplyDeleteMungkin sama sama dari rumpun Melayu
acara budaya/tradisi kaya begini memang sangat seru terlebih ada kudapan khas daerah tsb
ReplyDeleteJadi kangen dusun nenekku baca ceritamu. Disana kalo ada kenduri ramenya seperti itu dan makannya pake tangan dan pada semangat 2 makannya... seruuu... dusun nenekku di sumatra selatan sana
ReplyDeleteTak ngomenin domain wae, yes.
ReplyDeleteSelamat atas domain barunya ya, Ka. Hahah
Khotmil Quran dirayakan juga ya? meriah pastinya ya..
ReplyDeleteSaat putri sulung khatam AL-quran cuma dibikinin nasi kuning dan dibagikan sebagai tanda syukur. Nah ini lbh unik dan meriah lg ya mak...:)
ReplyDelete