Jejeran tahun berlalu begitu saja, seperti angin yang terus menggelayut tanpa henti seperti musim hujan kali ini. Adakalanya mendung menepi diujung hari, tapi banyak juga bongkahan yang perlahan jatuh tanpa henti. Sampai-sampa kita lupa bahwa kita pernah jatuh dan terhempas tanpa tahu tempat mana yang akan menjadi persinggahan selanjutnya.
Terkadang ego lebih tajam daripada apapun, entah dari mana muasalnya akupun tak tahu. Mendadak jari jemari lunglai, tidak lama hanya butuh waktu untuk kembali seperti semula. Tersenyum tanpa beban, tertawa lepas tanpa ada sekat, tapi mungkin tahun ini sudah berganti, mungkin saja. Tak ada lagi pipi merona seperti saat sepasang muda mudi jatuh hati.
Bagiku, cukup kau ada.
Jika saja sesuatu hadir di sini, ya dihatimu. Mungkin sajak-sajak ini takkan ada, senyum pahit takkan hadir, dan butir-butir sinis takkan merajai.
Kelak, ya kelak kau akan tahu bahwa ada yang lebih perih dibandingkan dengan hujan musim ini. Jika saja kau ingat, jika saja...aku yakin kau takkan sekalipun ingat, aku tahu. Ada hati yang tersingkir, ada senyum yang mendadak lesu, ada biru yang mendadak abu-abu. Bukan senyumku, bukan ketulusanku, tapi dia...hatiku. Tapi kau takkan tahu, karena sengaja aku menyembunyikannya darimu. Aku takut, hatimu tergores tapi lagi-lagi egoku menarikku.
Kau, air yang mengalir di sepanjang sungai.
Langit sendu, pada siapa lagi ku mengadu?
***
Siak,24/1/2014
@hmzwan
Agak sulit untuk menterjemahkan artikel atau Puisi kah ini. Namun saya coba menafsirkannya dalam pemahaman saya yang sederhana saja
ReplyDeletedi sinilah letak keistimewaannya, Pak, membuat saya ingin terus membaca dan membaca, hingga tahu apa dan kemana tujuannya.
Deletemenyapa Miss Hana setelah libur ngeblog satu minggu :) Apa kabar Miss?
ReplyDeleteKayaknya sedih banget ya situasinya :p
ReplyDeletemusim ujan emang bikin orang jd galau yak hahahaaaa
ReplyDeletekata2 yang indah..on friday... :)
ReplyDeleteCukup bagiku, kau ada di sini dan terbaca. :)
ReplyDeleteso suwiit :D
DeleteBerusaha mencerna... ah, saya ga jago soal puisi, tapi saya suka :)
ReplyDeleteaneh ya...sukta tapi g jago mencerna...hehe :D
DeleteBagiku cukup kau ada, kata-katanya terdengar begitu manis sehingga mampu menyembunyikan rasa sedih dibaliknya
ReplyDeleteada senyum yang mendadak lesu, ada biru yang mendadak abu-abu (padahal biru warna kesukaanku loh , masa dijadiin abu-abu?)
gak terlalu faham, tapi rasa rasanya beraroma galau ka --"
ReplyDeletememang aroma galau itu gimana mbak ran ? :D
Deletebagiku, cukup koment aja... :D pizz
ReplyDeleteSweet :)
ReplyDeleteini maksudnya apaaa yaaa? ..belom mudeng nih sayah. heheehe.. :D
ReplyDelete*garuk2 botol*