Saturday, 9 April 2011
Exhibionisme Pada Anak
Hari ini saya dikagetkan dengan cerita siswa SMP kelas VII tentang aksi anak SD kelas III yang sering mempertontonkan alat kelaminnya secara tiba-tiba baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Rico (nama samara pelaku) sering melakukan aksi seperti itu saat jam istirahat atau ketika tidak ada guru. Kadang juga di depan beberapa anak perempuan saja, tapi seringkali ia melakukan aksinya saat anak-anak berada di kelas. Bukan hanya memelorotkan celananya saja melainkan dengan memainkan alat kelaminnya sambil tertawa. Bukan hanya satu atau dua kali tapi hampir setiap hari ia melakukan hal seperti itu.
Kasus semacam ini banyak saya dengar dari penuturan teman-teman saat masih duduk dibangku perkuliahan dan sampai saat inipun masih banyak pelaku yang sengaja mempertontonkan alat kelaminnya yang berkeliaran di jalanan. Seringkali lingkungan kita khusunya msyarakat luas menilai jika perilaku sex yang dilakukan oleh seseorang tidak sesuai dengan norma dan nilai, maka itu bisa dikatakan dengan penyimpangan atau gangguan seksual. Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya pelaku menikmati organ sexnya dengan tidak wajar. Dan salah satunya adalah contoh kasus diatas, dimana seseorang dengan tidak mengurangi rasa malu mempertontonkan alat kelaminnya ke orang lain. Dan inilah salah satu jenis penyimpangan seksual yaitu Ekshibisionisme / Ekshibisionis, yaitu dorongan untuk mendapatkan stimulus dan kepuasaan seksual dengan memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang yang tak dikenal. Penderita eksbionisme sering di derita oleh kaum pria dan korbannya yaitu wanita baik anak maupun dewasa.
Lalu, dimanakah letak kepuasannya..?? Penderita akan mengalami kepuasan tersendiri jika korban terkejut, jijik, lari, menjerit dan ketakutan. Jika sudah seperti itu penderita akan mengalami rangsangan dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi. Tapi jika korban hanya diam dan tertawa melihat ulah pelaku / penderita maka penderita akan mengalami kekecewaan dan ia akan merasa sangat malu.
Penyebab ekshibionisme ini bersifat psikologis atau kejiwaan, diantaranya yaitu:
..Pengalaman sewaktu kecil
..Hubungan yang buruk dengan pasangan hidup
..Meniru
..Lingkungan
..Pergaulan
..Faktor genetik dll
Kasus diatas merupakan aksi dimana pelakunya adalah anak-anak. Jika tidak segera diatasi maka akan bertahan hingga ia remaja bahkan bisa sampai pada usia dewasa. Penyebabya bisa dari perilaku imitasi atau meniru, dimana kemungkinan ia pernah melihat orang melakukan hal seperti itu di tempat umum sehingga ia penasaran dan akhirnya mencoba melakukan hal serupa. Jika sudah seperti ini, beri anak pengertian tentang pendidikan seksual dini, baik buruknya suatu perilaku itu seperti apa, dan jangan lupa perhatian dan kasih sayang itu nomor satu. Sehingga anak akan merasa di”rangkul” oleh orang tuanya…
Sekian dulu hasil belajar dan analisa untuk hari ini, salam sejahtera untuk para orang tua yang sudah berjuang untuk menjadikan anak-anaknya menjadi generasi penerus yang hebat tentunya….
******************
Malang, 3 Maret 2011
…Recall mata kulia psikologi Abnormal semasa kuliah hehehe
No comments:
Post a Comment