Siak
Bismillahirrahmaanirrahim...Man jadda wajada, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka mendapatlah ia (mahfudzot). Sebelum quote ini terkenal, mungkin kurleb 4 tahunanlah ya *kalau nggak salah ya benar xixi tapi mohon dikoreksi*, saya sudah mengenalnya sejak tahun 1997 saat masuk penjara suci hehe. Di sekolah mayoritas pelajaran ma'had (pondok) dan salah satunya mahfudzot atau bisa dibilang seperti quote. Nah, mahfudzot pertama kali yang harus saya dan teman-teman hafalkan itu man jadda wajada.
Jadi ingat tahun lalu, saat saya menjadi guru BK ada satu siswa ABK "anak berkebutuhan khusus" yang aktif sekali, suka mencium, suka berulah, dan suka mengganggu teman-teman kelasnya. Sebut saja Tio, siswa kelas 1 SD yang belum bisa apa-apa. Disaat teman-temannya sudah bisa berhitung, menulis dan membaca dengan lancar, Tio masih jauh tertinggal tapi dalam komunikasi ia sangat lancar sekali. Termasuk menggunakan bahasa ingris, karena kebetulan hari-hari di kelas menggunakan bahasa inggris. Sampai pada akhirnya Tio sering berulah di kelas, aktif, sampai-sampai wali kelasnya angkat tangan. Akhirnya dibawa ke klinik, sampai di klinik pun suster merasa kewalahan karena komunikasinya juga sangat kasar. Sempat saya berpikir, daripada Tio di klinik diam saja, suster juga sudah geram dan capek, akhirnya saya ambil alih. Dengan komunikasi yang pelan saya mengajaknya untuk belajar, mulai dari menulis, berhitung, menempel gambar, dll. Tidak gampang mengajar anak ABK, harus ekstra sabar dan mempunyai banyak ide dan cara bagaimana agar anak bisa fokus dan konsentrasi dengan baik.
Saat wali kelas sudah lelah, saat kepala koordinator SD sudah tidak peduli, saat suster sudah mengeluh, saya mencoba mengajari Tio berhitung dengan cara menulis di papan tulis, kebetulan Tio anaknya sangat pemalas *efek dimanja*, jadi cara apapun saya coba termasuk memberi jeda dengan ice breaking. Bermain tepuk tangan, untuk melatih daya konsentrasi dan membangkitkan mood anak, alhamdulillah berhasil dan Tio sangat senang dan bergairah. Tio mulai bisa berhitung dan pelan-pelan bisa membaca meskipun saya yakin 5 menit kedepan ia akan lupa, dan ketika ditanya lagi ia akan bingung dan tersenyum sambil bilang "miss Hannaaaa.....". Tapi saya percaya, tidak ada yang sia-sia dari proses belajar yang sungguh-sungguh. Suatu saat saya yakin samar-samar ia akan mengingat semua, "tiga ditambah dua..tiga dikepala, dua ditangan..." lalu tangan kanannya nunjuk kepala dan matanya berputar-putar, lalu ia menjawab "tiga,tiga,tiga,empat,lima". Apalagi yang saya minta, tidak muluk-muluk, segenggam do'a untuk Tio, semoga kelak menjadi anak yang pintar dan bisa membanggakan orangtua amin.
Tulisan Tio yang sempat saya abadikan ^^
Kalau mood belajar Tio sudah melemah dan capek, saya suruh nempel dan gunting, melatih motorik ^^
***
Siak,23/1/2014
@hmzwan
Oh, berarti emang quote ini diajarkan di pondok-pondok pesantren ya Mbak, bukan hanya di pondok Ponorogo itu..
ReplyDeleteAndai 4 tahun lalu Mbak nulis novel seperti Negeri 5 Menara dengan mengangkat quote ini, pasti beda lagi ceritanya :D
hehehe saya kan di pondok ponorogo mbk yun ^^,andai saja mbk hehehehe...
Deletekisah yg menarik mak,,skrg msh ngajar Tio mak? bgaimana kalo Tio ngga ketemu mak Hanna,,apa msh ada yg sabar dn sungguh2 mengajarinya?
ReplyDeleteNggak mak,udah resign...semoga ada guru yg lebih baik yang membinmbing tio mbk ^^
DeleteAamiin semoga tio bisa menjadi anak yang membanggakan kedua oratunya ya mak... aamiin
ReplyDeleteaminnnn....makasih ya mak^^
Deletemembayangkan betapa susahnya pekerjaan anda, kalau saya mungkin sudah menyerah
ReplyDeletehehehehe....jangan dibayangin mas dikerjakan :D
DeleteButuh kesabaran extra ya mak membimbing siswa ABK, semoga mak hanna diberi kemudahan mengajarinya, dan tio diberi pemahaman.....amiiin..
ReplyDeleteaminnn..iyha mak,bener2 harus sabar hehe...sekarang saya libur ngajar,kan pindah ke Siak hehehe
DeleteSaya sering sedih kalau baca tentang cerita anak yang berkebutuhan khusus. Semoga bisa diberikan kemudahan untuk melaksanakan tugas mulia mengajari Tio ya, bu :)
ReplyDeleteIyha mbk,kadang kita ngak tahu klo dibalik itu ada sesuatu yg istimewa..aminnn,makasih ya el ^^
DeleteTapi tio beruntung ketemu mak Hanna kembaranku yang sabar dan baik hati juga rajin menabung :D
ReplyDeletewahahaahahaha..nabung di pasar tiap hari nih :D
DeleteSalam kenal ya mbak. :) sama-sama guru ABK ternyata...
ReplyDeleteMembimbing ABK itu ibarat perjuangan menemani setiap gerakan dan harapan anak-anak istimewa.
saya pernah ngasih les anak yang abk, duh karena saya basicnya kurang, saya harus menguatkan hati buat belajar bersabar. Salut buat teman-teman seperti mak Hana :)
ReplyDeleteLuar biasa Mbak Hana ini :)
ReplyDeletemenyentuh sekali kisahnya. :')
ReplyDeleteternyata ... bisa belajar banyak hal juga ya dari murid, terutama ttg semangat =)
ReplyDelete