Tuesday, 6 December 2011
Kekerasan Pada Anak (Catatan lama)
“Saya disini hanya sebagai saksi dari teman saya yang mengalami kekerasan, waktu itu teman saya tidak mengerjakan tugas. Kemudian guru kami sangat marah sekali dan guru itu memukul teman saya dengan penggaris besar dan kemudian dia mendorong kepala teman saya dengan keras..”(Erry, siswa SMK)
Sebulan yang lalu salah satu murid saya kelas 8a yang bernama Farhan tiba-tiba memberikan satu buku dengan cuma-cuma kepada saya. Buku yang berisi + dari 100 halaman tersebut berjudul “Peta Kekerasan Terhadap Anak” yang disusun oleh Tim DPA Kota Malang yang terdiri dari siswa/siswi dari SMP maupun SMA di kota Malang. Buku ini berisi tentang gambaran yang jelas mengenai kekerasan anak di kota Malang yang dilatar belakangi oleh adanya pemetaan kekerasan terhadap anak di sekolah dan dijalanan. Dimana pemetaan ini menggunakan sample anak SD, SMP, SMA dan anak-anak jalanan, dengan menyertakan beberapa ungkapan dan dokumen dari para korban kekerasan
Berbicara tentang kekerasan, dalam kamus bahasa Indonesia kekerasan berarti 1. perihal (yang bersifat, berciri) keras, 2. perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kekerasan fisik atau barang orang lain, 3. paksaan. Jelas sudah bahwa arti dari kekerasan itu sendiri adalah perilaku atau perbuatan yang menyebabkan seseorang terluka, cedera, atau bisa sampai meninggal dunia. Sedangkan kekerasan terhadap adak adalah suatu tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan secara fisik, psikis maupun seksual yang dapat menimbulkan trauma baik fisik maupun psikis serta melanggar hukum dan undang-undang.
Adapun kekerasan itu dibagi menjadi 3 yaitu kekerasan fisik, dimana kekerasan fisik merupakan bentuk kekerasan yang paling sering dialami oleh sebagian masyarakat kita. Kekerasan fisik tidak hanya menyebabkan sakit atau luka tapi berdampak pada gangguan mental korban kekerasan. Bentuk daripada kekerasan fisik diantaranya yaitu dipukul, dicubit, ditendang dll. Kekerasan psikis atau mental, kekerasan psikis berdampak lebih parah daripada kekerasan fisik. Karena korban akan mengalami trauma dan gangguan psikologis. Bentuk daripada kekerasan psikis yaitu diejek, dikucilkanm difitnah, didiskriminasi (dibeda-bedakan) dll. Dan Kekerasan seksual, merupakan bentuk kekerasan yang juga menyisakan dampak paling buruk bagi korbannya. Dan mayoritas korbannya adalah perempuan, namun tidak juga berarti bahwa anak laki-laki tidak berpotensi mendapatkan tindak kekerasan seksual. Bentuk daripada kekerasan seksual adalah diintip, dibuka roknya, memegang bagian pribadi/bagian sensitive, menarik kerudung, dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dll.
Dalam proses terjadinya tindak kekerasan, para pelaku dan juga korban tidak akan melakukan hal tersebut dengan secara ketidaksengajaan. Tentunya ada faktor atau penyebab yang mempengaruhi para pelaku hingga mereka melakukan kekerasan terhadap anak.
Lingkungan Sekolah
(Pelaku guru dan teman)
..Tidak mengerjakan PR
..Melanggar peraturan
..Bercanda yang berlebihan
..Rasa iri hati
Lingkungan Rumah
(Pelaku, orang tua, ayah, ibu, kakak, atau saudara kandung)
..Korban nakal
..Ditekan oleh orang tua
..Kurang kasih saying orang tua
..Tidak mau membantu orang tua
Lingkungan Masyarakat
(Pelaku teman, masyarakat, orang kampong, pemabuk, pengamen dll)
..Usil, jahil
..Pergaulan yang salah
..Melanggar peraturan yang berlaku di masyarakat
..Korban memakai perhiasan yang mencolok
..Korban mengundang nafsu birahi, missal: menggunakan pakaian minim
Kejadian seperti ini sudah sering terjadi pada saat ini dilingkungan kita berada. Baik itu KDRT maupun kekerasan di sekolah, rumah, dan masyarakat. Jika ada seorang anak mengalami hal tersebut sebaiknya langkah yang kita berikan yaitu menjauhkannya dari pelaku dan mencari solusi yang tepat dan terbaik bagi korban dan pelaku. Apakah akan diselesaikan secara baik-baik, kekeluargaan atau secara hukum. Karena kekerasan itu sendiri bukanlah pendidikan, mengingat trauma dan dampak dari apa yang dialami oleh korban bisa sangat merugikan korban sendiri maupun orang lain.
Alhamdulillah ketemu juga ini buku, sempat saya cari-cari ternyata sudah tertata rapi dibarisan tatanan buku di lemari belajar. Semoga dengan sedikit ulasan tentang kekerasan pada anak ini bisa menambah pengetahuan khusunya buat saya pribadi dan teman-teman yang membaca. Terima kasih, semoga bermanfaat.
&&&&&&&&&&&&&&&&
Malang, 28 April 2011
…Thank’s to my student M. Farhan, I know u’re really smart student…Study hard, keep spirit. Terima kasih bukunya :)
…M. Farhan, student of Brawijaya Smart School Malang / Anggota DPA Kota Malang
mudah2an anak2ku terjauh dari ini
ReplyDeleteinfonya bermanfaat mbak..
ReplyDeleteterharu ada seorang anak yg berinisiatif seperti itu..:)
--mbak lidya...aminnnn
ReplyDelete--ketty husnia...terima ksih,iyha.muridku yang berprestasi mbak ^_^
ya ampuuun...
ReplyDeletegak ngerti harus bilang apa
aku jadi inget Dija
Assalamualaikum...
ReplyDeleteDija jalan jalan ya Tante
--Elsa...begitulah mbak realita di masyarakt kita, dija???siapa mbak??
ReplyDelete--Baby dija...waalaykumalam..owh ini to dija???hihihi