”What kind of book do you take?”
”Science..” jawab endi dengan suara
tegas
Setelah mengambil buku,lagi-lagi
menggodanya
”endi..”
”What..??” dengan spontan
”Thank you..”
”You’re welcome..” tegas, fasih,
berjalan menunduk dengan gayanya yang…..emmm,
****
Belum genap satu
minggu, entah kebahagiaan itu hinggap di benak saya. Hari senin saya dikagetkan
dengan anak khusus saya yang kedua kalinya ia menjadi pemimpin upacara pada
apel upacara hari senin, dari jauh kami para guru dan staf berdiri tepat di
sebelah kanannya yaitu depan anak-anak dan kami menghadap pemimpin upacara.
Panggil saja endi (kls 8b), saya melihatnya dari jauh, jalan tegas, tegap dan
tertata khas endi, tatapan ke depan, suara yang lantang dan aku suka dengan
suaranya saat memimpin upacara. Bisa dibayangkan, ia berdiri di tengah
lapangan, menjadi pemimpin upacara selama + 1 jam, dan ia berhasil. Endi
adalah salah satu dari sekian murid saya yang termasuk golongan khusus, tapi
sejauh ini perkembangan akademiknya sangat bagus. Berbicaranya masih
terbata-bata tapi sekali berbicara tegas dan mantab, yang membuat saya senang
yaitu saat ia kami ajak berbicara dalam bahasa inggris, ia menjawab dengan
fasih dengan logat englishnya yang….heummm,excellent!!!! Kadang saya dan teman
sengaja menyetop endi saat ia melewati ruang BK tempat saya bekerja, dan dengan
sengaja kami mengajaknya berbicara dengan bahasa inggris…dengan lancar, fasih
dan benar ia menjawab pertanyaan kami. Dan saya senang….apalagi ketika saya
dikejutkan dengan kali keduanya ia menjadi pemimpin upacara, saya bangga nak…
Namanya anta (kls
7a), tak jauh beda dengan endi. Anta siswa baru yang masih 1 semester ini
belajar di SMP tempat saya mengajar. Tinggi dan berkacamata, itu khas anta,
yaaa samalah tingginya dengan endi dan dua-duanya memakai kacamata tebal. Awal
masuk anta sering memukul dan melempar batu kepada teman-temannya dan anak SD.
Kebetulan SD dgn SMP masih satu lokasi, anta sering di ejek dan dipanggil “anak
autis” oleh anak-anak SD, ia tidak terima dengan julukan itu akhirnya ia
mengejar anak-anak itu, kadang langsung melempar batu dan memukul anak-anak
tersebut. Setelah beberapa kali saya memberikan pengertian kepada anta,
syukurlah sekarang perilaku yang buruk itu sudah hilang. Bahkan kebiasaannya
yang suka memeluk teman-teman baik perempuan maupun laki-laki juga sudah
hilang, syukurlah….
Hari ini, jam terakhir saya mengajar di
kelas anta. Saat saya memberi salam, ia sibuk melihat sesuatu yang menurutnya
menarik, ya memang begitulah anak khusus yang satu ini lebih sering tertarik
dengan hal yang menurutnya aneh dan menarik tentunya. Akhirnya saya menyuruh
anta maju ke depan dan saya minta ia memberi salam kepada teman-temannya,
memang ia belum fasih sepenuhnya mengucapkan “Assalamualykum warahmatullahi
wabarakatuh”, hanya depannya saja dan terakhirnya hanya imik-imik saja tanpa
suara dan kadang ngawur dan tentunya dengan banyak gerakan. Beberapa kali saya
menyuruhnya untuk mengucapkan salam hingga sempurna tapi belum juga bisa dan
berhasil, dan hari ini ia bisa mengucapkan kalimat tersebut, tanpa saya suruh
teman-teman satu kelas bertepuk tangan dan saya bahagia…terima kasih..!!!!
*****
Membina, belajar dan berbagi dengan
anak-anak berkebutuhan khusus memang menjadi tantangan yang luar biasa bagi
saya…..terima kasih atas kesempatan langka ini.
#(repost dari catatan seorang guru BK)