Padang,28 november 2012
Dari belakang jendela
tempat aku bekerja,sepertinya udara diluar cukup segar untuk dihirup. Tidak
seperti ditempat aku duduk sekarang,heumh cukup dingin karena pendingin itu
tepat berada diatas saya. Aku feym kinanti, teman-teman kantor memanggilku
feym. Aku bekerja di sebuah perusahaan besar yang berkecimpung didunia
advertising,dan aku sangat menikmatinya. Karena gaji besar,ya pastinya tapi
bukan karena itu semata. Sekitar tiga tahun yang lalu aku hampir dibuat gila
dan stress tingkat tinggi dengan pekerjaanku ini,aku tidak tahu sama sekali
tentang dunia ini. Hingga akhirnya ada satu orang yang dengan tulus membantuku
sampai aku bisa duduk diposisi saat ini,dia arya.
Sewaktu aku duduk
dibangku SMA kelas XII,saat itulah aku pertama kali merasa nyaman dengan
datangnya seorang guru baru yang entah mengapa saya sering dipanggil oleh guru
tersebut,dia bu padmi. Mulai saat itulah selama 17 tahun, baru kali ini saya
menemukan orang tua saya yang hilang sejak saya lahir yaitu pelukan bu padmi.
Bagaimana tidak,sejak kecil saya hidup dengan sopir. Ibu saya seorang dokter
kecantikan yang memiliki cabang di kota-kota besar yang ada di
Indonesia,sedangkan ayah adalah seorang pelaut. Setiap enam bulan sekali dia
pulang. Untuk memelukku, itupun tidak sempat karena terlalu disibukkan dengan gadget yang ada ditangannya. Sedangkan
mama, berangkat tak diantar pulangpun tak dijemput. Sesekali saya kirim bbm tapi tidak dibalas,itupun karena
disuruh oleh bu padmi. Tidak hanya sekali tapi berkali-kali sampai tangan ini
rasannya seperti ingin aku penggal karena ulah bu padmi yang menyuruh saya
untuk mengirim bbm ke ibuku,aku muak.
Kata bu padmi aku
harus sabar,sampai saat ini aku duduk di kursi yang diidam-idamkan oleh seluruh
karyawan ibu dan ayahkupun tidak tahu. Biarlah,karena mereka terlalu memuakkan
untuk aku pikirkan. Setelah bu padmi,datanglah arya. From the bootom of my heart,thank you so much… Dialah pelipur
laraku, belahan jiwaku. Ah,terlalu berlebihan jika aku menyebutnya sebagai
belahan jiwaku. Ya seperti manusialah yang terkadang menginginkan datangnya
musim hujan tapi disaat musim hujan datang berteriaklah mengiginkan musim
kemarau, parah.
Sepertinya
hidupku biasa saja,tidak ada yang special.
Meski arya ada disampingku disaat matahari terbenam hingga matahari terbit,aku
nyaman dengan kadaaanku saat ini. Bagaimana tidak,mungkin ini sudah suratan
takdir yang membawaku sama seperti ibuku dulu. Berkeliling kota ditemani pujaan
hatinya, dan saat ini ia berada disampingku. Ya,dia arya…aryadewi.
Kata orang dunia ini panggung sandiwara. Peran
manalagi yang harus saya mainkan?
(Granito Ibrahim)
Hm
Zwan,30 november 2012